nusabali

ICCN Siap Gelar International Bali Metaverse dan NFT Week, Kawinkan Nature, Culture, dan Future

  • www.nusabali.com-iccn-siap-gelar-international-bali-metaverse-dan-nft-week-kawinkan-nature-culture-dan-future

AMLAPURA, NusaBali.com - Indonesia Creative Cities Network (ICCN) atau Jejaring Kota/Kabupaten Kreatif Indonesia berkolaborasi dengan Bali Initiative Hub (BITHUB), Samsara Living Museum dan Meta Forest Society menginisasi kegiatan International Bali Metaverse dan NFT Week yang rencananya akan diselenggarakan Mei 2022 mendatang.

Event ini akan menjadi semacam ajang yang mempertemukan para pegiat, kreator, komunitas, pelaku bisnis di Metaverse dan NFT dan stakeholder terkait lainnya.

Direktur Pemasaran ICCN Ida Bagus Agung Gunarthawa menjelaskan ICCN punya tiga misi khusus terkait keberadaan perkembangan teknologi Web 3 di mana dua fundamental atau komponen utamanya seperti NonFungible Token (NFT) dan Metaverse yang semakin populer di Indonesia

Pertama, diharapkan ICCN dapat hadir sebagai Launchpad hingga Talent Management.  “ICCN sebagai jejaring lebih dari 210 kota/kabupaten kreatif di Indonesia menjadi hub atau wadah tepat untuk konsolidasi belajar bareng, eksplorasi, sharing hingga akselerasi untuk Web 3, baik NFT dan Metaverse,” kata Agung Gunarthawa dalam kegiatan Workshop ‘Road to International Bali Metaverse dan NFT Week’ di Samsara Living Museum, Desa Jungutan, Kecamatan Bebandem, Kabupaten Karangasem, Minggu (13/3/2022).

Kedua, ICCN sebagai Roadshow-Showcase-Nurturing-Development. Artinya ICCN berperan mulai dari pemetaan dan penyusunan database stakeholder, nurturing komunitas kreatif digital, inisiasi project, dan implementasi Metaverse Digital Creative Cities.

Ketiga, NFT dan Metaverse for Social and Economic Impact. Artinya, impact atau dampak tetap menjadi substansi utama dari inisiatif yang dijalankan ICCN dengan berkolaborasi bersama berbagai stakeholder.

“Karenanya kegiatan Road to International Bali Metaverse dan NFT Week sebagai role model aktivasi yang akan digulirkan ke seluruh Indonesia,” ujar Agung Gunarthawa yang juga Chief Executive Officer (CEO) BITHUB (Bali Initiative Hub) sekaligus juga Co-Founder Samsara Living Museum ini.

Ia menekankan bahwa NFT dan Metaverse ini merupakan fenomena dunia dan kita sendiri jangan sampai ketinggalan seperti disrupsi sebelumnya, kalaupun kita ikut jangan sampai berdampak negatif. “Karenanya kita perlu melakukan banyak komunikasi, sosialisasi, dan konsolidasi. Maka nanti ada satu event untuk pertemuan stakeholder yakni International Bali Metaverse dan NFT Week,” urai Agung Gunarthawa.

Sementara itu kegiatan workshop tentang NFT dan Metaverse di Samsara ini menjadi upaya bagian memotret masa dengan mengkolaborasikan nature (alam), culture (budaya) dan future (masa depan). Output dari kegiatan workshop ini mengarah pada eksekusi secara konkret pengembangan proyek Metaverse dan NFT.

“Kita bicara Web 3 dan masa depan dari rural area, tempat yang untuk menjangkaunya saja penuh tantangan. Dan kami ingin kegiatan Road to International Bali Metaverse dan NFT Week sebagai role model aktivasi yang akan digulirkan ke seluruh Indonesia,” pungkas Agung Gunarthawa.

Regi Wahyu yang merupakan founder Meta Forest Society (sebuah proyek NFT sosial yang menghubungkan antara dunia NFT dengan dunia nyata) yang hadir sebagai salah satu pembicara di workshop di Samsara Living Museum ini mengungkapkan pihaknya punya misi melakukan sosialiasi, edukasi, dan demokratisasi dari teknologi paling baru yakni Web 3 di mana komponennya ada NFT dan Metaverse di mana semua orang bisa masuk di dalamnya.

 “Kita bisa saling belajar dan berkolaborasi secara inklusif. Kita ingin mengajak kolaborasi berbagai pihak baik lokal maupun internasional dan membuat Bali menjadi hub atau center kreativitas di teknologi baru ini, sentra Web 3. Sehingga harapannya orang ke Bali bisa menikmati nature, culture dan future,” ungkapnya.

Pihaknya saat ini masih mematangkan konsep acara International Bali Metaverse dan NFT Week yang rencananya digelar Mei atau Juni 2022. “Kita masih menggodok acara kolaborator ini paling tidak Mei atau Juni ini. Kita undang hampir 50 orang NFT antusias, termasuk influencer, pembicara dan lainnya untuk mengenalkan dan mengajak mereka berkolaborasi di Bali,” pungkas Regi.

Sementara dalam workshop ini Regi Wahyu yang merupakan founder Meta Forest Society (sebuah proyek NFT sosial yang menghubungkan antara dunia NFT dengan dunia nyata). Regi Wahyu menjelaskan tentang fondasi dan sejarah NFT, Blockchain, Metaverse, dan Web 3.

Lalu contoh karya seni dan proyek NFT misalnya yang viral beberapa waktu lalu adalah koleksi atau kumpulkan foto diri dari Ghozali yang dikenal dengan Ghozali Everyday yang menjual karya NFT foto selfienya di akun OpenSea hingga bisa meraup uang miliaran rupiah.

Para peserta workshop juga mendapatkan pemahaman bagaimana membuat karya seni generatif NFT, diajak jeli melihat peluang finansial dari NFT sebab banyak kisah sukses orang-orang dari membuat ataupun menjual karya NFT.

Salah satunya Regi Wahyu sendiri sudah membuktikannya dimana ia mampu meraup puluhan juta dari menjual kembali koleksi NFT Ghozali Everyday yang dibeli dengan harga murah dan dijual puluhan juta. Dalam workshop ini para peserta juga diajak mengenali langkah-langkah proyek NFT dan mereka dibagi dalam beberapa kelompok untuk belajar membuat proyek NFT mereka sendiri.

Lalu ada penyampaian materi dari penggiat NFT lainnya yakni Adrian Zachary yang juga merupakan Ketua Task Force Web 3 ICCN. Ia berbagi tentang pengenalan pasar NFT dan pasarnya, membagikan cara menggunakan dompet dan pasar. Para peserta workshop juga diajak mengenali strategi harga NFT hingga cara membuat NFT, mencetak dan menjualnya di pasar seperti di OpenSea (marketplace khusus NFT).

Narasumber ketiga adalah Ratu Nabila yang merupakan presenter/penyiar/pembawa berita di salah satu televisi swasta nasional. Ia berbagi mengenai pengembangan komunitas berbasis misi serta mengenalkan peran Twitter, Discord, dan IG dalam membangun komunitas hingga bagaimana caranya melibatkan dan menggairahkan komunitas ke dalam proyek yang sedang kita kerjakan.

Untuk diketahui, Web 3.0 atau Web 3 adalah internet generasi ketiga yang akan datang di mana situs web dan aplikasi akan dapat memproses informasi dengan cara seperti manusia yang cerdas melalui teknologi seperti pemelajaran mesin (ML), Data Besar, teknologi buku besar terdesentralisasi (DLT), dll. Web 3.0 awalnya disebut Web Semantik oleh penemu World Wide Web Tim Berners-Lee, dan ditujukan untuk menjadi internet yang lebih mandiri, cerdas, dan terbuka.

Komponen dasar dari Web 3 dua diantaranya adalah NFT dan Metaverse. NonFungible Token atau NFT adalah aset digital di jaringan blockchain yang mempunyai kode identifikasi serta metadata unik dan berbeda satu sama lain (one of the kind) dan unik, hanya ada satu, memiliki sertifikat kepemilikan dan nilai yang berubah-ubah. Sama halnya dengan instrumen investasi atau aset pada umumnya, NTF juga memiliki nilai lewat mekanisme pasar.

Sedangkan metaverse digambarkan sebagai teknologi yang memungkin orang berkumpul dan berkomunikasi dengan masuk ke dunia virtual. Metaverse adalah dunia komunitas virtual tanpa akhir yang saling terhubung. Di mana, orang-orang dapat bekerja, bertemu, bermain dengan menggunakan headset realitas virtual, kacamata augmented reality, aplikasi smartphone dan atau perangkat lainnya.

Gambaran sederhana yang diungkapkan oleh Facebook tentang metaverse adalah sebuah seperangkat ruang virtual, tempat seseorang dapat membuat dan menjelajah dengan pengguna internet lainnya yang tidak berada pada ruang fisik yang sama dengan orang tersebut. *isu

Komentar