nusabali

Pakaian Tertimbun Reruntuhan, Anak Korban Tak Bisa Sekolah

  • www.nusabali.com-pakaian-tertimbun-reruntuhan-anak-korban-tak-bisa-sekolah

Keluarga Made Sudita, 36, krama Banjar Pacung, Desa/Kecamatan Baturiti, Tabanan masih mengungsi akibat bangunan rumah, dapur miliknya porakporanda diterjang senderan longsor.

Pasca Bencana, Keluarga Made Sudita Masih Ngungsi


TABANAN, NusaBali
Meski mendapat bantuan tenda ukuran 2x2 meter dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Tabanan, mereka belum berani tinggal di tenda. Pasalnya, kondisi tanah labil dan hujan masih sering mengguyur kawasan dingin Baturiti. Selain masih ngungsi, putri sulung Made Sudita, Luh Nik Kusumawati, 12, belum bisa sekolah. Sebab pakaian sekolahnya tertimbun reruntuhan.

Perbekel Desa Baturiti, I Ketut Matra mengatakan telah menggerakkan warga untuk gotong royong membersihkan material longsor di rumah Made Sudita. Namun pekerjaan membersihkan material longsor belum maksimal karena hujan sering mengguyur. “Saat hujan saya hentikan kegiatan gotong royong karena tanah yang labil,” ungkap Matra, Kamis (2/3). Dikatakannya, keluarga Made Sudita terdiri dari 6 orang masih mengungsi di rumah pamannya. Ia juga mengatakan, putri sulung korban, Luh Nik Kusumawati belum bisa sekolah karena seluruh pakaian termasuk pakaian sekolah ada di lemari yang tertimbun longsor.

Matra memprediksi, hingga satu minggu ke depan kemungkinan Luh Nik Kusumati tidak bisa sekolah. Saat ini pihak desa tengah membantu mengevakuasi barang-barang yang bisa diselamatkan. Hanya saja evakuasi belum maksimal karena kawasan Baturiti dan sekitarnya masih sering diguyur hujan lebat. “Saat turun hujan, terpaksa warga saya hentikan bekerja,” tandasnya. Ia mengaku prihatin akan kondisi warganya yang kehilangan rumah akibat musibah senderan longsor.

Buat sementara Made Sudita mengungsi berenam bersama kedua orangtua dan tiga anaknya ke rumah I Ketut Pugirawan, yang berjarak sekitar 400 meter di sebelah selatan rumahnya. Sudita yang masuk keluarga miskin hanya memiliki satu rumah. Gara-gara senderan longsor, bangunan utama rumahnya yang terdiri dari 2 kamar tidur, 1 kamar suci, dan 1 kamar mandi hancur. Sedangkan satu bangunan lagi di sebelah timur bangunan utama yang merupakan sumbangan dari Sekaa Angklung, juga mengalami kerusakan.

Seperti diberitakan sebelumnya, bencana senderan longsor porakporandakan bangunan rumah, dapur, dan palinggih milik keluarga I Made Sudita, 36, di Banjar Pacung, Desa/Kecamatan Baturiti, Tabanan, Senin (27/2) sore. Meski tak ada korban jiwa, dua anak Made Sudita sempat terperangkap di dalam kamar rumahnya yang ambruk. Senderan yang longsor menerjang bangunan rumah keluarga Made Sudita, Senin sore sekitar pukul 16.00 Wita, adalah amilik tetangga korban, I Wayan Purna Wirawan, 51. Longsor terjadi ketika hujan deras mengguyur kawasan pegunungan Batu­riti dan sekitarnya.

Saat bencana longsor, Made Sudita tidak ada di rumah karena kerja sebagai buruh bangunan di Banjar Kuning Kangin, Desa Baturiti. Demikian pula kedua orangtuanya, I Wayan Kandel, 75, dan Ni Wayan Mandri, 60, tidak ada di rumah karena masih di kebun. Kedua anak Sudita yang terperangkap dalam kamar ketika rumahnya ambruk diterjang longsor sore itu masing-masing Luh Nik Kusumawati, 12, dan Luh Suri Lestari, 7. Sedangkan putri bungsunya, Ni Luh Komang Indra Lestari, 4, tidak ada di rumah karena diasuh bibinya. Sementara ibu dari ketiga anak Sudita tersebut tinggal di tempat lain pasca bercerai beberapa tahun silam. * k21

Komentar