nusabali

Ratusan Hektare Lahan Porang Dikembangkan di Buleleng

  • www.nusabali.com-ratusan-hektare-lahan-porang-dikembangkan-di-buleleng

SINGARAJA, NusaBali
Seluas 252,38 hektare lahan porang dikembangkan di Buleleng di tahun 2021 lalu.

Pengembangan lahan porang di Buleleng merupakan program pertanian nasional. Ratusan hektare lahan porang ini baru memasuki panen raya empat tahun ke depan.

Kepala Dinas Pertanian Buleleng I Made Sumiarta ditemui di kantornya Selasa (22/2) kemarin mengatakan, luasan lahan porang di Buleleng cukup luas. Hanya saja Buleleng tidak menjadi sentra porang. “Memang pengembangan tanaman porang adalah program nasional dan masyarakat Buleleng menyambut antusias, karena sangat menjanjikan sebagai salah satu produk eksport,” jelas Sumiarta.

Penanaman porang di Buleleng menurut Sumiarta sudah dilakukan sejak lama. Namun gebyar penanamannya dilakukan pada tahun 2021 lalu, tersebar di sembilan kecamatan di Buleleng. Lahan porang terluas ada di Kecamatan Gerokgak, Seririt, Banjar dan Kubutambahan yang rata-rata luasannya diatas 50 hektare.

Menurut Sumiarta sejauh ini lahan porang Buleleng belum dapat dikembangkan terpusat masih tersebar di kelompok-kelompok masyarakat. Saat ini tanaman porang yang telah disemai menunggu panen tanaman katak (biji porang) yang akan muncul kurang lebih setelah dua tahun penanaman benih. Selanjutnya tanaman katak porang baru akan berkembang menjadi umbi dan siap dipanen dua tahun setelahnya.

Sementara itu pengembangan tanaman porang kedepannya akan difasilitasi peningkatan kapasitas petani secara masif kepada kelompok-kelompok masyarakat. Kelompok petani porang akan diprogramkan bantuan alat pengolahan. Sehingga hasil panen porang tidak lagi berbentuk umbi, tetapi sudah dalam bentuk olahan keripik.

“Sejauh ini untuk pemasaran sih sudah teratasi, bahkan di Buleleng sendiri sudah ada pabrik yang dapat menerima hasil produksi petani porang. Tetapi kalau bisa diolah menjadi keripik, maka harga jualnya akan lebih tinggi. Ini mengantisipasi menjaga kualitas dan over produksi saat panen raya,” tutup Sumiarta. *k23

Komentar