nusabali

Pasikian Yowana Kecamatan Selat Gelar Lomba Mamadik

Inovasi Pertama Kali yang Digelar dalam Pelaksanaan Bulan Bahasa Bali

  • www.nusabali.com-pasikian-yowana-kecamatan-selat-gelar-lomba-mamadik

Sepasang peserta dalam lomba mamadik ini terdiri dari perwakilan keluarga purusa dan keluarga pradana. Sedangkan yang dijadikan model mempelai pria dan perempuan adalah siswa-siswi kembar dari SMAN Selat.

AMLAPURA, NusaBali

Wimbakara Mamadik (Lomba Meminang Calon Mempelai Perempuan) dengan peserta kalamngan anak muda dilaksanakan oleh Pasikian Yowana Majelis Desa Adat (MDA) Kecamatan Selat, Karangasem, serangkaian Bulan Bahasa Bali IV Tahun 2022. Lomba mamadik ini praktis merupakan inovasi pertama di Bali.

Wimbakara Mamadik yang digagas Pasikian Yowana Kecamatan Selat tersebut telah dilaksanakan di Aula Kantor Camat Selat kawasan Banjar Bambang Biaung, Desa Duda, Kecamatan Selat, Sabtu (19/2) lalu. Event langka ini dibuka langsung oleh Bendesa Alitan MDA Kecamatan Selat, I Komang Sujana.

Ada 3 pasangan yang ikut dalam Wimbakara Mamadik serangkaian Bulan Bahasa Bali IV Tahun 2022 di Kantor Camat Selat ini. Pasangan peserta itu terdiri dari perwakilan keluarga purusa (calon mempelai pria) dan perwakilan keluarga pradana (calon mempelai perempuan). Namanya juga lomba mamadik, setiap peserta diwajibkan mengeluarkan ide, gagasan, dan bakat untuk berkomunikasi dalam hal menuntaskan satu paket perkawinan.

Wimbakara Mamadik yang dikoordinasikan Ketua Pasikian Yowana MDA Kecamatan Selat, I Kadek Agus Aditya Kusuma, dan Sekretaris Ni Putu Taris Aprilia Dewi, ini digelar dadakan. Lomba tersebut baru direncanakan sejak Kamis (10/2) lalu.

Menurut Kadek Agus Aditya Kusuma, awalnya seluruh desa adat se-Kecamatan Selat diharapkan ikut ambil bagian dalam lomba mamadik ini. Namun, skenario tersebut batal. Akhirnya, hanya ada 5 pasangan yang mendaftar sebagai peserta. Itu pun, menjelang hari H lomba, Sabtu lalu, yang masih bertahan hanya 3 pasang peserta.

Tiga pasang peserta itu masing-masing pasangan I Gusti Ngurah Kepin Widianata-Bayu Pradnya (wakil dari Desa Adat Duda), I Wayan Budiarta-I Komang Juniarta (wakil dari Desa Adat Putung), dan I Made Candra Artawan-I Komang Darma Sidiyatra (wakil dari Desa Adat Geriana Kangin).

Guna memudahkan peserta dalam lomba, panitia menyediakan model sepa-sang calon pengantin, yang dibawakan dua siswa-siswi SMAN Selat, yakni Agus Febriana dan Ayu Febriani, asal Banjar Selat Kaja, Desa/Kecamatan Selat. “Kebetulan, pasangan Agus Febriana dan Ayu Febriani adalah bersaudara kembar,” jelas Kadek Agus Aditya kepada NusaBali, Minggu (20/2).

Selain siapkan model sepasang pengantin, panitia juga menyediakan seorang yang bertugas sebagai Jro Mangku, yakni I Wayan Dika Pariana. Sedangkan yang dilombakan adalah tata cara berkomunikasi dalam menuntaskan proses peminangan perkawinan antara perwakilan purusa dan perwakilan pradana, yang keduanya jadi satu pasangan.

Dalam lomba mamadik ini, tidak dijabarkan proses ngendek atau perkenalan kedua keluarga calon mempelai (marerasan), melainkan langsung mamadik (meminang). Maka, yang dilombakan adalah komunikasi antara wakil keluarga purusa dan wakil keluarga pradana.

Lomba mamadik diawali dengan ritual Jro Mangku ngantebang banten raos. Kemudian, perwakilan keluarga pradana menanyakan maksud dan tujuan kedatangan rombongan dari keluarga purusa ke rumahnya. Selanjutnya, perwakilan keluarga purusa menjawab perihal hendak mamadik untuk menikahkah sang anak.

Maka, kemudian terjadi dialog. Hasil dari dialog itulah yang dinilai. Setelah ada kata sepakat dan setuju menikahkan calon mempelai, kedua perwakilan keluarga sama-sama memberikan nasihat kepada putra dan putri mereka.

Bertindak sebagai dewan juri dalam mimbakara mamadik pertama kalinya di Bali ini adalah I Made Sudiantara, I Wayan Berata, dan I Nengah Alit. Dewan juri menilai dialog antara perwakilan keluarga purusa dan predana, di mana mereka wajib menggunakan Bahasa Bali sesuai sor singgih.

"Saya salut generasi muda berani tampil dalam lomba mamadik ini. Ke depan, memang masih banyak yang perlu dibenahi dalam lomba ini," ungkap salah satu anggota dewan juri, I Nengah Alit.

Keluar sebagai juara I dalam Wimbakara Mamaduk yang digagas Pasikian Yowana Kecamnatan Selat ini adalah pasangan I Gusti Ngurah Kepin Widianata-Bayu Pradnya dari Desa Adat Duda, dengan skor 1.029. Sedangkan pasangan I Wayan Budiarta-I Komang Juniarta (Desa Adat Putung) menduduki peringkat kedua dengan skor 922. Sebaliknya, pasangan I Made Candra Artawan-I Komang Darma Sidiyatra (dari Desa Adat Gerina Kangin) berada di perimngkat tiga dengan skor 868.

Sementara itu, Bendesa Alitan MDA Kecamatan Selat, I Komang Sujana, mengapresiasi keberanian kaum pemuda ikut lomba mamadik. Padahal, kata dia, sangat berat melakukan dialog. Apalagi, selama ini kalangan pemuda belum pernah mengalami dan mempraktekkan berkomunikasi menuntaskan proses mamadik dalam upacara perkawinan. “Lagipula, komunikasi harus menggunakan Bahasa Bali sesuai sor singgih,” ujar Komnang Sujana. *k16

Komentar