nusabali

Barongsai Atraksi Menaiki Patung Sang Kala Tri Semaya Jalan Gajah Mada

  • www.nusabali.com-barongsai-atraksi-menaiki-patung-sang-kala-tri-semaya-jalan-gajah-mada
  • www.nusabali.com-barongsai-atraksi-menaiki-patung-sang-kala-tri-semaya-jalan-gajah-mada
  • www.nusabali.com-barongsai-atraksi-menaiki-patung-sang-kala-tri-semaya-jalan-gajah-mada
  • www.nusabali.com-barongsai-atraksi-menaiki-patung-sang-kala-tri-semaya-jalan-gajah-mada
  • www.nusabali.com-barongsai-atraksi-menaiki-patung-sang-kala-tri-semaya-jalan-gajah-mada
  • www.nusabali.com-barongsai-atraksi-menaiki-patung-sang-kala-tri-semaya-jalan-gajah-mada

DENPASAR, NusaBali
Warga Tionghoa di Jalan Gajah Mada Denpasar merayakan Tahun Baru Imlek 2573 tahun 2022 dengan menggelar atraksi Barongsai, Rabu (2/2).

Tiga Barongsai melakukan atraksi dengan menaiki dua Patung Sang Kala Tri Semaya yang ada di Jembatan Jalan Gajah Mada Denpasar.

Atraksi yang digelar pukul 16.00 Wita ini diawali dengan melakukan persembahyangan di Pura Puseh Desa Adat Denpasar. Setelah itu, barongsai menuju jembatan Jalan Gajah Mada, barongsai berhenti di depan Patung Sang Kala Tri Semaya sebelah utara. Di patung tersebut, tiga barongsai beratraksi menaiki patung untuk mengambil angpao sampai ke pundak patung. 

Setelah itu dua barongsai ini menuju ke patung sebelah selatan dengan atraksi yang sama. Setelah selesai melakukan atraksi pada Patung Sang Kala Tri Semaya, barongsai langsung menuju ke pelataran Pasar Badung dengan mengitari Patung Dewi Mas Melanting sebanyak tiga kali. Setelah itu, dilakukan doa bersama di depan Patung Dewi Mas Melanting yang selanjutnya dirangkai dengan pelepasan burung.

Ketua Perhimpunan Indonesia Tionghoa (INTI) Bali, Sudiarta Indrajaya saat diwawancarai di sela-sela kegiatan mengatakan atraksi barongsai ini untuk memperingati Imlek di tahun 2022 ini. Selain itu, akulturasi budaya di Jalan Gajah Mada yang sudah terjalin sejak ratusan tahun ini agar tetap terjalin kuat.

Selain itu, Indrajaya mengatakan peringatan Imlek ini digelar di pelataran Pasar Badung sebagai upaya membangkitkan lagi perekonomian masyarakat Kota Denpasar yang sejak dua tahun lalu anjlok karena Pandemi Covid-19. Perayaan Imlek ini dilakukan di pelataran Pasar Bandung dan di depan Pura Desa menurutnya memiliki inisiasi berusaha menghidupkan kembali heritage Gajah Mada.

"Bagaimanapun juga ini adalah pusat perputaran ekonomi sejak dulu. Setelah masa pandemi Covid-19 ini kami berharap perekonomian segera pulih apalagi sekarang sudah ada Patung Dewi Mas Melanting yang kami yakini bisa membawa kesejahteraan dan keselamatan," jelasnya. Menurut Indrajaya, terkait barongsai yang mengambil angpao di Patung Sang Kala Tri Semaya memiliki makna tersendiri. Indrajaya mengatakan, meraih berkah angpao merupakan simbol berkah yang dinikmati saat Imlek. 

"Maknanya apa yang ditanam itu yang dipetik, memetik berkah kebahagiaan di Jalan Gajah Mada dengan tujuan menguatkan akulturasi budaya yang sudah ada sejak ribuan tahun lalu. Apalagi Bali simbol keberagaman dan toleransi," imbuhnya. 

Sementara, Arsitek Kawasan Gjaah Mada, I Ketut Siandana menambahkan prosesi perayaan Imlek digelar di pelataran Pasar Badung yang menjadi titik perekonomian terbesar di Denpasar. “Dengan didirikannya Patung Dewi Mas Melanting semoga titik Pasar Badung memberikan kemakmuran untuk seluruh Kota Denpasar dan mengembalikan historinya,” ujar Siandana. Ditambahkannya, dengan adanya atraksi barongsai diharapkan ke depan menambah daya tarik kawasan heritage city dengan adanya akulturasi budaya yang kuat. 

"Kami berharap akulturasi budaya ini tetap kuat. Hal ini sebagai daya tarik kawasan heritage city Kota Denpasar. Apalagi dengan adanya Patung Dewi Mas Melanting diharapkan bisa memberikan kemakmuran untuk seluruh masyarakat Kota Denpasar," ungkapnya. 7 mis

Komentar