nusabali

Imlek di Buleleng Dirayakan Sederhana

Masih Suasana Pandemi Covid-19

  • www.nusabali.com-imlek-di-buleleng-dirayakan-sederhana

SINGARAJA, NusaBali
Warga keturunan Tionghoa di Buleleng merayakan Tahun Baru Imlek 2573 tahun 2022 masih dalam suasana pandemi Covid-19, pada Selasa (1/2).

Karena penyebaran Covid-19 kembali melonjak, perayaan Hari Raya Imlek di Buleleng digelar secara sederhana. Kendati demikian, tidak mengurangi kekhusyukan persembahyangan yang dilangsungkan.

Panitia Perayaan Imlek 2573 tahun 2022, Made Minarsa Polos mengatakan, sesuai kesepakatan rapat panitia dan warga keturunan Tionghoa menyepekati, perayaan Tahun Baru Imlek 2537 dilakukan dengan dengan sederhana. Untuk persembahyangan tepat pada pergantian tahun tepatnya pada Senin (31/1) pukul 23.00 Wita dilakukan oleh staf kerohanian dan pengurus di tempat peribadatan.

Tempat peribadatan ini masing-masing Kelenteng Seng Hong Bio di Jalan Flores, Singaraja, dan Kelenteng Ling Guwan Kiong di kawasan Pelabuhan Buleleng. Sementara, warga keturunan melaksanakan persembahyangan di rumah masing-masing.  

Panitia perayaan dan pengurus tetap mengizinkan seandainya ada warga keturunan Tionghoa yang terlanjur datang ke tempat peribadatan. Namun, panitia mengizinkan persembahyangan dilakukan dengan cara bergiliran. Untuk setiap gelombang hanya diizinkan 10 orang. Di samping itu, panitia dan pengurus mewajibkan umat menerapkan protokol kesehatan (prokes).  

Bentuk kesederhanan perayaan ini ditunjukan pada saat persembahyangan umat hanya menyalakan dupa sebanyak 9 batang. Sebanyak 3 batang dinyalakan untuk persembahyangan kepada Tuhan, 3 batang dipersembahkan untuk Dewa Dewi, dan 3 batang lagi dihaturkan di sungsungan utama. Sementara, pada perayaan sebelumnya, setiap umat yang akan bersembahyang menyalakan dupa sampai 21 batang.

"Sesuai kesepakatan dan biar tidak menyebabkan kerumunan karena Covid-19 masih terjadi, sehingga perayaan Tahun Baru Imlek 2537 dilakukan dengan sederhana, namun kami yakin apapun itu perayaanya dalam perayaan ini kita memohon tuntunan, keselamatan, kedamaian, hingga berkah rejeki kepada para dewa," kata Minarsa Polos.

Kata Minarsa Polos, sebelum persembahyangan puncak Tahun Baru Imlek 2537, umat sudah melaksanakan proses penyambutan. Sebelumnya sudah dilaksanakan ritual persembahyangan upacara Dewa Naik (Zhao Kun Kong). Umat mempercayai pada upacara ini Dewa naik ke langit untuk melaporkan perjalanan kehidupan selama tahun 2572.

Kemudian pergantian tahun pada Senin (31/1) tepat pukul 23.00 Wita. Kemudian pada Selasa (1/2) Tahun Baru Imlek 2537 dan melaksanakan silaturahmi ke keluarga dan kerabat sembari melaksanakan tradisi bagi-bagi rezeki atau angpao tegasnya.

Minarsa Polos menyampaikan, sebelum terjadi wabah Covid-19, Tahun Baru Imlek di Buleleng dirayakan dengan istimewa. Tidak hanya itu, perayaannya kental dengan nuansa alkultrasi budaya antara yang dianut warga keturunan Tionghoa  dengan Umat Hindu Bali. Misalnya, diiringi tabuh gong dan tarian yang juga dipentaskan pada persembahyangan.

Tak heran, suasana perayaan tahun baru Imlek di kelenteng mirip ketika Umat Hindu melaksanakan upacara di pura. "Sejak lama kami diwarisi bentuk perayaan Imlek mencerminkan pencampuran budaya antara Tionghoa dan Hindu. Di kelenteng ini juga sudah dibangun bale gong sama dengan di pura, dan kami yakin ini keunikan yang harus dijaga sampai kapanpun," tutupnya.*mz

Komentar