nusabali

PHRI Proyeksi Pekerja Pariwisata Kian Ketat

  • www.nusabali.com-phri-proyeksi-pekerja-pariwisata-kian-ketat

JAKARTA, NusaBali
Ketua Umum Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia (PHRI) Hariyadi Sukamdani menuturkan pasar tenaga kerja sektor pariwisata akan semakin ketat pada tahun ini.

Hal ini diakibatkan oleh pandemi. "Jadi, akan terjadi efisiensi yang cukup signifikan. Kita perkirakan di sektor hotel dan restoran itu tenaga kerjanya akan berkurang dibandingkan 2019. Perkirakan kami mencapai 35 persen. Artinya, apabila pada 2019 ada karyawan 100 orang, maka nantinya jadi tinggal 65 orang," tutur Hariyadi dalam Indonesia Economic Outlook 2022, seperti dilansir CNNIndonesia.com, Rabu (26/1).

Menurut dia, banyak perusahaan dan industri pariwisata yang melakukan efisiensi. Hal ini terjadi lantaran banyak pekerja yang didorong untuk dapat multitasking, sehingga meminimalisir jumlah pekerja dan pengeluaran perusahaan.

"Karena selama pandemi pekerjaannya sudah dipaksa untuk multitasking, jadi akan ada efisiensi di sana. Ini otomatis lapangan kerjanya akan sangat berat karena efisiensi yang sangat mendasar," jelasnya.

Sebagai contoh, bisnis pariwisata yang biasanya banyak mengadakan meeting secara tatap muka di hotel, kini banyak tergantikan dengan pertemuan online. Dengan demikian, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan juga akan semakin berkurang.

Namun, kebutuhan tenaga kerja yang multitasking akan mendesak pelaku usaha untuk melakukan upskilling atau peningkatan keterampilan pekerja untuk bisa beradaptasi dengan situasi pariwisata saat ini.

Dalam pemaparannya, tambah Hariyadi, jumlah serapan tenaga kerja pernah mencapai 13 juta orang pada 2019. Namun, angka tersebut turun setelah pandemi menghantam pada tahun berikutnya dan diperkirakan hanya menyerap 8 juta tenaga kerja.

Di lain sisi, pihaknya akan mulai fokus terhadap perkembangan jumlah wisatawan nusantara (wisnus). Ini dikarenakan wisatawan lokal memiliki potensi yang begitu besar apabila dapat dioptimalisasikan dengan baik.

"Yang juga menjadi fokus kita adalah pasar domestik yang harus menjadi perhatian khusus karena pelajaran dua tahun ini ternyata pasar domestik juga sangat bagus, kalau bisa kita kembangkan," tambahnya.

Pada 2002, jumlah wisatawan nusantara (wisnus) yang melakukan perjalanan hanya mencapai 200 juta orang. Angka tersebut naik signifikan mencapai 303 juta orang pada 2018.

Namun, pandemi justru memaksa wisnus untuk tidak melakukan perjalanan, dimana jumlahnya turun menjadi 198 juta pada 2020. *

Komentar