nusabali

Hari Ke-7 Pencarian, Keluarga Ibu dan Anak Hanyut Kembali Mapakelem

  • www.nusabali.com-hari-ke-7-pencarian-keluarga-ibu-dan-anak-hanyut-kembali-mapakelem

SINGARAJA, NusaBali
Keluarga Ni Luh Wardani,48, dan Kadek Restini,9, ibu dan anak, yang hilang akibat terseret arus Tukad (sungai)  Kalibaru, Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, kembali menggelar upacara Mapakelem, di kawasan Pantai Buleleng, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan/Kabupaten Buleleng, Sukra Pahing Matal  Jumat (21/1) pagi, sekitar pukul 07.00 Wita.

Keluarga korban menempuh upaya pencarian secara niskala  ini juga dengan Ngulapin lengkap dengan Magpag pakai seperangkat gong di muara Sungai Buleleng. Dengan diiringi gamelan bleganjur, keluarga memohon kepada Dewa Baruna atau penguasa laut agar diberikan petunjuk atas keberadaan kedua korban. Rangkaian upacara dipimpin Pamangku Kawitan Tangkas Kori Agung Jro Mangku Ketut Rena.

Jro Mangku Rena mengatakan, upacara itu digelar dengan menggunakan Banten Pangulapan dilengkapi dua ekor ayam hitam sebagai sarana Pakelem. Ayam hitam tersebut disimbolkan sebagai sarana penukar roh yang hilang, sehingga roh yang diinginkan dapat dikembalikan.

"Setelah upacara Ngulapin ini, tinggal kami menunggu waktunya apakah nanti korban akan ditemukan atau tidak," ujar Jro Mangku Rena.

Disinggung mengenai petunjuk niskala yang diterima, Jro Mangku Rena mengaku tidak merasakan apa pun. Dia sepenuhnya berserah kepada Ida Sanghyang Widi Wasa/Tuhan Yang Maha Esa terkait karma korban. "Saya hanya mengantarkan jalannya upacara saja. Kalau demikian, perlu meditasi yang benar-benar khusyuk. Kalau Tuhan berkehendak maka akan diberikan jalan," ujarnya.

Paman korban, Kadek Purna menyampaikan, pihak kelurga korban sudah tiga kali melaksanakan ritual Mulang Pakelem terkait musibah ini. Pertama di Pura Segara eks Pelabuhan Buleleng dengan sarana seekor bebek, kedua di pantai dengan sarana seekor ayam. Ketiga, Mulang Pekelem sekaligus dengan Magpag pakai gong di muara Sungai Buleleng.

Keluarga korban juga Mapiuning di Sungai Kalibaru yang diduga menjadi lokasi awal kejadian hanyutnya ibu dan anak yang tinggal di lingkungan Kayu Upas, Kelurahan Banyuning, Kecamatan/Kabupaten Buleleng itu. Selama proses pencarian, total ada 7 balian (dukun) yang turut membantu menerawang keberadaan kedua korban. Empat orang balian didatangi langsung pihak keluarga untuk mengetahui nasib korban Luh Wardani dan Kadek Restini. Tiga orang lainnya secara sukarela melakukan pencarian niskala.

Dari hasil penerawangan tersebut, lanjut Kadek Purna, pihak kelurga diminta melakukan pencarian terhadap kedua korban selama 11 hari. "Karena sesuai petunjuk cucu saya (korban Kadek Restini) masih berada di sekitar sini. Dan mungkin akan ditemukan. Kalau dalam 11 hari tidak juga ketemu, kami diminta untuk ikhlas dan merelakan," kata Kadek Purna.

Kata Kadek Purna, pihak keluarga pun berharap tim SAR gabungan memperpanjang waktu pencarian terhadap kedua korban. Namun, jika hingga pencarian pada hari ketujuh atau hari terakhir, tidak membuahkan hasil dan pencarian ditutup, pihaknya akan melakukan pencarian terhadap korban bersama pihak keluarga. "Rencana ke depan karena ini sudah hari ketujuh, kami berharap pencarian dari tim diperpanjang jika memungkinkan. Kalau dari tim hasilnya masih nihil dan menghentikan pencarian, kami dari pihak keluarga akan melanjutkan pencarian," tutup Kadek Purna.

Sementara itu, pencarian terhadap korban ibu dan anak hanyut terus dilakukan oleh tim SAR gabungan. Sayangnya, hingga operasi pencarian pada hari ketujuh ditutup kemarin sore pukul 16.00 Wita, keberadaan korban masih belum ditemukan. Petugas telah berupaya keras melakukan penyisiran di perairan dan pesisir pantai.

Kepala Pos Pencarian dan Pertolongan Basarnas Buleleng, Dudi Librana Marjaya menyampaikan, petugas melakukan penyisiran di perairan sejauh 3.7 nautical mile (Nm) ke timur dan barat dari perairan Eks Pelabuhan Buleleng. Penyisiran itu dilakukan mnggunakan dua rubber boat milik Basarnas dan Polair Polres Buleleng. Petugas gabungan juga kembali melakukan penyisiran pantai hingga sejauh 2.5 kilometer ke arah barat dan timur dari Pelabuhan Buleleng. "Namun untuk pencarian hingga hari ketujuh, pada sorti pertama dan kedua masih nihil," kata Dudi Librana.

Kata Dudi, merujuk pada UU Pencarian dan Pertolongan, operasi pencarian ibu dan anak korban hanyut resmi ditutup pada hari ketujuh. Terkait upaya pencarian mandiri yang akan dilakukan oleh pihak keluarga, pihak SAR hanya melakukan pemantauan. Pihaknya juga akan terus berkomunikasi jika nantinya ditemukan tanda-tanda keberadaan korban. "Operasi akan dilanjutkan jika korban ditemukan, kami siap melakukan evakuasi. Kami sudah berkomunikasi dengan kelompok nelayan di sepanjang pesisir pantai maupun masyarakat pesisir," tandas Dudi Librana. *mz

Komentar