nusabali

Peserta Palebon Dibatasi, Namun Masyarakat Sangat Antusias

  • www.nusabali.com-peserta-palebon-dibatasi-namun-masyarakat-sangat-antusias

DENPASAR, NusaBali
Pihak Puri Pemecutan menyatakan sudah membatasi jumlah peserta yang mengiringi prosesi Palebon Ida Tjokorda Pemecutan XI  dengan mengambil beberapa banjar untuk turut serta mengiringi.

Selain itu, seluruh peserta iring-iringan palebon juga sudah menjalani rapid test sehari sebelumnya. Namun antusiasme masyarakat untuk menyaksikan jalannya palebon tidak bisa dibendung, hingga ribuan orang tumpah ruah.

“Kalau dilihat posisi beliau (Ida Tjokorda Pemecutan XI) sebagai Tedung Jagat, ada 105 banjar yang semestinya ikut serta. Tapi sekarang kita hanya melibatkan sebagian kecil, hanya beberapa banjar. Antara lain Banjar Pemedilan, Banjar Kerandan, Banjar Busung Yeh, Banjar Alangkajeng, Banjar Tegal Agung, dan Banjar Belong Menak. Bahkan badenya memakai roda untuk mengurangi pengusung,” ujar Adik Sepupu Ida Tjokorda Pemecutan XI, Anak Agung Ngurah Putra Darmanuraga, 76, saat ditemui di sela palebon pada Sukra Paing Matal, Jumat (21/1).

Kendati demikian, antusiasme masyarakat yang ingin menonton tidak bisa dibendung. Terbukti dari ribuan masyarakat sekitar Puri Pemecutan yang rela berdesakan dan berpanas-panasan menyaksikan jalannya palebon Ida Tjokorda Pemecutan XI. AA Darmanuraga menambahkan, sejatinya sebelum dilaksanakan prosesi palebon sudah dilaksanakan Mapeed dengan mengarak ogoh-ogoh Cupak pada  Selasa (18/1) lalu. Rutenya, yakni dari Puri Pemecutan menuju Jalan Gajah Mada, Patung Catur Muka, Jalan Udayana, JalanDebes, Jalan Hasanuddin, dan kembali ke Puri Pemecutan.

Dikatakan, setiap palebon untuk Ida Tjokorda di Puri Pemecutan memang selalu menggunakan Ogoh-ogoh Cupak. “Ogoh-ogoh ini merupakan simbol kemasyarakatan. Iring-iringan ini dibuat untuk agar masyarakat ikut mendoakan kepergian beliau supaya jalannya dilancarkan menuju keabadian. Masyarakat memberikan penghormatan sekaligus berterimakasih,” katanya.

Bagi AA Darmanuraga, Ida Tjokorda Pemecutan XI merupakan saudara sepermainan. Mengingat umurnya yang terpaut satu tahun lebih muda dari almarhum. Sejak kecil, Darmanuraga sudah melihat prinsip yang sangat kuat dari diri Ida Tjokorda Pemecutan XI yang sebelum abhiseka bernama AA Ngurah Manik Parasara.

“Karena punya prinsip yang kuat, beliau juga dipanggil AA Ngurah Manik Batu. Batu itu keras. Prinsipnya keras. Ngomongnya ceplas ceplos. Beliau berpesan bagaimana kita bersatu agar kokoh seperti batu,” tutur Darmanuraga. Sosok Ida Tjokorda Pemecutan XI juga melekat di mata keluarga. Anak kedua almarhum, AA Ngurah Agung Damar Negara, 44, mengaku sosok Ida Tjokorda Pemecutan XI merupakan sosok yang optimistis di segala situasi dan keadaan. Sosok yang tidak pernah putus asa dan selalu memberikan semangat kepada keluarga, teman, serta masyarakat.

“Beliau sangat bersahaja dan merakyat, di mana-mana beliau dikenal. Beliau suka bersosialisasi dan bermasyarakat, itu sebabnya banyak masyarakat mengiringi prosesi palebon, karena merasa kehilangan,” tandasnya. *ind

Komentar