nusabali

Sekolah Double Shift Masih 50 Persen

Hari Pertama PTM 100 Persen di Buleleng

  • www.nusabali.com-sekolah-double-shift-masih-50-persen

Sekolah dengan double shift dan memiliki rombel gemuk masih berlaku PTM 50 persen. Bagi sekolah PTM 100 persen tidak ada yang menerapkan sistem full day school.

SINGARAJA, NusaBali

Satuan pendidikan di Kabupaten Buleleng secara serentak menerapkan pembelajaran tatap muka (PTM) 100 persen, Senin (10/1). Namun dari ratusan sekolah yang ada, belum semuanya dapat menerapkan PTM 100 persen. Terutama sekolah yang masih memberlakukan sistem double shift dan rombongan belajar (rombel) dengan jumlah gemuk. Sekolah yang belum dapat memenuhi syarat tersebut melaksanakan PTM 50 persen dari jumlah siswa.

Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga (Disdikpora) Buleleng Made Astika di sela-sela pemantauan hari pertama PTM di SMPN 1 Singaraja, mengatakan secara umum PTM di Buleleng sudah dapat dilakukan 100 persen. Namun karena ada ketentuan prototype sejumlah sekolah di Buleleng masih bertahan di PTM 50 persen.

“Karena situasi ruangan seperti jarak tempat duduk, kelas gemuk, dan double shift, guru sedikit, itu kan susah diatur, sehingga belum bisa seratus persen. Tetapi jumlahnya memang tidak banyak, hanya beberapa sekolah saja,” ungkap Astika.

Sekolah yang masih menerapkan PTM 50 persen diharapkan Astika dapat memaksimalkan teknis pengaturan pembelajaran. Sehingga tak menyalahi ketentuan dalam Surat Keputusan Bersama (SKB) 4 Menteri tentang panduan pembelajaran pada masa Covid-19 tahun 2022.

Disdikpora sedang melakukan pemantauan sekaligus pendataan, berapa sekolah yang sudah bisa PTM 100 persen maupun yang masih 50 persen. Astika juga menegaskan kembali kepada sekolah, dalam pelaksanaan PTM 100 persen yang berlangsung 6 jam pelajaran, tidak ada sekolah yang menerapkan sistem full day school.

Dalam kesempatan yang sama, Satgas Penanganan Covid-19 Buleleng yang dibantu tim swab dari Kodim 1609/Buleleng melakukan rapid test acak pada 100 orang siswa dan 20 orang guru dan pegawai SMPN 1 Singaraja. Tes acak di hari pertama PTM ini dimaksudkan untuk mengantisipasi potensi penyebaran virus Covid-19 di lingkungan sekolah. Beruntung dari seluruh tes yang dilakukan menunjukkan hasil negatif.

“Misal dalam rapid test acak ini ditemukan yang reaktif, maka kelas yang bersangkutan akan di-off-kan selama 4 x 24 jam. Jadi tidak lagi sekolahnya yang ditutup selama tiga hari seperti ketentuan sebelumnya,” kata Astika. Seluruh sekolah disebutnya sudah dapat melakukan kegiatan ekstrakurikuler, keolahragaan namun harus diatur jelas oleh satgas sekolah, sehingga tetap disiplin prokes Covid-19.

Sementara itu Kepala SMPN 1 Singaraja Ni Putu Karnadhi mengatakan Satgas sekolahnya telah mengatur teknis PTM 100 persen. Termasuk pintu masuk dan keluar siswa di masing-masing jenjang. “Karena kami punya tiga gerbang sekolah, dibagi sesuai dengan jarak terdekat kelas. Pulangnya juga begitu, setiap kelas dipulangkan berperiodik,” tegas dia.

Seluruh siswa juga diwajibkan sarapan di rumah sebelum berangkat ke sekolah, serta membawa makanan dan minuman untuk bekal di sekolah. Dalam PTM 100 persen, menurut Karnadhi, kantin sekolah belum diperbolehkan buka, sehingga disiasati dengan bekal dari rumah. Saat jam istirahat siswa hanya boleh berada di sekitaran ruang kelas dan selasar teras sekolah. Kegiatan saat siswa istirahat juga diawasi ketat oleh guru dan satgas sekolah.

“Anak-anak dan orangtua sangat antusias menyambut PTM 100 persen ini. Anak-anak juga sudah sadar dan tetap menjaga disiplin prokes, karena mereka ingin tetap sehat agar bisa ke sekolah. Setiap pagi orangtua memang mengabsen anaknya di grup wali, kalau ada yang sakit, maka akan diberikan materi lewat daring oleh guru,” ungkap Karnadhi. *k23

Komentar