nusabali

Eka Wiryastuti-Mahayastra Masuk Bursa Tarung DKI 1

Dielus PDIP, Bupati Mahayastra Sebut Tak Mungkin Gantikan Anies di Jakarta

  • www.nusabali.com-eka-wiryastuti-mahayastra-masuk-bursa-tarung-dki-1

GIANYAR, NusaBali
Dua kader Banteng Moncong Putih dari Bali, Ni Putu Eka Wiryastuti dan Made Agus Mahayastra, masuk bursa nominasi kandidat Calon Gubernur (Cagub) DKI Jakarta yang akan diusung PDIP dalam Pilgub 2024 mendatang.

Namanya masuk bursa, Made Agus Mahayastra yang kini menjabat Bupati Gianyar 2018-2023 sebut ‘tidak mungkin’ tarung di Pilgub DKI Jakarta untuk gantikan Gubernur Anies Baswedan.

Kisi-kisi kader partai yang potensial maju tarung ke Pilgub DKI Jakarta 2024, termasuk nama Putu Eka Wiryatuti dan Made Agus Mahayastra, disampaikan oleh Sekjen DPP PDIP Hasto Kristiyanto sebagaimana dilansir detikcom di Jakarta, Senin (10/1). Hasto menyebut PDIP memiliki banyak stok kader yang mumpuni untuk gantikan Anies Baswedan sebagai Gubernur DKI Jakarta. Salah satunya, Menteri Sosial (Mensos) yang namanya melejit saat menjadi Walikota Surabaya, Tri Rismaharini alias Risma.

Menurut Hasto, Risma sudah teruji dan partainya tak melihat seberapa banyak penghargaan yang diterima. PDIP melihat perubahan kultural yang terjadi saat Risma menjabat kepala daerah dua periode.

"Ya kalau kualifikasi kepemimpinan, Ibu Risma kan sudah teruji. Saya tidak melihat dari berapa banyak penghargaan yang diterima Ibu Risma, tapi dari perubahan kultural di dalam mengubah Kota Surabaya. Bukan hanya Ibu Risma, ada Pak Hendi, Walikota Semarang," jelas Hasto.

Hasto juga bicara soal potensi Walikota Solo, Gibran Rakabuming, dalam Pilgub DKI. Putra sulung Presiden Jokowi tersebut, menurut Hasto, harus menunjukkan kualitas kepemimpinannya terlebih dulu, karena belum genap satu periode menjabat Walikota Solo.

Hasto membocorkan beberapa kualifikasi yang harus dimiliki kader untuk maju dalam kontestasi politik. Kader itu harus mampu membuktikan politik tata ruang, politik hijau, dan bisa membuat rakyat merasa nyaman. Selain Risma, Hasto juga menyebut nama Made Agus Mahayastra dan Putu Eka Wiryastuti memiliki potensi ikut kontestasi politik Pilgub DKI 2024. Juga ada Bupati Ngawi, Jawa Tengah, Budi Sulistyono alias Kanang.

"Pak Kanang Bupati Ngawi, ada di Bali itu kita punya yang sudah dua periode bagus, Pak Agus Mahayastra, kemudian Bu Eka Wiryastuti (mantan) Bupati Tabanan. Cukup banyak stok pemimpin yang dimiliki PDIP," kata Hasto.

Putu Eka Wiryastuti merupakan Srikandi PDIP asal Banjar Tegah, Desa Angseri, Kecamatan Baturiti, yang sempat dua kali periode menjabat Bupati Tabanan (2010-2015, 2016-2021). Eka Wiryastuti meneruskan kepemimpinan ayahnya, Nyoman Adi Wiryatama, mantan Bupati Tabanan dua periode (2000-2005, 2005-2010) yang kini menjabat Ketua DPRD Bali (juga dua kali periode: 2014-2019, 2019-2024). Eka Wiryastuti merupakan perempuan pertama di Bali yang terpilih menjadi bupati melalui Pilkada Tabanan 2010. Sayangnya, Eka Wiryastuti belum berhasil dikonfirmasi terkait namanya masuk bursa kandidat calon DKI 1.

Sedangkan Made Agus Mahayastra merupakan politisi asal Desa Melinggih, Kecamatan Payangan, Gianyar yang kini menjabat Ketua DPC PDIP Gianyar. Agus Mayastra baru satu periode manjabat Bupati Gianyar (2018-2023). Sebelumnya, Mahayastra sempat menjadi Wakil Bupati Gianyar 2013-2018, mendampingi AA Gde Agung Bharata. Sebelum jadi Wakil Bupati, Mahayastra sempat dua periode menjabat Ketua DPRD Gianyar (2004-2009, 2009-2013).

Mahayastra sendiri enggan berkomentar banyak terkait terkait namanya masuk bursa kandidat Cagub DKI Jakarta dari PDIP. Menurut Mahayastra, kemunculan namanya yang disandingkan dengan mantan Risma dan kader potensial lainnya hanya sebatas penghargaan bagi kader yang terbukti bekerja keras.

Mahayastra mengaku tidak mungkin menggantikan Anies Baswedan yang akan berakhir masa jabatannya tahun 2022 ini. "Oh ndak mungkin, itu (masuk bursa kandidat Cagub DKI, Red) hanya bentuk penghargaan kepada kader yang pekerja keras. Itu saja,” ujar Mahayastra saat ditemui NusaBali seusai upacara bendera HUT ke-49 PDIP di Sekretariat DPC PDIP Gianyar, Jalan Banteng Desa Buruan, Kecamatan Blahbatuh, Senin kemarin.

Menurut Mahayastra, penghargaan itu tentunya diberikan atas penilaian. Hanya saja, Mahayastra mengaku tidak tahu indikator penilaiannya. “Itu yang kita tidak tahu, apanya yang dinilai? Apa bangun paginya, apa pulang malamnya, apa karena hasil pasarnya yang sudah jadi, kotanya sudah jadi, Pasar Ubudnya yang sedang proses, Pasar Sukawati-nya yang sudah jadi, atau kesehatannya yang gratis? Mungkin itu,” tandas Mahayastra.

Ditanya apakah siap jika ditunjuk oleh Ketua Umum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri maju tarung ke Pilgub DKI Jakarta 2024, Mahayastra mengatakan hal itu tidak mungkin. Dia mengaku masih fokus memimpin Gianyar. “Nggak, nggak  mungkinlah, he he he. Kita masih konsentrasi jadi bupati dua kali periode, itu aja," tegasnya.

Terkait upacara bendera HUT PDIP, menurut Mahayastra, ini merupakan rutinitas tahunan setiap 10 Januari. Harapannya, dalam usia partainya yang hampir setengah abad ini, kader PDIP di Gianyar semakin solid. "Kader kita solid tertata, petarung yang betul-betul ideologis. Sebagai partai besar, PDIP harus memberi warna dan bantu masyarakat dalam segala bidang. Hadir mendampingi masyarakat dalam susah maupun senang," tegas Mahayastra. *nvi

Komentar