nusabali

Tempat Pengabenan di Setra Badung Akan Diplaspas 19 Januari 2022

  • www.nusabali.com-tempat-pengabenan-di-setra-badung-akan-diplaspas-19-januari-2022

DENPASAR, NusaBali
Pembangunan tempat pengabenan di kawasan Setra Agung Badung, Jalan Imam Bonjol, Desa Pemecutan Kelod, Denpasar Barat ditarget rampung pada 31 Desember 2021.

Menurut rencana setelah pembangunan rampung akan dilanjutkan dengan upacara melaspas yang digelar pada Buda Kliwon Matal, Rabu 19 Januari 2022 mendatang.

Hal tersebut diungkapkan oleh Bendesa Adat Denpasar, Anak Agung Ngurah Rai Sudarma saat diwawancarai, Selasa (28/12). Menurut Rai Sudarma, rencana pembangunan tempat pengabenan ini sudah dirancang sejak tahun 2017 lalu.

Namun, akibat beberapa kendala, baru kali ini dapat direalisasikan. “Pembangunannya kami kebut, tapi dengan tetap memperhatikan kualitas. Bangunan ini sudah mau selesai dan nanti akan dipelaspas tanggal 19 Januari 2022,” jelas Rai Sudarma. Untuk melakukan realisasi, pihak desa adat sebelumnya telah mengajukan proposal ke Pemkot Denpasar pada 15 Januari 2020.

“Akhirnya mendapat tanggapan dari Pemkot Denpasar yang berkoordinasi dengan Pemprov Bali. Dan dari sana kami mendapat dana BKK dari Provinsi Bali sebesar Rp 2,5 miliar,” ungkapnya. Tempat pengabenan ini berada di lahan seluas 33 are di Setra Bugbug yang berada di kawasan Setra Agung Badung. Setra Agung Badung memiliki luas 9,3 hektare, sementara Setra Bugbug memiliki luas wilayah 40 are. Lokasi tempat pengabenan ini berada di sisi barat daya setra.

Pengerjaan tempat pengabenan ini dilakukan oleh CV Agnesa Bangun Persada dengan nilai pekerjaan sebesar Rp 1.919.514.144.31 atau Rp 1,9 miliar lebih. Rai Sudarma menjelaskan, pembangunan ini tidak akan mengurangi makna pengabenan termasuk adat dan budaya yang ada di dalamnya.

Pembangunan tempat pengabenan ini tujuannya hanya untuk memperlancar pelaksanaannya, sehingga diperlukan kelengkapan berupa bangunan. Dia mengatakan, situasi saat ini mengharuskan para generasi muda untuk berfikir lebih ke depan lagi. Pembuatan tempat pengabenan ini bukan ingin menghilangkan adat budaya, melainkan menguatkan adat budaya. Bahkan, dengan adanya tempat pengabenan ini dapat membantu dan meringankan beban biaya krama Desa Adat Denpasar dalam melaksanakan upacara Pitra Yadnya.

“Kita lihat krama yang mencapai sekitar 18.000 orang dari 105 banjar. Di antara mereka sampai ada yang keluar mencari krematorium karena mereka minim dana. Jadi tujuan kita jangan sampai mereka melakukan ngaben ke luar. Inilah tujuan kita untuk meringankan beban masyarakat Desa Adat Denpasar,” tandasnya. *mis

Komentar