nusabali

Beri Aku Cakrawala, Kumpulan Puisi Tetap Berkarya di Tengah Keterbatasan

  • www.nusabali.com-beri-aku-cakrawala-kumpulan-puisi-tetap-berkarya-di-tengah-keterbatasan

DENPASAR, NusaBali.com –Curahan hati, sekaligus gelora semangat ditunjukkan oleh Ida Bagus Aditya Putra Pidada lewat buku kumpulan puisi dengan judul ‘Beri aku Cakrawala’ yang dirilis tepat pada Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional (HKSN) pada Senin (20/12/2021).

Pemuda asal Sanur ini mengatakan bahwa karya buku kumpulan puisi miliknya didorong perjalanan kehidupan yang dialaminya, yakni, sejak duduk di bangku SMA mengalami masalah pada penglihatannya.

Tak tahu penyebabnya, Gus Adit hanya mengaku tidak bisa melihat wajah orang. Hanya bayangan saja yang terlihat. Namun cahaya lampu disebutnya masih bisa dilihatnya.

"Maka dari itu saya menempuh pendidikan di SLB (Sekolah Luar Biasa) Negeri 1 Denpasar. Dan di usia saya yang kini telah menginjak 25 tahun, penting bagi saya untuk tetap semangat maju dan berkarya," ujar pria kelahiran 23 Juni 1996 tersebut saat dikonfirmasi Rabu (22/12/2021).

‘Beri aku Cakrawala’ yang dilaunching di Rumah Pintar/Bisabilitas di Jalan Kamboja Denpasar, berisikan sajak-sajak bertemakan kehidupan, renungan batin, spiritual, sosial, budaya, hingga romansa membuka cakrawala pemikiran para pembaca serta menginspirasi masyarakat untuk dapat mengapresiasi sebuah karya sastra yang diciptakan dengan sepenuh hati ini.

"Penyusunan  bukunya sudah dari November 2021, tapi saya mulai suka puisi sejak SMA dan mendalaminya saat menempuh pendidikan di perguruan tinggi," ungkap alumnus Jurusan Ilmu Komunikasi dan Penerangan Agama di Institut Hindu Dharma Indonesia Denpasar tahun 2019 ini.

Tidak sendirian Gus Adit juga turut dibantu oleh orang-orang terdekatnya dalam pembuatan buku tersebut, seperti Wayan Jengki Sunarta sebagai penyunting buku, dan Phalayasa Sukmakarsa yang membantu membuat lay out pada karyanya.

Menurutnya puisi tidak hanya sekadar sebuah karya sastra, melainkan juga sebuah media rasa yang paling mulia untuk memahami kehidupan. "Dalam berkarya saya terinspirasi oleh sosok-sosok sastrawan seperti Chairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, Didon Kanjeng, Warih Wisatsana dan Wayan Jengki Sunarta," tambahnya.

Buku berisikan 69 judul puisi  dalam 150 halaman  termasuk pengantar dan sketsa tersebut didedikasikan Aditya kepada semua pecinta sastra yang ada di nusantara, keluarga besar Griya Daha Ayu Marga dan masyarakat secara luas.

"Saya yakin di era digital dan modernisasi seperti saat ini keberadaan puisi tetap memiliki tempat di hati pencintanya, tidak terkecuali bagi para penyandang disabilitas yang ada di luar sana," ungkap penyiar Radio Publik Denpasar ini.

Gus Adit berharap agar ke depannya dapat konsisten produktif melahirkan karya yang berupa buku seperti kumpulan puisi, cerpen dan novel. "Semoga buku yang saya luncurkan itu dapat diterima oleh masyarakat luas dan apabila diperlukan saya akan membuat buku tersebut dalam versi bahasa Inggrisnya juga," tutup penyair yang juga memiliki usaha pijat alternatif ini.

Komentar