nusabali

Pesan Rahayuni di Hari Ibu: Perempuan Bali, Jadilah Ibu Bangsa

  • www.nusabali.com-pesan-rahayuni-di-hari-ibu-perempuan-bali-jadilah-ibu-bangsa

DENPASAR, NusaBali.com – Perempuan Bali harus menjadi ibu bangsa. Tidak memikirkan diri sendiri, melainkan bisa memberikan secara tulus apa yang dimiliki bagi sesama.

Pesan menyentuh ini diungkapkan oleh Ni Made Rahayuni, 58, seorang pengusaha, politikus,  sekaligus ibu rumah tangga, menyambut Hari Ibu yang jatuh pada Rabu (22/12/2021).

“Mudah-mudahan perempuan-perempuan di Bali bisa menjadi ibu bangsa. Artinya tidak memikirkan diri sendiri, tapi juga memikirkan orang lain,” kata Srikandi PDI Perjuangan ini.

Maksud ibu bangsa, lanjut Rahayuni,  bukan hanya mendidik anak-anak sebagai penerus masa depan bangsa. Selain itu, para perempuan juga berperan menjaga moral keluarga dan menggerakkan ekonomi keluarga untuk masyarakat.

"Para perempuan harus  memiliki kepedulian dengan sesama anak bangsa. Bagi orang yang tidak memiliki pekerjaan misalnya, para perempuan bisa berkontribusi dengan memberi pelatihan yang dilakuikan secara tulus ikhlas. “Tentu saja apa yang diberikan sesuai dengan kemampuan,” kata anggota DPRD Kabupaten Tabanan ini.

Menjadi ‘ibu bangsa’ dinilai Rahayuni akan membantu egara karena berperan dalam pembangunan bangsa. “Dengan demikian akan membantu pemerintah dalam hal memberi ketrampilan bagi masyarakat,” kata Rahayuni.

Ketrampilan yang dimiliki para perempuan, lanjut Rahayuni, akan membantu perekonomian keluarga. “Karena di masa pandemi, kita tidak bisa berharap dari sektor pariwisata atau kerja kantoran. Mari manfaatkan peluang-peluang yang ada, karena kita juga bisa bekerja dari rumah,” kata sosok yang baru saja dilantik sebagai Ketua Forum Pemberdayaan Perempuan Indonesia (FPPI) Provinsi Bali pada 11 Desember 2021 lalu.

Bahkan istri dari I Ketut Swardika ini mengingatkan bahwa pekarangan halaman rumah pun bisa dimanfaatkan sebagai ketahanan ekonomi keluarga lewat penanaman berbagai sayur.  Dicontohkannya pula Kelompok Wanita Tani (KWT) Gunang Lestari binaannya.

Berdirinya KWT di Banjar Pasekan Delod, Desa Dajan Peken, Kecamatan/Kabupaten Tabanan ini tak lepas dari masa pandemi.  “Hasil sayurannya laku dijual, karena sayuran yang ditanam organik,” kata Rahayuni soal KWT beranggotakan 20 orang tersebut.

Ibu tiga anak yang dikenal  aktif memberi pelatihan tata rias sejak 20 tahun silam ini berharap perempuan Bali semakin maju. Namun diingatkan bahwa karier ataupun usaha yang dilakukan oleh seorang ibu, agar tidak melupakan keluarga.

“Harus pandai-pandai mengatur waktu, dan itu harus dilakukan. Jangan lupa keluarga, mengurus anak, termasuk kalau di Bali tetap ke Banjar,” pesan pemilik Lembaga Kursus dan Pelatihan (LKP) Candra Dewi di Tabanan ini.

Sesulit-sulitnya, kata Rahayuni, harus bisa membagi waktu, terutama untuk yang memiliki anak-anak masih kecil. “Dulu saat salon lagi naik, tapi jadwal menyusui anak, maka saya harus pulang. Kalau tidak ada hal emergency serahkan ke karyawan. Kalau anak masih baby, harus luangkan waktu, dan tidak keasyikan dengan pekerjaannya,” kenang Rahayuni saat membesarkan buah hatinya.

“Astungkara semua mendapat kelancaran. Mabanten, tangkil lancar. Anak-anak saya semua IPK bagus,” ungkap Wakil Ketua DPD PDIP Bali Bidang Pemberdayaan Perempuan dan Anak periode kepengurusan 2019-2024 ini.

Hubungan personal atau kedekatan dengan anak-anak juga disebut Rahayuni harus dilakukan. Mulai dari menemani saat anak akan tidur ataupun saat baru bangun tidur. Momen-momen itu bisa dijadikan ajang saling mendekatkan dengan menyisipka nasehat-nasehat untuk melakukan kegiatan yang positif.

“Dari kecil anak-anak ditekankan jangan benci kepada orang yang sukses. Sebaliknya bersahabatlah dengan mereka,” begitu contoh nasehat yang diberikan oleh Rahayuni.

Tips itulah kata Rahayuni yang membuat segala urusan bisa menjadi lancar. “Politik dan bisnis lancar. Anak-anak juga berhasil, ketiganya juara dan berprestasi,” kata Rahayuni bersemangat.

Komentar