nusabali

Banjir Parah Terjang Blahkiuh

Jalan Pantai Kuta dan Jalan Dewi Sri Juga Terendam Banjir

  • www.nusabali.com-banjir-parah-terjang-blahkiuh

Banjir yang terjadi disebabkan oleh intensitas hujan yang cukup tinggi.

MANGUPURA, NusaBali

Banjir parah terjadi di Jalan Raya Abiansemal, tepatnya di Desa Blahkiuh, Kecamatan Abiansemal, Senin (20/12). Banjir akibat saluran got tersumbat itu bahkan menghayutkan sejumlah sepeda motor. Di tempat terpisah, hujan deras yang mengguyur kawasan Kuta, juga menyebabkan ruas Jalan Pantai Kuta, Kecamatan Kuta, Badung tergenang air. Ketinggian genangan di ruas jalan tersebut mencapai 20 centimeter, alhasil sejumlah pengendara khususnya roda dua terpaksa menggunakan trotoar untuk melintas.

Seorang warga bernama Putri, mengatakan rumahnya yang berada di kawasan Blahkiuh terendam banjir. Bahkan, tembok rumahnya jebol akibat banjir yang mengakibatkan kendaraannya juga terendam penuh oleh banjir. “Temboknya rusak, barang-barang terendam semua. Motor juga mati. Sebelumnya memang sering banjir, tapi ini yang paling keras,” ujar Putri.

Sementara itu, Camat Abiansemal Ida Bagus Putu Mas Arimbawa menjelaskan, banjir yang terjadi di Blahkiuh disebabkan oleh intensitas hujan deras yang berlangsung sekitar dua jam. Pada saat hujan lebat itu, beberapa saluran got di wilayah mengalami penyumbatan oleh sampah dan batu-batu yang menutup got yang merupakan kiriman dari hulu.

“Faktor utamanya karena debit air hujan yang tinggi, sedangkan volume gotnya begitu terbatas. Kami bersama masyarakat sudah turun langsung ke beberapa titik mulai dari Pasar Blahkiuh sampai Banjar Kembangsari, membuka got-got yang tersumbat oleh sampah dan material lainnya,” ujarnya dikonfirmasi kemarin sore.

Pasca banjir tersebut, IB Arimbawa mengaku akan segera bersurat pada Perbekel Blahkiuh serta instansi terkait untuk bersama-sama menindaklanjuti kejadian banjir ini. Pihaknya mengimbau agar masayarakat tidak membuang sampah ke got, karena pada saat banjir seperti ini akan menjadi ancaman tersendiri. “Kami juga meminta masyarakat untuk aktif berpartisipasi, paling tidak membantu membuka saluran-saluran air di dekat rumahnya,” tandasnya.

Di hari yang sama, ruas Jalan Pantai Kuta, Kecamatan Kuta, Badung, juga terendam banjir. Ketinggian air mencapai sekitar 20 centimeter. Meski demikian, Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista, menyebut apa yang terjadi bukan masuk kategori banjir, melainkan hanya genangan. “Kalau banjir itu tidak pernah terjadi di Kuta, hanya genangan saja lantaran intensitas hujan yang sangat tinggi. Untuk lokasinya itu ada beberapa titik, seperti di ruas Jalan Pantai Kuta dan Jalan Legian,” katanya, Senin (20/12).

Menurut Wasista, genangan air yang terjadi di sepanjang Jalan Pantai Kuta pada Senin sore sekitar pukul 15.00 Wita disebabkan intensitas hujan yang cukup tinggi. Namun, setelah itu kondisinya kembali normal, karena sifatnya hanya genangan saja. Paling lama, kata Wasista, hanya berlangsung selama satu jam saja, sehingga pada pukul 16.00 Wita sudah kembali normal.

“Penyebab adanya genangan itu ada dua faktor, pertama karena intensitas hujan sangat lebat. Kedua karena tertutupnya drainase oleh sampah dedaunan, sehingga menyumbat proses pembuangan air melalui saluran yang ada,” jelas Wasista.

Wasista pun berharap kepada masyarakat agar memperhatikan saluran air yang ada di sekitar rumah, terutama yang berada di dekat akses jalan raya untuk memungut sampah yang terbawa saat ada genangan. “Keterlibatan masyarakat sangat diperlukan saat musim hujan. Hal ini semata untuk mencegah adanya genangan,” harap Wasista.

Tidak hanya di Jalan Pantai Kuta, genangan air hujan dengan ketinggian rata-rata sekitar 30 centimeter terjadi di Jalan Dewi Sri, Legian. Penyebabnya serupa dengan kejadian sebelumnya, yakni lantaran pengaruh melambatnya pembuangan menuju Tukad Mati.

Ketua Lembaga Pemberdayaan Masyarakat (LPM) Legian I Wayan Puspa Negara, mengatakan banjir yang terjadi kemarin tidak separah pada saat banjir besar pada Senin (6/12) lalu. Jika dibandingkan dengan peristiwa sebelumnya, genangan yang terjadi itu terbilang lebih ringan, karena hanya menutupi dua area badan jalan saja, yakni di depan BRI dan HOC CCTV. “Menurut pengamatan kami, itu terjadi karena pengaruh air Tukad Mati yang sempat naik ke level tinggi walau tidak tertinggi. Itulah yang kemudian menyebabkan dorongan pompa ke Tukad Mati dari Dewi Sri sedikit melambat,” jelasnya saat dikonfirmasi terpisah, Senin sore.

Dengan ketinggian sekitar 30 centimeter, air hujan diakui juga sempat masuk ke sejumlah ruko. Namun kemudian, dalam waktu sekitar 1,5 jam, air sudah berangsur-angsur surut. “Arus lalu lintas sempat terhambat. Dan ada juga warga yang sempat panik, karena melihat pengalaman sebelumnya. Tapi, kondisi saat ini sudah normal lagi,” kata Puspa Negara. *dar, ind

Komentar