nusabali

Menyibak Energi Mistis dalam Sebuah Tapel Bali

  • www.nusabali.com-menyibak-energi-mistis-dalam-sebuah-tapel-bali

DENPASAR, NusaBali.com - Keberadaan tapel (topeng) di Bali memegang peranan penting di setiap kegiatan hiburan, kesenian, hingga upacara keagamaan Hindu.

Karena itu pula,  proses pembuatan hingga menjadi sebuah tapel yang siap dipajang atau digunakan, sangat memperhatikan berbagai macam aspek. Mulai dari penggunaan alat, pemilihan bahan baku, penentuan hari baik, hingga pengalaman mistis yang dialami oleh setiap seniman tapel yang ada di Bali.

I Made Kara, seorang seniman tapel asal Banjar Puseh Kangin, Desa Sanur Kauh, membagikan pengalaman mistisnya saat bergelut di dunia kesenian tapel, dalam workshop topeng di rangkaian kegiatan Denpasar Festival ke-14, berlokasi di Muntig Siokan, Pantai Mertasari, Sanur, Denpasar, Senin (20/12/2021).

Mulai serius memahat tapel sejak tahun 2016, I Made Kara sekaligus pemilik Rumah Topeng Petapukan De Kara kerap kali mengalami hal mistis terkait tapel yang dibikinnya.

Hal mistis yang sering dialami yakni kerauhan (trance) pada saat seseorang melihat atau menyaksikan karya miliknya saat ditarikan atau dipentaskan. "Beberapa waktu lalu saya sempat memberikan sebuah tapel yang menggambarkan sosok Ratu Gede Mecaling kepada seorang pamangku. Singkat cerita ia membawa tapel tersebut sembahyang ke Nusa Penida. Sesampainya di sebuah pura tempat melakukan persembahyangan, seorang pemangku pura di sana mengalami kerauhan karena topeng tersebut," tuturnya.

Hal tersebut dikarenakan pada setiap pembuatan tapel I Made Kara melibatkan peristiwa mistis yang dialaminya seperti mimpi-mimpi, atau bisikan yang kemudian berdasarkan mimpi tersebut ia menuangkannya di sebuah karya tapel. "Banyak topeng yang sudah saya kerjakan. Terutama tokoh yang ada dalam Babad Bali seperti Tapel Dalem, Tapel Kebo Iwa dan Tapel Gajah Mada," jelasnya yang juga merupakan seorang balian (tokoh spiritual).

Menurut I Made Kara apabila sebuah tapel telah berhasil membuat penggunanya atau penonton yang menyaksikan mengalami kerauhan, maka tapel tersebut telah direstui untuk memiliki sebuah spirit atau energi tertentu. "Karena proses pembuatan tapel juga melibatkan ritual di dalamnya. Seperti proses memberikan taksu (kharisma) kepada sebuah tapel. Apalagi jika bahan tapel menggunakan kayu yang diperoleh dari sebuah pohon yang memiliki energi atau aura yang kuat. Contohnya kayu dari pohon pule," lanjutnya sambil memamerkan salah satu hasil karyanya.

Lebih lanjut I Made Kara menyatakan bahwa sebuah tapel dapat dinyatakan bagus jika pada saat digunakan dapat menciptakan sebuah sinkronisasi ukuran tapel dan tubuh penarinya, jadi tapel yang digunakan benar-benar menyatu dengan sang penari.

"Memang ada pakem pembuatan tapel seperti 6 cm x 3 cm itu kan sudah lumrah. Tapi saya pribadi membuat tapel menyesuaikan tubuh si pengguna atau penarinya. Kalau bagi saya tapel yang baik adalah tapel yang 'hidup' saat ditarikan," ucapnya sambil mendemonstrasikan gerakan tari pada sebuah tapel karyanya.

I Made Kara kemudian mengajak masyarakat terutama generasi muda Bali yang ingin mendapatkan ilmu pengetahuan dalam membuat tapel Bali, dapat datang ke Rumah Topeng Petapukan De Kara yang berlokasi di Jalan Tukad Bilok V Nomor 5 Sanur, atau dapat mengunjungi Muntig Siokan, Pantai Mertasari dikarenakan I Made Kara pada 20-23 Desember 2021 berada di lokasi untuk memberikan pelatihan dalam rangka kegiatan Denpasar Festival.

"Kalau saya yang sudah berusia 62 tahun ini istilahnya sudah 'mentok'. Jadi pewarisan ilmu pengetahuan itu penting bagi saya terutama untuk generasi muda Bali yang ada di wilayah Sanur, Belajar di kegiatan Denpasar Festival atau pun di Rumah Topeng gratis," ajaknya.

Komentar