nusabali

Ikawangi - Puri Gerenceng Kolaborasi Budaya, Tunjukkan Indahnya Toleransi di Bali

  • www.nusabali.com-ikawangi-puri-gerenceng-kolaborasi-budaya-tunjukkan-indahnya-toleransi-di-bali

DENPASAR, NusaBali.com - Ikatan Keluarga Banyuwangi (Ikawangi) dan Puri Gerenceng pertontonkan indahnya toleransi di Bali, dengan kolaborasi tarian daerah di Monumen Bajra Sandhi, Puputan Margarana, Niti Mandala Denpasar, Minggu (19/12/2021) sore.

Ikawangi menggelar tarian Gandrung Kembang Menur, sementara Puri Gerenceng Denpasar tampilkan Tarian Satria Mahottama Pecut Badung.

Karena dalam masa pandemi Covid-19, kolaborasi budaya dilaksanakan secara hybrid (online dan offline). Tarian Gandrung Kembang Menur hanya ditarikan 33 penari di Monumen Bajra Sandhi, sementara Tarian Satria Mahottama Pecut Badung ditarikan 2 orang.

Hadir Ketua Umum Ikawangi Dewata Agustinus Wijaya, tokoh Puri Gerenceng Anak Agung Ngurah Agung yang juga Ketua Umum Persaudaraan Hindu Muslim Bali, dan tokoh Ikawangi Dewata di Bali.

Agustinus Wijaya kepada NusaBali usai acara mengatakan pergelaran Tari Gandrung Kembang Menur di Bajra Sandhi merupakan kegiatan budaya melibatkan 1.000 penari di seluruh Nusantara dan Dunia. "Di Bajra Sandhi kami hanya menampilkan 33 penari saja.  Penari yang lainnya menari secara virtual. Total penari yang terlibat secara offline dan online di seluruh Nusantara bahkan di seluruh dunia ada 1.000 penari," ujar Agustinus Wijaya. Pergelaran Tari Gandrung Kembang Menur, lanjut Agustinus Wijaya, sekaligus dalam rangkaian HUT Kabupaten Banyuwangi ke-250. 

Foto: Tokoh Puri Gerenceng Anak Agung Ngurah Agung bersama Ketua Umum Ikawangi Dewata Agustinus Wijaya. -IST

Kolaborasi pun dilakukan bersama Puri Gerenceng Denpasar, yang menampilkan Tarian Satria Mahottama Pecut Badung sebagai bentuk kerukunan dan toleransi Sameton Bali dengan Ikawangi yang sudah terjalin sangat lama. "Kami, Ikawangi Dewata Bali berprinsip ‘Di Mana Bumi Dipijak, Di sana Langit Dijunjung’. Saudara kita di Bali menampilkan Budaya Bali, kami menampilkan Budaya Banyuwangi dalam kebersamaan. Ini menunjukkan kita satu dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia," ujar Agustinus Wijaya.

Menurut Agustinus Wijaya, kolaborasi budaya ini menjadi contoh dan tauladan bagi paguyuban lain di Bali. "Kami membawa budaya, tetapi kami hormati budaya dan kesenian Bali. Kita kedepankan berharap menguri-nguri (melestarikan) budaya masing-masing, dengan tampil bersama di depan publik," ujar pengusaha yang telah lama menetap di Bali ini.


Sementara Ngurah Agung, secara terpisah mengatakan kolaborasi dalam pergelaran budaya Ikawangi dengan Puri Gerenceng Denpasar, tidak hanya menunjukkan nilai seni, tetapi perwujudan wajah Kebhinekaan di NKRI yang terajut indah. "Saudara kita dari Ikawangi Dewata Bali, menggelar kesenian di Bali, dengan mengajak masyarakat Bali tampil bersama. Ini adalah pola komunikasi lewat budaya yang patut menjadi contoh bagi paguyuban lain," ujar Ngurah Agung.

Ngurah Agung menegaskan, ke depan kegiatan kolaborasi budaya ini menjadi semakin atraktif, menjadi sebuah event besar, dalam promosi budaya daerah masing-masing. "Meskipun dalam kondisi pandemi Covid-19, pergelaran tari Ikawangi-Puri Gerenceng ini tetap dengan prokes," tegas politisi Partai Golkar Bali ini. *nat

Komentar