nusabali

Ketua Karang Taruna yang Dinobatkan Jadi Perbekel Termuda Se-Buleleng

Putu Widyasmita, Perbekel Terpilih Hasil Pilkel di Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng

  • www.nusabali.com-ketua-karang-taruna-yang-dinobatkan-jadi-perbekel-termuda-se-buleleng

Selain sukseds sebagai Ketua Karang Taruna, Putu Widyasmita juga seorang musisi yang sempat sabet gelar Juara I Lomba Band HUT Kota Singaraja Tahun 2018 dan Juara I Lomba Band Piala Bupati Karangasem Tahun 2019, bersama Band Dorayaki.

SINGARAJA, NusaBali

Putu Widyasmita, 30, merupakan salah satu sosok ‘perbekel muda’ yang terpilih dari hasil Pemilihan Perbekel (Pilkel) Serentak di Kabupaten Buleleng, 30 Oktober 2021 lalu. Sukses menangkan Pilkel Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng, Putu Widyasmita pun sandang predikat sebagai ‘Perbekel Termuda’ di Gumi Panji Sakti.

Putu Widyasmita baru genap berusia 30 tahun pada 12 Juli 2021 lalu. Dia resmi menjalankan tugas barunya sebagai Perbekel Pengastulan 2021-2026 setelah dilantik oleh Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana, 15 Desember 2021 lalu. Pria kelahiran 12 Juli 2001 ini kala itu dilantik bersama 40 perbekel terpilih lainnya hasil Pilkel Serentak 2021 di Buleleng. Dari puluhan perbekel; yang dilantik, dialah paling muda. Sedangkan perbekel lainnya semua sudah di atas 31 tahun.

Terungkap, Putu Widyasmita sebetulnya tidak pernah berangan jadi seorang kepala desa. Awalnya, anak sulung dari empat bersaudara pasangan Made Suardika dan Putu Sukariani ini menekuni dunia musik. Dia pun sempat sabet gelar Juara I Lomba Band HUT Kota Singaraja Tahun 2018 (bersama Band Dorayaki) dan Juara I Lomba Band Piala Bupati Karangasem Tahun 2019 (bersama Band Dorayaki).

Sebelumnya, Widyasmita pernah bekerja sebagai musisi freelance yang tampil dari cafe ke cafe, restoran ke restoran, hingga hotel-hotel di wilayah Denpasar. Namun, karena sudah berkeluarga, pada 2015 Widyasmita memutuskan untuk pulang kampung ke Buleleng.

“Saya pun sempat bekerja sebagai pegawai kontrak di Akademi Kebidanan Undiksha Singaraja, lalu sebagai pegawai kontrak di Kantor Samsat Bersama Kabupaten Buleleng,” kenang Widyasmita saat dikonfirmasi NusaBali seusai pelantikan sebagai perbekel di Singaraja, Rabu (15/12) lalu.

Setelah menetap di kampung, Widyasmita kemudian dipercaya sebagai Ketua Karang Taruna Desa Pengastulan. Dia pun mengabdi dengan total untuk desa kelahirannya. Sebagai seorang Ketua Karang Taruna, Widyasmita berhasil menyatukan pemuda desa yang sebelumnya terpecah karena masalah kepercayaan.

Untuk menjaga kesatuan dan menyama braya Karang Taruna Desa Pengastulan, Widyasmita menciptakan lagu khusus berjudul ‘Pengastulan Bersatu’. Nah, saat memimpin Karang Taruna Desa Pengastulan inilah Widyasmita banyak mendapat keluhan dari masyarakat di desanya.

“Selama saya menjabat sebagai Ketua Karang Taruna, banyak keluh kesah masyarakat, termasuk anak muda yang belum terfasilitasi hobi dan kegiatan mereka. Selain itu, juga muncul keluhan terkait masalah pelayanan,” jelas ayah tiga anak dari pernikahannya dengan Kadek Eta Hermayanti ini.

Sebagai anak muda yang gesit, Widyasmita pun mulai mendapat permintaan dari warga desa untuk bantu menguruskan administrasi kependudukan hingga mengurus KIS bagi warga miskin. Kemudian, setahun jelang Pilkel 2021, Widyasmita mendapatkan banyak dukungan dari warga Desa Pengastulan untuk maju tarung.

“Banyak yang mendorong saya maju tarung Pilkel 2021, mulai dari kalangan anak muda hingga pamangku Pura Kahyangan Tiga. Karena saya melihat banyak potensi yang belum terfasilitasi, saya pun jengah dan akhirnya mau ikut pencalonan,” tutur alumni SMA Saraswati Singaraja ini.

Dengan dukungan penuh dari sebagian besar warga di desanya, Widyasmita sangat optimistis bisa memenangkan pesta gong demokrasi Pilkel Pengastulan, 30 Oktober 2021 lalu. Setelah coblosan dan dilakukan penghitungan suara, Widyasmita benar-benar keluare sebagai pemenang, dengan mengungguli kandidat incumbent Ketut Yasa.

Putu Widyasmita berhasil menang Pilkel Pengastulan dengan mendominasi 1.036 suara. Dia mengatasi 4 pesaingnya, masing-masing Ketut Widiada (kandidat newe comer yang berada di peringkat kedua dengan 876 suara), Ketut Yasa (kandidat incumbent/495 suara), Made Witarsa (new comer/180 suara), dan Nyoman Wardika (new comer/170 suara).

 “Astungkara, harapan dan dukungan dari warga terwujud. Setelah terpilih jadi perbekel, tentu saya punya tugas yang berat untuk dapat melayani warga Desa Pengastulan dan memfasilitasi apa yang selama ini belum terlaksana,” tandas Widyasmita.

Pasca berhasil memenangkan Pilkel Pengastulan, Widyasmita sudah menyusun rencana yang akan dilakukan dalam kurun waktu 5 tahun ke depan. Salah satunya, memfasilitasi sarana prasarana untuk pemuda desa, seperti sarana olahraga dan kegiatan lainnya.  

Menurut Widyasmita, yang menjadi prioritas programnya adalah menyiapkan ‘Layanan Satu Pintu’ untuk warga desanya. Segala urusan pelayanan administrasi desa terselesaikan dengan hanya lewat pemerintah desa. Tidak, ada calo dan pihak ketiga yang mencampuri pengurusan administrasi.

“Saya juga bercita-cita memperkuat toleransi antar umat beragama di desa saya. Karena akan sulit membangun desa dengan kondisi warga yang terkotak-kotak,” papar keyboardis Band Dorayaki yang juga menjabat sebagai Ketua Seririt Music Comunity ini.

Sebagai perbekel yang belum memiliki jam terbang, Widyasmita juga tidak mau sesumbar. Widyasmita tetap akan merangkul tokoh-tokoh desa dan tokoh agama di desanya, untuk bersama-sama menggarap potensi desa. “Saya akan berusaha membumikan makanan khas Desa Pengastulan, yakni ikan plongos dan nasi kebuli,” janji Widyasmita. *k23

Komentar