nusabali

200 Kios dan Los di Pasar Badung Pilih Tutup Sejak Pandemi

Jika Membandel Hak Guna Pakai Akan Dicabut

  • www.nusabali.com-200-kios-dan-los-di-pasar-badung-pilih-tutup-sejak-pandemi

DENPASAR, NusaBali.com -  Tak seperti lantai 1 dan 2 yang penuh aktivitas jual-beli, lantai 3 dan 4 Pasar Badung Denpasar relatif sepi. Sekitar 200 pemilik kios dan los memilih  menutup tempat usahanya sejak pandemi melanda hampir dua tahun silam..

Kios/Los yang tutup di lantai 3 didominasi pedagang alat rumah tangga, sedangkan kios/los yang tutup di lantai 4 didominasi pedagang pakaian. Disinyalir para pedagang memilih  menutup tempat usaha karena sepi pengunjung sejak pandemi Covid-19 muncul di Bali, Maret 2020.

“Kosong karena pedagangnya tidak berjualan, bukan kosong dalam artian tidak ada pemiliknya,” terang Kepala Unit Pasar Badung, I Gusti Made Estuasa, Kamis (16/12/2021).

Estuasa menuturkan, Pasar Badung menyediakan total 1.740 kios/los bagi para pedagang, dengan rincian 290 kios dan 1.450 los. Apabila para pedagang yang mendapatkan Hak Guna Pakai (HGP) kios/los tidak menggunakan haknya, maka HGP akan diambilalih.

“Nanti setelah Pasar Badung pengelolaannya diserahkan kepada Perumda (Pasar Sewakadarma) oleh Pemkot Denpasar, pertama pedagang wajib berjualan, kedua mau bayar,” ujar Estuasa. 

Dikatakan apabila melanggar ketentuan tersebut, maka pihaknya nanti akan melakukan teguran hingga melakukan pemutusan HGP. 

Lebih jauh dikatakan Estuasa, sejak pindah dari lahan Tiara Grosir (relokasi semetara  karena peristiwa kebakaran Pasar Badung tahun 2016) selama tiga tahun belakangan para pedagang di Pasar Badung digratiskan dari membayar iuran bulanan, juga iuran tahunan. Mereka saat ini hanya diwajibkan membayar biaya listrik dan air (harian). 

Nanti, setelah Pasar Badung diserahkan ke Perumda Pasar Sewakadarma (direncanakan tahun 2022), mereka, para pedagang, kembali harus membayar iuran.

Sebelum terjadi peristiwa kebakaran di Pasar Badung, iuran yang mereka harus bayar meliputi iuran harian, bulanan, dan tahunan. 

“Kalau sesuai dengan kajian, kalau di kios Rp 300 ribu per bulan, kalau di los Rp 200 ribu,” ungkap Estuasa. 

Salah satu pedagang kain ditemui di lantai 4 Pasar Badung menuturkan, banyak kios tutup di lantai 4 diakibatkan karena sepinya pengunjung sejak masa pandemi. Selain itu, sejak kebakaran Pasar Badung 2016, para pedagang pakaian banyak yang juga menyewa tempat di Pertokoan Lokitasari (Wisata) di Jalan Thamrin Denpasar . 

Menanggapi rencana kembali ditariknya iuran bulanan setelah Pasar Badung diserahkan kepada Perumda Pasar Sewakadarma, ia mengatakan akan sulit jika kondisi masih seperti saat ini. “Kayak kemarin tiga bulan saya tidak dapat garus (berjualan),” terang perempuan asal Kubu Karangasem ini. 

Ia pun menanggapi kemungkinan diputusnya HGP kios/los bagi pedagang yang tidak berjualan. “Tempat yang ditempati, dia tidak bayar-bayar, wajar disita. Tapi, kalau dia rajin bayar, mau dibuka mau nggak itu kan haknya dia, yang penting bulanan, harian dia bayar," cetusnya. *adi

Komentar