nusabali

Cabai Tembus Rp 70.000 Ribu per Kg, Tomat Rp 6.000 per Kg

  • www.nusabali.com-cabai-tembus-rp-70000-ribu-per-kg-tomat-rp-6000-per-kg

DENPASAR, NusaBali.com - Dua komoditas di pasar induk mengalami fluktuasi harga berbeda dalam beberapa minggu terakhir. Harga cabai rawit merah yang terus merangkak naik dalam dua minggu terakhir kini telah menyentuh harga Rp 70.000 per kilogramnya. Sementara buah tomat meski cenderung stabil berada pada harga rendah Rp 6.000 per kilogramnya.

“Harga cabai sekarang sudah Rp 7.000 per kilogramnya, tomat masih Rp 6.000 per kilogramnya,” terang Kasub Administrasi Pasar Badung, Ni Ketut Sumarni, Senin (13/12/2021). 

Dikatakan jumlah pasokan yang menurun akibat musim hujan menyebabkan harga cabai terus merangkak naik dalam dua pekan terakhir. Harga cabai rawit merah yang paling meroket harganya, sementara harga cabai jenis lainnya cenderung stabil. 

Cabai rawit hijau masih berada pada kisaran harga Rp 40.000 per kilogram, cabai merah besar Rp 25.000 per kilogram, dan cabai keriting Rp 35.000 per kilogramnya.  Sebaliknya harga tomat di Pasar Badung dalam tiga minggu terakhir berada di kisaran Rp 6.000 per kilogramnya. 

Lebih jauh dikatakan Sumarni, pergerakan harga kedua komoditas tidak bisa diprediksi kapan naik dan turunnya. Meski biasanya harga cabai akan terus membumbung jelang Natal dan Tahun Baru, tidak bisa dipastikan apakah pada awal tahun depan harga akan berhenti naik. 

Seorang pedagang di Pasar Badung, Ni Nyoman Wandri, mengatakan harga tomat berada di harga Rp 6.000 sejak tiga minggu. Ia memprediksi harga tomat akan naik menjelang Natal dan Tahun Baru. 

“Sudah sejak tiga minggu harganya begini, nanti Natal Tahun Baru mungkin akan naik jadi Rp 12.000,” ujar Wandri asal Kesiman, Denpasar. 

Sementara itu, muncul video di media sosial yang menunjukkan petani tomat di wilayah Kintamani, Bangli membiarkan hasil panennya membusuk karena harga jual yang membuat mereka merugi. Video diupload Sabtu (10/12/2021). 

Dengan harga tomat di pasar seperti saat ini, harga di tingkat petani tentu akan lebih rendah dari harga tersebut. Maka wajar apabila para petani tomat merasa kecewa seperti yang digambarkan pada video di media sosial. *adi

Komentar