nusabali

Giri Prasta : Jadikan Badung Role Model Toleransi Umat Beragama

Terima Audiensi Panitia Natal Bersama 2021

  • www.nusabali.com-giri-prasta-jadikan-badung-role-model-toleransi-umat-beragama

MANGUPURA, NusaBali
Perayaan Natal Bersama di Kabupaten Badung akan dipusatkan di Balai Budaya Giri Nata Mandala, Puspem Badung.

Diharapkan pelaksanaan tersebut berjalan sukses, sehingga dapat menjadi contoh bahwa toleransi antar umat beragama sudah terjalin dengan baik di Gumi Keris.


“Nafas dari pelaksanaan kegiatan Natal bersama ini, yaitu Badung harus menjadi role model toleransi beragama di Bali dan di nusantara. Dan kami siap mendukung tempat dan kebutuhan lainnya,” kata Bupati Giri Prasta didampingi Ketua DPRD Badung Putu Parwata saat menerima audiensi Panitia Perayaan Natal Bersama di Kabupaten Badung di rumah jabatan bupati, Rabu (8/12).

Menurut Bupati Giri Prasta, sebagai wujud implementasi sila ke-5, semua insan harus sama dapat dan sama rasa dalam segala lini kehidupan tanpa membedakan suku agama ras dan golongan. “Jadi yang beda jangan sekali-kali kita paksakan untuk jadi sama, tetapi yang sudah sama jangan kita bedakan, termasuk kita di Badung ini ada yang Kristen Protestan dan ada yang Katolik,” katanya.

Bupati Giri Prasta menambahkan pemerintah dan lembaga agama harus menjalin sinergi dalam mewujudkan pembangunan di suatu daerah. Untuk itu pihaknya mengajak stakeholder terkait membuktikannya dengan kerja nyata. “Seperti yang kita ketahui Gereja memiliki fungsi untuk kebaktian persekutuan, dan pelayanan. Untuk itu mari jadi insan yang cerdas melayani, karena yang dikenang oleh masyarakat adalah perilaku dan perbuatan kita,” tegas Bupati asal Desa Pelaga, Kecamatan Petang itu.

Sementara Ketua Panitia Perayaan Natal Bersama, Jhonatan, mengatakan perayaan Natal di Kabupaten Badung akan melibatkan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) untuk merepresentasikan Badung sebagai daerah yang sangat menjunjung kebhinekaan dan harmoni di tengah masyarakat. “Kata kunci yang disampaikan Bapak Bupati menjadi roh kami dalam merumuskan tema yaitu menjadi Gereja yang menghargai adat agama dan budaya,” katanya.

“Jadi dalam perayaan ini kami juga melaksanakan kegiatan sosial untuk beberapa panti asuhan serta akan memberikan donasi kepada korban dampak erupsi Gunung Semeru. Perayaan ini bukan sekedar seremonial agama semata, namun ada pesan moral yang kita bangkitkan dalam perayaan ini,” tandas Jhonatan. *asa

Komentar