nusabali

Cegah Pedagang dan Tukang Massage Berbuat Nakal

Bendesa Ancam Cabut Kartu Keanggotaan

  • www.nusabali.com-cegah-pedagang-dan-tukang-massage-berbuat-nakal

MANGUPURA, NusaBali
Bendesa Adat Kuta I Wayan Wasista mewanti-wanti kepada para pedagang dan tukang massage lebih ramah dan tidak memaksa kepada wisatawan.

Hal ini semata agar citra pariwisata khususnya Pantai Kuta tidak rusak oleh ulah para oknum yang tidak bertanggung jawab. Wasista mengatakan, jelang libur Natal dan Tahun Baru (Nataru), kunjungan wisatawan ke objek wisata Pantai Kuta, Kecamatan Kuta, Badung diperkirakan mengalami peningkatan. Dia berharap peluang ini dimanfaatkan betul oleh pedagang dan tukang massage yang ada di sepanjang pantai untuk memperoleh rezeki.

“Kami berharap para pedagang dan juga tukang massage yang ada di Pantai Kuta lebih ramah dan tidak memaksa dalam menawarkan jasa,” harap Wasista.

Menurut Wasista, berkaca dari beberapa kejadian yang viral di media sosial belakangan ini, seharusnya bisa jadi pembelajaran, agar citra Pantai Kuta tidak tercoreng oleh oknum yang tidak bertanggung jawab. “Untuk itu kami imbau kepada seluruh pedagang dan tukang massage di Kuta, jangan sampai ada lagi kejadian seperti yang viral di media sosial. Jangan sampai ada pemaksaan dan juga mematok harga semena-mena,” imbau Wasista.

Wasista bahkan mengancam mencabut kartu keanggotaan sebagai pedagang dan tukang massage di Pantai Kuta, apabila kedapatan melakukan pemaksaan terhadap wisatawan. “Kalau ada wisatawan yang mengalami hal serupa, maka silahkan langsung laporkan ke Satgas Pantai. Jika itu benar dan terbukti, maka kami akan skorsing. Bahkan kalau jika tetap saja melakukan hal serupa, maka mau tidak mau kami akan cabut kartunya, sehingga tidak boleh lagi berjualan di pantai,” tegasnya.

Sementara, Ketua Pengelola Wisata Pantai Kuta (Satgas Pantai Kuta) Wayan Sirna, menegaskan telah melakukan langkah tindak lanjut. Seluruh pedagang dikumpulkan untuk diberikan pemahaman dan penegasan agar memberikan pelayanan dengan baik, jangan sampai menimbulkan rasa tidak nyaman. Bukan hanya itu, pada pedagang juga diminta untuk kembali pada kekhususan layanannya masing-masing. Tidak lagi menawarkan jasa di luar kekhususannya.

“Belakangan ini memang terjadi kesemrawutan yang diakibatkan sepinya wisatawan berkunjung. Misalnya pedagang yang harusnya hanya berjualan kain, ternyata juga menawarkan jasa massage. Hal-hal seperti itulah yang kami tegaskan untuk kembali ke sebagaimana mestinya. Selain itu, lokasi pelayanan juga kami minta untuk tidak keluar dari zonanya masing-masing,” tegas Sirna. *dar

Komentar