nusabali

Implementasi Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali Harus Gunakan KOSTER

  • www.nusabali.com-implementasi-peta-jalan-ekonomi-kerthi-bali-harus-gunakan-koster

DENPASAR, NusaBali
Guru Besar Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana (FEB Unud), Prof Dr Drs I Wayan Ramantha MM Ak di Denpasar, Selasa (7/12) menyebut Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali Era Baru, yang arah penekanannya menjadikan Ekonomi Kerthi Bali sebagai ekonomi yang berwawasan hijau, tangguh, dan sejahtera sangat penting untuk diimplementasikan, karena sesuai dengan program SDGs (Sustainable Development Goals), yang memang menjadi target umat manusia seluruh dunia.

Karena itu, Ramantha menekankan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, Sejahtera perlu pengawalan secara terus menerus, komitmen terus, tidak hanya dari pemerintah, tetapi juga dari seluruh komponen masyarakat, termasuk juga dunia usaha. Peta Jalan ini juga perlu sosialisasi agar seluruh komponen masyarakat bisa paham, bisa memiliki pengetahuan pada bidang ini dengan memiliki KOSTER (Knowledge, Organizing, Strong, Trust, Equilibrium, Responsibility, red).

KOSTER yang dimaksudkan, menurut Ramantha, yakni masyarakat harus memiliki Knowledge/pengetahuan yang cukup untuk mendukung ekonomi hijau, supaya keberlanjutan generasi muda bisa terus berjalan dengan harmonis.

Kemudian, Peta Jalan ini harus terus di Organizing/organisir oleh pemerintah dengan one island management. Selanjutnya Trust/kepercayaan, diperlukan seluruh elemen masyarakat hingga dunia usaha ditingkat global, karena ini sebagai modal untuk menjalankan Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali Era Baru. Selanjutnya Equilibrium/keseimbangan pembangunan perlu dijalankan. Terakhir Responsibility/tanggungjawab, harus konsisten dijalankan bersama-sama.

Menurut Ramantha, program Ekonomi Kerthi Bali sifatnya tidak regional Bali semata, nasional, tetapi juga sebetulnya merupakan program dunia. "Karena itu, sekali lagi kita harus apresiasi dan menjadikan ini komitmen bersama, untuk kemudian nanti betul-betul bisa kita gunakan sebagai peta jalan ekonomi Bali sampai dengan 2045," ungkap Prof Ramantha dalam rilis Pemprov Bali, Selasa (7/12).

Kata Ramantha, konsep Ekonomi Kerthi Bali juga sangat cerdas dan bertaraf regional yang sejalan dengan konsep nasional hingga global. "Saya katakan sejalan dengan konsep global, karena memperhatikan Sustainable Development Goals hingga sesuai dengan kearifan lokal Kita. Jadi luar biasa ini," kata akademisi asal Desa Batubulan, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar ini.

Dengan diluncurkannya Peta Jalan Ekonomi Kerthi Bali menuju Bali Era Baru: Hijau, Tangguh, Sejahtera oleh Presiden Joko Widodo, menurut Ramantha, indikator hijau tidak cukup dari PDRB (Produk Domestik Regional Bruto, red) hijau saja, tidak cukup dengan menekan emisi karbon saja, atau memasyarakatkan kendaraan listrik saja. "Tetapi mesti ditataran implementasi nanti kita tambahkan dengan konsep ekonomi hijau yang lain. Misalnya kita tidak menggunakan bahan baku dari produk-produk yang diperoleh dengan cara merusak lingkungan," ujar Ramantha.

Soal indikator ekonomi tangguh, kata Ramantha tidak cukup dengan produktifitas tenaga kerja yang tinggi, industri yang kuat, PDRB yang bagus, tetapi juga mesti ditambahkan dengan kemandirian secara ekonomi. "Atau setidak-tidaknya meningkatkan kemandirian kita secara ekonomi, sebagaimana tercantum dalam Trisakti Bung Karno: Berdaulat secara Politik, Berdikari secara Ekonomi, dan Berkepribadian dalam Kebudayaan," beber Ramantha.

Selanjutnya pada indikator kesejahteraan menurut Ramantha, menurunkan angka pengangguran, mempersempit jurang pendapatan antara yang kaya, menengah dan miskin yang diukur dengan Indeks Gini Ratio. "Di Bali, kita perlu tambahkan dengan indeks kebahagiaan, karena kalau kita bicara sejahtera di Bali sesuai dengan konsep Ekonomi Kerthi Bali, kita pasti berpatokan di Bali itu sejahtera Sekala-Niskala. Kebahagiaan yang diukur dengan happiness index," jelas mantan Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Udayana ini. *nat

Komentar