nusabali

Jejak Kerajaan Hindu Terakhir di Pulau Jawa

Situs Kawitan Pura Luhur Giri Salaka Alas Purwo

  • www.nusabali.com-jejak-kerajaan-hindu-terakhir-di-pulau-jawa

BANYUWANGI, NusaBali
Di komplek Taman Nasional Alas Purwo, Kecamatan Tegaldlimo, Kabupaten Banyuwangi, Jawa Timur, terdapat Situs Kawitan.

Situs ini merupakan salah satu jejak peninggalan sejarah Kerajaan Blambangan, Jawa Timur, salah satu kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa.

Hal itu dijelaskan, Ketua PHDI Kecamatan Tegaldlimo, Joko Setioso. Dia menjelaskan Situs Kawitan adalah salah satu bukti sejarah panjang peradaban umat Hindu di Bumi Blambangan. Kerajaan Blambangan pada abad ke-13, salah satu kerajaan Hindu terakhir di Pulau Jawa, berpusat di Banyuwangi. ‘’Banyak kebudayaan dan benda-benda peninggalan kerajaan Blambangan ditemui di berbagai tempat di Banyuwangi, termasuk Situs Kawitan ini," jelas Joko Setioso di sela persembahyangan Pemarisuda Bumi Atma Kerti oleh Pemkab Gianyar di Situs Kawitan, Pura Luhur Giri Salaka Alas Purwo, Dusun Pondok Asem, Desa Kedungasri, Kecamatan Tegaldlimo, Banyuwangi, Jawa Timur, Sukra Umanis Langkir, Jumat (26/11).

Situs Kawitan berbentuk gapura terbuat dari batuan gamping yang menandakan di zaman dulu, Alas Purwo terbentuk dari pengangkatan karst (gamping) dari lautan dangkal. Hingga kini, bangunan suci di Situs Kawitan berupa tumpukan bebatuan dibalut kain putih kuning.

Di sekitar Situs Kawitan merupakan hutan lebat, jauh dari kebisingan sehingga kerap dikunjungi umat untuk bersemedi atau meditasi. Umat yang datang tak hanya umat Hindu, melainkan juga non Hindu seluruh nusantara. "Banyak juga warga non Hindu datang untuk berjapa. Kami persilahkan. Mereka datang saat Purnama, Tilem dan hari libur," jelas Joko Setyoso.

Guna menjaga kesucian Situs Kawitan, mulai tahun 1992 dibuatkan tempat sembahyang lebih luas yakni Pura Luhur Giri Salaka, sekitar 50 meter dari Situs Kawitan. Pura Luhur Giri Salaka pertama kali dibangun oleh Ketua PHDI Tegaldlimo, saat itu bersama Gubernur Bali periode 1998-2003 dan 2003-2008, Dewa Made Berata.

Jelas Joko Setioso, pamedek pura ini biasanya sembahyang pertama di Situs Kawitan. Kemudian menyusuri jalan setapak di antara pepohonan besar dan rindang sekitar 50 meter untuk tiba di Pura Luhur Giri Salaka. Pujawali atau piodalan di tempat suci ini pada Budha Kliwon Sinta atau Pagerwesi. "Saat Pujawali selalu ramai umat pedek tangkil dari seluruh Indonesia. Bisa mencapai 5.000an pemedek," ungkapnya.

Ditambahkan Joko Setioso, areal pura seluas 2 hektare ini menerapkan manajemen modern. Dari total 50 pamangku se Kecamatan Tegaldlimo, dijadwalkan piket setiap hari. "Setiap hari ada 4 pemangku yang piket. Kedudukannya sama, kapasitas sama. Ada satu orang bertugas menghidupkan lampu," jelasnya. Di Kecamatan Tegaldlimo terdapat 1.478 KK umat Hindu, di 9 desa.

Mangku Darno salah satu pemangku Pura Luhur Giri Salaka menambahkan, perkembangan umat Hindu di Tegaldlimo cukup pesat setelah adanya Pura Luhur Giri Salaka Alas Purwo. "Sebelum ada pura ini, jumlah umat Hindu masih terbatas. Sejak tahun 1992 sampai sekarang sudah mencapai ribuan KK," ungkapnya. Bertambahnya umat Hindu karena pernikahan hingga beranak pinak. Termasuk pernikahan beda agama. "Yang pindah agama ada saja. Dari Hindu ke muslim, sebaliknya juga banyak sekali," ujarnya. Sepengetahuan Mangku Darno, pernah ada 7 KK muslim yang menyatakan diri menjadi Hindu. "Alasannya sendiri saya tidak tahu. Yang jelas mereka mantap menjadi Hindu dan mendirikan Padmasari," jelas Mangku Darno.

Senada dengan Joko Setioso, sepengetahuan Mangku Darno masyarakat yang datang ke Alas Purwo tidak pandang agama. Siapa saja bisa. Sering orang datang itu jam 1 dini hari. ‘’Ada hanya bawa bunga, dupa. Cukup diam saja juga ada," jelas Mangku Darno.

Umat yang datang sembahyang dominan dari Jawa Timur yakni Kota Kediri, Blitar, Gresik, Surabaya, Tengger, Jember, dan Bali. "Datang sembahyang ada. Didoakan agar sukses nyalon juga ada. Pedagang mohon berkah ada. Banyak juga yang datang membayar kaul, setelah doanya terkabul, sukses dan berhasil," imbuhnya. Pemkab Gianyar menggelar persembahyangan di Situs Kawitan Pura Luhur Giri Salaka Alas Purwo pada Sukra Umanis Langkir, Jumat (26/11).*nvi

Komentar