nusabali

Gunung Semeru Meletus

Dilaporkan 1 Warga Meninggal, Puluhan Luka Bakar

  • www.nusabali.com-gunung-semeru-meletus

Jembatan Gladak Perak penghubung Lumajang-Malang putus imbas erupsi Gunung Semeru sehingga menjadi hambatan dalam proses evakuasi.

LUMAJANG, NusaBali
Gunung Semeru di wilayah Kabupaten Lumajang, Jawa Timur erupsi alias meletus, Sabtu (4/12) pukul 15.00 Wita. Saat erupsi warga sekitar Gunung Semeru berlarian panik berusaha menghindari gumpalan awan. Awan panas dari gunung membubung tinggi menutup langit. Hingga semalam dilaporkan satu korban meninggal dunia dan puluhan orang lainnya mengalami luka bakar akibat awan panas. Satu korban meninggal diketahui keberadaannya di daerah Curah Kobokan, Lumajang.

"Ada 1 orang yang meninggal di Curah Kobokan," kata Wakil Bupati Lumajang, Indah Amperawati Masdar melalui konferensi pers bersama BNPB Pusat, Sabtu kemarin. Wabup Indar menambahkan korban meninggal dunia dievakuasi dengan ambulan.

"Tadi sudah akan dibawa mobil ambulan dan mudah-mudahan sudah terangkut. Karena saya di sana tadi masih proses evakuasi," tambahnya. Proses evakuasi, tegas dia, juga membutuhkan waktu cukup lama lantaran medan cukup sulit dijangkau. "Evakuasinya lamban karena mobil tidak bisa masuk ke lokasi dikarenakan lumpur setinggi lutut kaki," ujarnya.

Sedangkan korban luka bakar karena Gunung Semeru erupsi terus bertambah. Data sementara hingga semalam 41 orang mengalami luka bakar, 2 di antaranya ibu hamil. Banyak warga mengalami luka bakar parah akibat terkena lahar panas. "Yang luka-luka parah, luka bakar terkena lahar panas kurang-lebih ada 41 yang evakuasi di Puskesmas Penanggal," kata Indah Amperawati.

Selain di Puskesmas Penanggal Kecamatan Candipuro, 41 korban juga dirujuk ke tiga RS Lumajang. "Yang luka bakar sangat parah kita rujuk ke RSUD dr Haryoto, RS Bhayangkara, dan sebagian di RS Pasirian," ujarnya. Dari 41 korban luka bakar parah di Puskesmas Penanggal telah dirujuk ke tiga RS tersebut. Kemudian juga dirujuk ke Puskesmas Candipuro.

Sejumlah desa yang terdampak paling parah akibat awan panas guguran dari Gunung Semeru adalah Kecamatan Pronojiwo, yang meliputi Desa Curah Kobokan dan Desa Supiturang. Kemudian di Kecamatan Candipuro, yang meliputi Desa Sumberwuluh. Sejumlah tempat pengungsian disiapkan oleh tim BPBD setempat, yakni di Balai Desa Penanggal, Balai Desa Sumberwuluh, dan Balai Desa Kamarkajang. Sebagian warga juga sempat mengungsi ke masjid terdekat.

"Selain itu, rumah-rumah warga yang aman juga menjadi tempat pengungsian sementara tetangganya. Ada juga di Masjid Jarit di Kecamatan Candipuro. Untuk jumlah pengungsi masih dalam pendataan," ujar Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jatim Budi Santosa dalam keterangannya, Sabtu kemarin.

Sementara Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Mayjen TNI Suharyanto melaporkan sampai saat ini belum ada informasi pendaki gunung yang terperangkap erupsi Gunung Semeru, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Meski begitu, Suharyanto menyebut ada penambang pasir yang dilaporkan membutuhkan evakuasi.

"Kami koordinasi dengan Pak Dandim Lumajang dan Bupati Lumajang, jadi sampai sekarang belum ada informasi apakah ada pendaki Gunung Semeru yang terperangkap," kata Suharyanto dalam konferensi pers di YouTube BNPB, Sabtu malam. Namun Suharyanto mengatakan, berdasarkan laporan Bupati Lumajang, ada beberapa penambang pasir yang hingga kini masih berupaya dievakuasi. Dia menyebut para penambang pasir tersebut tidak sempat mengevakuasi diri ke tempat lebih tinggi ketika terjadi erupsi Semeru.

Mayjen Suharyanto menyebut pihaknya bersama BPBD setempat, TNI, dan Polri masih terus berupaya mengevakuasi para penambang pasir tersebut. Dia menyebut tim terkendala tebalnya debu dan medan yang hanya bisa dilewati kendaraan tertentu. "Ini masih diupayakan BPBD, TNI, Polri di sana dan termasuk unsur-unsur BNPB, ini di lokasi debu sangat tebal sekali dan mobil yang 4x4 tidak bisa mencapai sasaran, ini perkembangan akan kami pantau terus untuk terus diupayakan para penambang pasir bisa segera dievakuasi," ujarnya.

Mayjen Suharyanto juga mengungkapkan satu jembatan penghubung Lumajang dengan Malang putus imbas erupsi Gunung Semeru, Jawa Timur (Jatim). Jalur darat penghubung kedua wilayah tak bisa dilewati. "Ada satu jembatan yaitu Jembatan Gladak Perak di wilayah Desa Sumberwuluh ini putus tidak bisa dilewati," kata Mayjen Suharyanto. Putusnya Jembatan Gladak Perak menjadi hambatan dalam proses evakuasi. Sebab, kendaraan untuk mengangkut pengungsi tak bisa melewati jembatan penghubung itu. "Sehingga praktis lalu lintas Lumajang-Malang tidak bisa dilewati baik roda dua maupun roda empat," ujarnya. Evakuasi pengungsi erupsi Gunung Semeru pun dialihkan. Pengungsi diarahkan menuju Kabupaten Malang, tak ke Kota Lumajang.

Erupsi Semeru yang diperkirakan terjadi sekitar pukul 15.00 WIB kemarin, selain menimbulkan hujan abu dan hujan air di sekitarnya juga terjadi hujan kerikil. Itu dirasakan warga yang berada di sekitar aliran lahar Semeru. "Iya, tadi sempet hujan kerikil. Sakit semua badan dan kepala ini," kata Heri, salah satu warga Desa Supit Urang.

Dia mengaku peristiwa itu terjadi saat dirinya melihat penambang pasir di Curah Kobokan. Saat itu banyak penambang pasir berada di lokasi. "Semua berteriak hujan kerikil-hujan kerikil, ayo berlindung, ayo pergi," ujarnya.  Warga yang berada di tengah lapangan itu tampak berlarian dan menaiki kendaraan yang ada di depannya. Di antaranya sepeda motor, pikap, dan truk.

Selain hujan kerikil, tubuh warga bermandikan lumpur. Tubuh mereka dari ujung rambut hingga ujung kaki dipenuhi lumpur. Bahkan jalan-jalan di sekitar lokasi tampak tertutup lahar dingin. Begitu juga warga yang tidak sempat menyelamatkan diri tampak basah kuyup akibat diguyur hujan lumpur. "Ya Allah, ya Allah, ayo berlindung, selamatkan kami," teriak warga yang berlarian mencari tempat berlindung dilansir detik.com.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan Kepala BNPB, Mayjen TNI Suharyanto dan jajarannya segera menuju ke lokasi bencana erupsi Gunung Semeru, di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur. Jokowi meminta agar tahapan penanganan darurat bencana erupsi Semeru berjalan cepat dan tepat.

Berdasarkan keterangan Plt Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB Abdul Muhari, gunung Semeru mengalami peningkatan aktivitas vulkanik yang ditunjukkan dengan terjadinya guguran awan panas mengarah ke Besuk Kobokan, Desa Sapiturang, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Lumajang, Jawa Timur, pada Sabtu  pukul 15.20 WIB.

"Kronologi kejadian yang diamati dari Pos Pengamatan Gunung Api (PPGA) Gunung Semeru di Pos Gunung Sawur, Dusun Poncosumo, Desa Sumberwuluh, Kecamatan Candipuro, getaran banjir lahar atau guguran awan panas tercatat mulai pukul 14.47 WIB dengan amplitudo maksimal 20 milimeter," kata Abdul dalam keterangan tertulisnya.

Desa yang paling parah terkena dampak erupsi Gunung Semeru adalah Desa Curah Kobokan, yang ada di lereng Semeru. Warga desa tersebut butuh bantuan. Saat Semeru erupsi, warga Curah Kobokan segera menyelamatkan diri. Namun warga yang tak sempat keluar dari desa terpaksa mengevakuasi diri ke masjid. Itu karena rumah mereka juga rawan ambruk. Warga yang mengungsi ke masjid saat ini membutuhkan pertolongan. Mereka meminta dievakuasi keluar dari desa yang masih dalam radius erupsi Semeru. *

Komentar