nusabali

120 CPMI Bali Ditolak Masuk Eropa karena Masalah Vaksin

Diusulkan Dapat Booster AstraZeneca

  • www.nusabali.com-120-cpmi-bali-ditolak-masuk-eropa-karena-masalah-vaksin

DENPASAR, NusaBali
Sejumlah calon pekerja migran Indonesia (CPMI) asal Bali yang akan kerja magang di Eropa, mendapat penolakan dari negara tujuan karena mereka vaksinasi Covid-19 menggunakan vaksin bukan jenis AstraZeneca dan Moderna.

Mereka yang ditolak ini sebelumnya telah menjalani vaksinasi lengkap jenis Sinovac. Karena itu, 120 orang CPMI Bali ini diusulkan vaksinasi booster (dosis ketiga) jenis AstraZeneca dan Moderna, agar bisa kerja di Eropa.

Kadis Kesehatan Provinsi Bali, dr I Ketut Suarjaya MPPM, mengatakan 120 orang CPMI Bali tersdebut kini menunggu vaksinasi ketiga menggunakan vaksin jenis Moderna dan AstraZeneca. Menurut Suarjaya, 120 orang CPMI yang diusulkan untuk mendapatkan booster tersebut masih menunggu keputusan Menteri Kesehatan.

Kalau tidak menjalani vaksinasi dosis ketiga menggunakan vaksin AstraZeneca dan Moderna, kata Suarjaya, 120 orang CPMI dari Bali ini tidak bisa berangkat ke Eropa untuk bekerja. "Ada sekitar 120 CPMI dari Bali yang ditolak dan tidak bisa berangkat ke Eropa. Sebab, di sejumlah negara Eropa berlaku aturan bahwa setiap orang yang masuk ke sana harus divaksinasi jenis AstraZeneca dan Moderna. Sedangkan 120 orang CPMI asal Bali ini menggunakan vaksin Sinovac. Padahal, seluruh PMI dan CPMI Bali rata-rata sudah 2 kali vaksinasi,” terang Suarjaya di Denpasar, Senin (29/11).

Suarjaya menyebutkan, banyak juga CPMI dari Bali yang bisa lolos bekerja di Eropa, karena mereka vaksinasi menggunakan vaksin AstraZeneca dan Moderna. "Mereka yang kebetulan dapat vaksin AstraZeneca atau Moderna, nggak masalah walaupun vaksinisasi cuma 2 kali. Sedangkan 120 orang CPMI Bali yang menggunakan vaksin Sinovac, harus bersabar menunggu vaksinasi dosis ketiga (booster) atau penguat," jelas birokrat asal Desa Pengastulan, Kecamatan Seririt, Buleleng ini.

Menurut Suarjaya, dengan vaksinasi booster, 120 CPMI Bali ini nantinya akan diperkuat imunitynya saat mereka bekerja di Eropa. Apalagi, kini muncul virus Covid-19 varian baru Omicron, yang menurut catatan WHO penularannya sangat cepat.

Soal adanya virus Covid-19 varian Omicron, menurut Suarjaya, sudah diantisipasi oleh pemerintah pusat. "Kan sekarang sedang gencar diberlakukan antisipasi. Termasuk aturan karantina yang diperpanjang dari sedmula 3 hari menjadi 7 hari bagi pelaku perjalanan internasional yang masuk ke Indonesia. Mudah-mudahan, virus Covid-19 jenis baru ini tidak sampai masuk ke Bali," harap Suarjaya.

Usulan agar CPMI Bali vaksinasi ketiga menggunakan vaksi jenis Moderna dan AstraZeneca karena vaksin Sinovac tidak berlaku di Eropa, berawal dari usulan dalam pandangan umum fraksi-fraksi DPRD Bali dalam sidang paripurna, 22 November 2021 lalu. Saat itu, Fraksi Golkar DPRD Bali melalui juru bicaranya, I Made Suardana, di hadapan Gubernur Wayan Koster meminta agar Pemprov Bali melakukan vaksinasi booster kepada CPMI.

Atas usulan Fraksi Golkar DPRD Bali itu, Gubernur Koster menindaklanjuti dengan cepat. Gubernur Koster mengatakan sependapat mendorong pemerintah pusat untuk memberi kebijakan vaksinasi booster bagi CPMI yang akan magang ke luar  negeri.

"Pemerintah Provinsi Bali telah mengusulkan kepada Menteri Kesehatan untuk diizinkan mendapatkan vaksinasi ketiga bagi PMI, melalui surat Nomor B.18.443.33/10481/P2P/DISKES Tanggal 23 November 2021," ujar Gubernur Koster di sela-sela sidang paripurna dengan agenda menyampaikan jawaban kepala daerah atas pandangan umum fraksi-fraksi DPRD Bali atas 5 Ranperda, Senin kemarin.

Menurut Gubernur Koster, pemerintah saat ini sedang berupaya memulihkan sektor ekonomi dan pariwisata, sekaligus juga menjaga sektor kesehatan agar tidak terjadi gelombang kasus Covid-19. "Penerapan beberapa aturan yang lebih ketat di beberapa destinasi sama dengan level 3, merupakan upaya agar tidak terjadi lonjakan kasus Covid-19. Ini agar trust (kepercayaan) masyarakat internasional tetap terjaga," tegas Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

Koster menyebutkan, Bali dipilih sebagai venue untuk kegiatan internasional KTT G-20, Oktober 2022 mendatang, dengan pertimbangan pemerintah ingin menampilkan kemajuan-kemajuan Indonesia yang telah dicapai dan juga sebagai showcase untuk kekayaan budaya bangsa yang majemuk dan sangat beragam. Rangkaian kegiatan KTT G-20 akan membantu bangkitnya ekonomi dan pariwisata Bali.

"Penyelenggaraan kegiatan ini (KTT G-20 di Bali) juga diharapkan membantu memberikan citra positif untuk penyelenggaraan event tingkat internasional di Bali pada masa pandemi Covid-19," tegas politisi senior asal Desa Sembiran, Kecamatan Tejakula, Buleleng ini. *nat

Komentar