nusabali

KPU Bali Jadi Pilot Project Penyederhanaan Surat Suara Pemilu 2024

Siapkan Simulasi Pencoblosan di TPS

  • www.nusabali.com-kpu-bali-jadi-pilot-project-penyederhanaan-surat-suara-pemilu-2024

DENPASAR, NusaBali
Rencana KPU RI melakukan penyederhanaan surat suara untuk Pemilu Serentak 2024 mendatang, memasuki tahapan penjaringan aspirasi masyarakat.

Ditetapkan sebagai salah satu pilot project penyederhanaan surat suara Pemilu 2024, KPU Bali akan simulasikan pencoblosan di tempat pemungutan suara (TPS), 2 Desember 2021 nanti.

Ketua KPU Bali, I Dewa Agung Gede Lidartawan, mengatakan Bali menjadi pilot project penyederhanaan surat suara Pemilu 2024 bersama Sulawesi Utara dan Sumatra Utara. KPU Bali pun langsung bergerak dan siapkan simaulasi pencoblosan di TPS, Kamis (2/12) nanti.

Menurut Lidartawan, simulasi nanti akan melibatkan berbagai kalangan, mulai dari akademisi, unsur partai politik, hingga awak KPU dan Bawaslu. "Kami akan lakukan simulasi penyederhanaan surat suara, sebagai bahan evaluasi model surat suara yang akan digunakan saat Pemilu 2024 mendatang," ujar Lidartawan di sela-sela acara Webinar ‘Peningkatan Indeks Demokrasi Indonesia’ di Kantor DPD I Golkar Bali, Jalan Surapati Nomor 9 Denpasar, Minggu (28/11) siang.

Penyederhanaan surat suara Pemilu 2024, kata Lidartawan, berangkat dari adanya pengalaman di Pemilu 2019 yang ribet dan melelahkan, hingga berdampak pada susahnya masyarakat memilih calon. Disebut melelahkan, karena terbukti banyak petugas yang kecapekan dan meninggal dunia. Kemudian, masyarakat juga sangat susah mengenali dan menentukan pilihan, karena kebingungan di bilik suara.

“Pengalaman Pemilu 2019, pencoblosan di PS memakan waktu banyak dan ribet. Itulah yang menjadi alasan ada penyerderhaan surat suara untuk Pemilu 2024 mendatang," tandas mantan Ketua KPU Bangli dua kali periode (2008-2013, 2013-2018) ini.

Lidartawan menyebutkan, penyerderhaan surat suara Pemilu 2024 juga dikaitkan dengan bahan baku surat suara yang semakin susah diperoleh. Dan, yang tak kalai pentingnya, penyederhanaan surat suara juga terkait dengan efisiensi dan efektivitas anggaran dari pemerintah. Terlebih, dalam masa pandemi Covid-19 ini, pemerintah melakukan refocusing anggaran.

"Ini dalam rangka penggunaan anggaran yang efisien dan efektif di Pemilu. Jadi, tidak ada penyusunan anggaran yang mengada-ada," kata pegiat kepemiluan asal Desa/Kecamatan Susut, Bangli ini.

"Kami di KPU Bali sangat bersyukur, karena kawan-kawan di DPRD Bali memfasilitasi kami, termasuk juga sudah menyiapkan pola anggaran multiyears untuk pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 dan Pilgub Bali 2024, lengkap dengan Perda yang sudah ketok palu di De-wan," lanjut Lidartawan seraya berharap semuanya sudah final dan tidak ada lagi tarik menarik anggaran.

Paparan senada juga disampaikan Komisioner Divisi Sosialiasi, Pendidikan Pemilih, Partisipasi Masyarakat, dan SDM  KPU Bali, Gede John Darmawan. Menurut John Darmawan, simulasi pemungutan suara dengan penyederhanaan surat suara Pemilu 2024 akan dilakukan, Kamis nanti, di Kantor KPU Bali, Jalan Tjokorda Agung Tresna Niti Mandala Denpasar.

John Darmawan mengatakan, simulasi nanti akan melibatkan 100 responden untuk setiap model surat suara. Ada 2 model surat suara akan disimulasikan nanti. Model I, dengan pola penggabungan lima jenis pemilihan dalam satu surat suara untuk pemilihan Calon Presiden-Wakil Presiden, calon DPD RI, calon DPR RI, calon DPRD Provinsi, dan calon DPRD Kabupaten/Kota.

Model II, surat suara yang memisahkan surat suara Calon Presiden-Wakil Presiden dengan calon DPD RI, calon DPR RI, calon DPRD Provinsi, dan calon DPRD Kabupaten/Kota. "Kami mengambil perwakilan parpol, akademisi, KPU, dan Bawaslu sebagai bahan uji publik. Di sini nanti akan ketahuan tingkat kesulitan dalam mencoblos surat suara," tegas John Darmawan saat dikonfirmasi NusaBali secara terpisah, Minggu kemarin.

Usai simulasi nanti, kata John Darmawan, hasilnya akan dimintakan tanggapan kepada masyarakat, sebagai bahan masukan untuk diteruskan ke KPU RI dan lembaga yang bakal menyusun Undang-undang. "Hasilnya akan jadi tawaran kepada lembaga yang akan menyusun regulasi terkait dengan pelaksanaan Pemilu Serentak 2024 mencdatang," tegas mantan Ketua KPU Denpasar 2013-2018 ini.

Selain simulasi di Kantor KPU Bali, kata John Darmawan, simulasi surat suara Pemilu 2024 juga akan dilaksanakan KPU Kabupaten/Kota se-Bali. Pihaknya akan memilih desa/kelurahan sebagai tempat simulasi pencoblosan. Tujuannya, memotret karakteristik masyarakat pemilih.

Sementara itu, Ketua Komisi I DPRD Bali (yang membidangi hukum dan politik), I Nyoman Adnyana, sebelumnya mengatakan mendukung penyederhanaan surat suara untuk Pemilu 2024, demi efisiensi anggaran dan efektivitas. Maksudnya efektif di sini, tetap memberikan kemudahan masyarakat untuk menggunakan hak pilihnya.

Adnyana menyebutkan, pada Pemilu 2019 lalu masyarakat memang banyak yang merasa ribet, ketika berada di TPS. Sebab, ada 5 surat suara yang harus dicoblos saat itu, mulai dari surat suara Capres-Cawapres, calon DPD RI, calon DPR RI, calon DPRD Provinsi, hingga calon DPRD Kabupaten/Kota.

Beruntung, kata Adnyana, Pemilu 2024 memisahkan Pileg/Pilpres dengan Pilkada. "Kalau digabung semua, berapa surat suara itu? Ya, intinya kita di Dewan inginkan tidak ribet bagi masyarakat menggunakan hak pilih," tegas Adnnyana kepada NusaBali beberapa waktu lalu.

Menurut Adnyana, masyarakat harus didorong tetap tertarik dan antusias datang ke TPS menggunakan hak pilihnya. Dengan begitu, proses demokrasi benar-benar berjalan, tidak terjadi Golput yang tinggi. "Faktor penyebab tingginya Golput kan karena masyarakat malas, lantaran ribet, selain penyebab lainnya seperti belum punya pilihan atau dengan alasan bekerja. Nah, ini tugas penyelenggara Pemilu dalam hal ini KPU dan Bawaslu," papar politisi senior PDIP asal Desa Sekaan, Kecamatan Kintamani, Bangli ini. *nat

Komentar