nusabali

Derita Gagal Ginjal, Nengah Gunarti Berjuang Sendiri di RS

  • www.nusabali.com-derita-gagal-ginjal-nengah-gunarti-berjuang-sendiri-di-rs

Penderitaan Ni Nengah Gunarti, 39, seakan tak berkesudahan. Akibat sakit yang dideritanya, ia terpaksa menitipkan putra pertamanya, Putu Resta, 15, di salah satu yayasan di Desa Tangeb, Kecamatan Mengwi, Badung. 

Anak Pertama Dititip di Panti Asuhan, Anak Kedua Titip di Tetangga

TABANAN, NusaBali
Kini sakitnya tambah parah, Gunarti tergolek lemah di rumah sakit. Ia berjuang sendiri karena tanpa keluarga. Anak keduanya, Made Indra Prasetya Januarta, 10, dititip pada tetangga.

Pada Minggu (6/12), Gunarti dikunjungi relawan kemanusiaan di sal Dahlia Garing kamar 5D BRSUD Tabanan. Ia terlihat tak mampu menggerakkan tubuhnya. Tangan terhubung dengan inpus sementara selang oksigen terpasang di hidungnya. Ia tak mampu berkata-kata, hanya air mata menetes dan mengalir di pipinya. Ketika itu, ia ditunggui tetangganya, Ni Made Putiasih, 53. 

Menurut Putiasih, Gunarti dilarikan kerabat dekatnya ke rumah sakit pada Jumat (4/12). Gunarti, warga Banjar Piling Tengah, Desa Mengesta, Kecamatan Penebel, Tabanan ini keluhkan sakit di perut dan sesak. Setelah diperiksa, Gunarti dinyatakan mengalami  gangguan ginjal. “Kata dokter ada gangguan ginjal, kemarin (Sabtu (5/12) sudah cuci darah,” kata Putiasih.

Putiasih menuturkan, Gunarti sudah lama menderita sesak dan sering berobat ke rumah sakit, namun tak kunjung sembuh. Sejak lima bulan terakhir, sesak napasnya sering kumat. Meski rutin berobat, kondisi Gunarti tak juga membaik. Kini Gunarti juga menderita batuk, hingga tidurnya tertangggu. “Dari semalam batuk terus, gak bisa tidur,” terang Putiasih.

Putiasih menuturkan, tetangganya itu hanya hidup berdua dengan anaknya, Made Indra Prasetya Januarta, 10. Kini Indra Prasetya duduk di kelas 5 SD dan sekolah di SDN 2 Mengesta. Anak pertamanya Putu Resta, 15, sudah kelas I SMA, namun dititip di sebuah yayasan di Desa Tangeb, Kecamatan Mengwi, Badung. Adapun saudara kandung Gunarti, I Wayan Suadnyana tinggal di Jakarta. Gunarti sudah tak memiliki orangtua. 

Gunarti telah menjanda sejak 9 tahun lalu. Suaminya, I Nyoman Warsana meninggal saat anak kedua mereka baru berumur 1 tahun. Sejak ditinggal suami buat selama-lamanya, Gunarti bekerja serabutan menjadi tukang cuci, tukang setrika pakaian para tetangganya. Sesekali dia juga jadi buruh tukang potong ayam dengan penghasilan terbatas. 

Untuk berobat, Gunarti mengandalkan Jamkesmas. Gunarti juga dibantu program bedah rumah dari provinsi tahun 2014. Namun kini dia sakit dan harus menjalani rawat inap di BRSU Tabanan akibat gangguan ginjal. Karena tidak ada keluarga langsung, dia ditunggui kerabat jauh dan tetangga dekatnya seperti Made Putiasih. Mirisnya lagi anak keduanya terpaksa dititip di tetangga.Para tetangga  berharap ada yang bisa membantu pengobatan Gunarti sampai sembuh. Meski telah kantongi Jamkesmas, para tetangga khawatir ada obat di luar tanggungan Jamkesmas, sehingga kesulitan dana. Kelian Banjar Dinas Piling Tengah I Wayan Putera Sedana saat konfirmasi mengakui kalau Guanrti masuk keluarga Pra KS. Terkait penyakitnya, awalnya didiagnose getah bening, kemudian gangguan paru-paru. “Hasil cek lab terakhir, ternyata gagal ginjal stadium lima atau stadium akhir,” ungkap Putera Sedana. 7 

Komentar