nusabali

Komunitas Seni Semeton Kerauhan, Dedikasi Ngayah Setulus Hati

  • www.nusabali.com-komunitas-seni-semeton-kerauhan-dedikasi-ngayah-setulus-hati

GIANYAR, NusaBali.com – Tak salah apabila Kabupaten Gianyar disebut-sebut sebagai daerah lahirnya para seniman terkenal di Bali, bahkan dunia. Banyak tokoh inspiratif dan komunitas seni hebat yang telah lahir di Kabupaten Gianyar.

Salah satunya yakni sosok seniman maestro topeng Bali I Ketut Kodi asal Banjar Mukti, Desa Singapadu, Kecamatan Sukawati. Lalu ada Dewa Putu Berata seorang seniman asal Desa Pengosekan, Kecamatan Ubud yang juga merupakan pendiri dari Sanggar Seni Cundamani. 

Aliran darah serta dorongan seni di Kabupaten Gianyar seperti tak terhenti, baru-baru ini telah muncul ke permukaan sebuah komunitas seni yang mendedikasikan dirinya untuk ngayah (menghaturkan bakti) secara tulus ikhlas yang bernama Komunitas Seni Semeton Kerauhan.

Terbentuk secara resmi pada 10 Februari 2021 dengan surat  yang diteken oleh Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar I Gusti Agung Sri Widiawati nomor 430/0440 tentang Penetapan Sanggar Kepala Dinas Kebudayaan Kabupaten Gianyar. “Awalnya kami ini merupakan teman sepermainan. Sudah berkumpul dan beraktivitas kesenian dari tahun 2018,” ujar Ketua Komunitas Seni Semeton Kerauhan I Wayan Gede Aditya Pratita. 

Ia menambahkan pemilihan nama kerauhan sebagai nama komunitas bukan berarti kerauhan dalam arti kesurupan, melainkan menuju ke arah yang positif. “Jika diartikan lebih dalam, kerauhan itu kan artinya datang. Jadi dengan adanya komunitas ini diharapkan dapat mendatangkan hal-hal yang positif. Seperti mendatangkan teman, ide, kerabat, pemikiran yang positif terhadap keberadaan seni dan budaya Bali,” ucapnya.

I Wayan Gede Aditya Pratita, 26, menyebutkan bahwa Komunitas Seni Semeton Kerauhan secara aktif melakukan pertemuan guna membahas program kerja komunitas serta kegiatan yang akan dilakukan, dengan rentang waktu minimal satu bulan sekali. Yang bertempat di Sanggar Bingin Mas, Banjar Tegalbingin, Desa Mas, Kecamatan Ubud. “Komunitas terdiri dari 21 anggota yang berlatar kesenian tari dan tabuh. Dari berbagai asal daerah, seperti Desa Sukawati, Ubud, Singapadu, Klungkung, Denpasar, dan Karangasem,” ujarnya yang juga dikenal dengan nama panggilan Yande Palak.

Meskipun tergolong baru, komunitas yang memiliki ketertarikan khusus pada dunia seni Tari Topeng ini telah berhasil menorehkan beberapa prestasi yang membanggakan. Seperti peraih juara 1, 2 dan harapan 2 pada lomba Tari Topeng Malampahan Batuart Festival 2019, dan meraih juara 1 pada lomba Tari Topeng Pengrawos oleh Himpunan Mahasiswa Jurusan Pedalangan ISI Denpasar 2021. Selain itu sebagai wujud dedikasi nyata terhadap dunia seni, khususnya Tari Topeng Komunitas Seni Semeton Kerauhan dengan bimbingan maestro topeng I Ketut Kodi telah melahirkan sebuah Tari Topeng inovatif yang berjudul Brahma Wada pada awal tahun 2021.

Lebih lanjut Yande Palak mengatakan Komunitas Seni Semeton Kerauhan untuk ke depannya akan mendedikasikan diri ngayah (menghaturkan bakti) secara tulus ikhlas ke berbagai Pura yang ada di Bali. “Visi komunitas adalah melakukan pelestarian seni dan budaya melalui kualitas sumber daya manusia guna menjaga eksistensi seni dan budaya berbasis kearifan lokal. Lalu misi komunitas mengkaji, melestarikan, mengembangkan, memasarkan serta mengapresiasi seni dan para seniman yang ada di Bali,” tambahnya.

Yande Palak pun berharap agar Komunitas Seni Semeton Kerauhan untuk ke depannya dalam mengarungi dunia seni khususnya seni Tari Topeng yang ada di Bali, dapat memberikan kontribusi positif guna melestarikan seni dan budaya Bali yang memiliki makna dan nilai yang luhur.  *rma

Komentar