nusabali

Puting Beliung di Perairan Kagetkan Warga Tejakula

  • www.nusabali.com-puting-beliung-di-perairan-kagetkan-warga-tejakula

SINGARAJA, NusaBali
Warga Desa Pacung, Kecamatan Tejakula, Buleleng kembali dikagetkan dengan fenomena angin puting beliung di lautan atau waterspout, Kamis (12/11) sore.

Peristiwa itu  terjadi sekitar pukul 15.00 Wita di perairan Banjar Dinas Alas Sari, Desa Pacung, tepatnya sebelah timur laut Pura Ponjok Batu.


Fenomena alam tersebut sempat direkam oleh warga dalam video berdurasi sekitar 10 detik viral di media sosial. Waterspout itu sempat disaksikan oleh sejumlah warga sekitar. Salah satunya, Pamangku Pura Ponjok Batu, Banjar Alas Sari, Desa Pacung, Jro Mangku Segara alias Jro Nyoman Pasra. Saat fenomena itu terjadi, Jro Nyoman Pasra baru saja selesai memimpin sembahyang bersama pamedek. Selesai sembahyang itulah, Jro Nyoman Pasra menoleh ke utara dan melihat angin yang berputar sekitar 80 mil dari bibir pantai.

Jro Mangku menuturkan, fenomena tersebut berlangsung sekitar 30 menit. Setelah waterspout hilamh, setelahnya diikuti dengan hujan deras di wilayah Desa Pacung. "Pas itu saya bara selesai sembahyang, langsung saya lihat. Lama hilangnya pelan-pelan. Setelah itu langsung hujan," ujarnya saat ditemui Jumat, (12/11) siang di Pura Ponjok Batu, Desa Pacung.

Fenomena angin puting beliung di lautan ini bukan kali pertama terjadi di perairan Tejakula. Peristiwa tersebut tercatat sudah pernah terjadi sebelumnya. Pada bulan November tahun 202 lalu peristiwa serupa juga terjadi di perairan dekat Pura Ponjok Batu, Desa Pacung, dan di Pantai Sekar, wilayah Desa/Kecamatan Tejakula, Buleleng.

Namun, Jro Mangku mengaku, baru kali ini dirinya melihat fenomena tersebut secara langsung. Sebelum fenomena itu terjadi, lanjut Jro Mangku, , tidak ada angin kencang di daerah pesisir di dekat lokasi. "Saya sudah sepuluh tahun di sini, namun kali ini saya lihat fenomena seperti itu," tandasnya.

Salah seorang warga setempat bernama Made Parwasa, juga mengaku menyaksikan langsung fenomena waterspout. Saat fenomena itu terjadi dirinya sedang ngayah di pura Ponjok Batu, Desa Pacung. Saat itu pemedek yang datang untuk bersembahyang di pura Ponjok Batu sedang ramai. "Saat itu yang sembahyang lagi ramai, ada anak yang melihat lalu ramai, saya juga ikut melihat. Tapi cuma sebentar, hanya sekilas," aku Made Parwasa.

Made Parwasa menyebut, fenomena itu terjadi sekitar 30 menit. Kata Made Parwasa, sebelumnya sekitar tahun 2004 sampai 2006 fenomena tersebut juga pernah terjadi di dekat Pura Ponjok Batu, Desa Pacung. Namun kejadian saat itu tidak durasinya tidak selama yang terjadi kemarin. "Kalau yang tahun 2021 ini baru kali ini saja yang terjadi," tutup Made Parwasa.

Balai Besar Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BBMKG) Wilayah III Denpasar menyatakan fenomena angin puting beliung di lautan (waterspout) yang terjadi Desa Pacung merupakan hal alamiah yang biasa terjadi. Hal tersebut umumnya terjadi saat peralihan dari musim kemarau ke musim hujan atau sebaliknya dan saat musim hujan.

Koordinator Bidang Data dan Informasi BBMKG Wilayah III Denpasar Dwi Hartanto mengatakan, bahwa fenomena alam waterspout itu terjadi pada musim pancaroba. "Iya, itu fenomena waterspout, yang muncul di laut. Biasanya muncul pada musim pancaroba dan musim hujan," kata Dwi, saat dikonfirmasi terpisah.

Dijelaskan, fenomena waterspout yang terjadi di wilayah perairan Tejakula adalah angin kencang yang berputar yang keluar dari awan Cumulonimbus. Sehingga, fenomena tersebut tidak akan terus terjadi dan biasa muncul jika ada awan Cumulonimbus yang bercampur dengan badai guntur dan hujan lebat. "Tidak (akan terus terjadi), biasanya muncul kalau ada awan cumulonimbus," imbuh Dwi.

Dwi juga meminta masyarakat agar selalu waspada terutama para nelayan jika ada fenomena water spout untuk tidak mendekati pusaran angin puting beliung tersebut. Selain itu, sebagai wilayah Bali

sudah memasuki musim pancaroba dan berpotensi hujan lebat yang bisa mengakibatkan banjir, tanah longsor dan lain sebagainya. "Warga harap berhati-hati jangan mendekat ke pusaran tersebut. Kami menghimbau kepada masyarakat agar berhati-hati, karena di Bali sudah memasuki musim hujan, yang bisa mengakibatkan banjir, tanah longsor, dan juga angin kencang seperti angin puting beliung dan waterspout," tandas Dwi. *mz

Komentar