nusabali

DPRD Bali Dorong Penyatuan Dua PHDI

Hindari Terkotak-kotaknya Umat Hindu di Nusantara

  • www.nusabali.com-dprd-bali-dorong-penyatuan-dua-phdi

Mahasabha XII di Hotel Sultan, Jakarta, Sabtu (30/10) menjadi moment untuk bersatu, apalagi Presiden Jokowi hadir membuka Mahasabha XII.

DENPASAR, NusaBali

Dualisme kepengurusan Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) Pusat menjadi perhatian DPRD Bali. Wakil Ketua DPRD Bali Nyoman Sugawa Korry atas nama lembaga dewan mendorong penyatuan umat (dua kubu) PHDI untuk menghindari terkotak-kotaknya umat Hindu di Nusantara. Hal itu disampaikan Sugawa Korry dalam pernyataan penutup dalam sidang paripurna DPRD Bali di Ruang Sidang Utama DPRD Bali, Niti Mandala Denpasar, Senin (1/11) siang.

Dalam sidang paripurna DPRD Bali kemarin dihadiri Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati alias Cok Ace, Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Gerindra Nyoman Suyasa, Wakil Ketua DPRD Bali dari Fraksi Demokrat Tjokorda Gede Asmara Putra Sukawati, pimpinan fraksi dan komisi dan sejumlah pejabat OPD (organisasi perangkat daerah) Provinsi Bali.

Sugawa Korry yang memimpin sidang paripurna DPRD Bali dengan agenda penyampaian pendapat DPRD Bali terhadap pembentukan dana cadangan pemilu/Pilgub Bali 2024 itu, usai sidang paripurna menyampaikan statement atas dualisme kepengurusan PHDI Pusat yang sampai saat ini membuat umat terkesan terbelah.

Menurut Sugawa Korry dengan berjalannya Mahasabha XII di Hotel Sultan, Jakarta pada, Sabtu (30/10) menjadi moment untuk bersatu. Apalagi Presiden Jokowi hadir membuka Mahasabha XII.  "Mahasabha PHDI XII telah berjalan dengan baik, dibuka oleh Bapak Presiden Jokowi dan ditutup oleh Bapak Wakil Presiden Ma'ruf Amin. Saatnya pengurus terpilih untuk melanjutkan konsolidasi organisasi Umat Hindu di seluruh Indonesia," ujar Sugawa Korry.

Sehingga dengan upaya bersatu ini, menurut Sugawa Korry, PHDI Pusat menjadi organisasi umat yang solid, modern dan menyatukan segala bentuk perbedaan. "PHDI menuju organisasi yang modern dan menyatukan perbedaan," ujar politisi senior Golkar asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng ini.

Sugawa Korry mengatakan ke depan yang ada adalah kepengurusan PHDI dengan tujuan menyatukan perbedaan yang ada, kemudian menjadi pendorong kebersamaan yang harmonis, jauh dari perpecahan. "Sehingga yang muncul ke depan adalah PHDI yang menyatukan seluruh perbedaan menjadi organisasi yang kedepankan kebersamaan yang harmonis, serta mampu mengayomi umat," tegas mantan Ketua KNPI Bali ini.

Menurut Sugawa Korry, dalam penyatuan umat Hindu yang sampai saat ini masih dengan dualisme kepengurusan PHDI Pusat, harus dilakukan dengan mengedepankan kepentingan yang lebih luas dan kehati-hatian. "Bagaikan mengambil jarum dalam tepung, jarum terambil dengan baik, tetapi tepungnya jangan sampai berantakan," ujar Ketua DPD I Golkar Bali ini. Seperti diberitakan NusaBali, dalam Mahasabha XII PHDI Pusat di Hotel Sultan Jakarta, terpilih kembali Ketua Umum Pengurus Harian PHDI Pusat Mayjen TNI (Purn) Wisnu Bawa Tenaya (WBT) dengan Ketua Sabha Walaka I Ketut Puspa Adnyana. WBT sendiri adalah kandidat incumbent terpilih untuk periode 2021-2026. Sementara di satu sisi ada PHDI hasil Mahasabha Luar Biasa (MLB) dengan Ketua Umum Marsekal (Purn) Ida Bagus Putu Dunia. *nat

Komentar