nusabali

Jadi Entrepreneur Kuliner di Masa Pandemi, Kenapa Tidak?

  • www.nusabali.com-jadi-entrepreneur-kuliner-di-masa-pandemi-kenapa-tidak

DENPASAR, NusaBali.com – Sektor usaha mikro kecil dan menengah (UMKM), utamanya bidang kuliner lebih tahan banting di masa pandemi. Bahkan di masa pandemi, bermunculan wirausaha kuliner skala rumahan hingga coffee shop.

“Aktivitas yang sering banyak di rumah selama masa pandemi meningkatkan aktivitas di dapur. Di sisi lain teman-teman kita yang bekerja di pariwisata dan terdampak (pandemi),  mencoba menjadi entrepreneur kuliner, sehingga cooking class menjamur kembali,” kata Harys Hadinata, Branch Manager Modena Indonesia-Bali. 

Harys tak menampik jika sektor kuliner bisa menjadi penopang ekonomi, sehingga untuk mendukung dan membangkitkan jiwa entrepreneur itulah Modena menggelar demo memasak. 

Namun berbeda dengan demo memasak sebelumnya, kali ini dikemas juga dalam sebuah talkshow bersama Chef Christo dalam acara ‘Entreprenur During Pandemi’ yang dilangsungkan di Grand Mirah Hotel Denpasar, Sabtu (30/10/2021) sore.

Chef asal Medan yang pernah menembus MasterChef Indonesia Session 6 ini menyajikan spaghetti seafood marinara, spicy cream pasta, dan tropical grass jelly.  

Demo memasak ini diikuti antusias oleh 27 orang dari kalangan ibu-ibu, bapak-bapak, bahkan milenial yang punya hasrat menekuni dunia kuliner.

Bukan sekadar mengolah dan menyajikan masakan, namun Chef Christo juga memberi  tips-tips mengolah makanan yang simple, namun nilai ekonomisnya tetap didapat.  Soal merebus pasta misalnya, diingatkannya jangan dicampur dengan minyak. 

“Cukup pakai air biasa dan tambahkan garam.  Sebab minyak dan air tidak akan bisa menyatu. Minyaknya akan naik ke atas, jadi ibaratnya kita hanya membuang-buang minyak saja,” pesan chef yang pernah berkarier di Grand Hyatt Jakarta ini.

Sedangkan untuk nilai ekonomis, Chef Christo juga tak melarang jika olive oil digantikan dengan minyak goreng biasa. Namun dia mewanti-wanti agar tidak diganti dengan mentega karena akan membuat masakan menjadi ngendal. 

Untuk mereka yang berjualan, diminta agar semua bumbu-bumbu disiapkan lebih dulu. Namun Chef Christo juga mengingatkan batasan waktu lama penyimpanan di lemari pendingin. “Intinya untuk yang mau jualan siapkan saus-sausnya,” kata chef ramah ini.

Sembari memasak, Chef Christo pun dengan telaten melayani ‘interupsi-interupsi’ dari mereka yang bertanya. “Acara ini sangat positif. Modena bisa menjadi motivator bagi kami yang bergerak di bidang kuliner. Dari acara ini memacu ide-ide kreatif kami sebagai pelaku bidang kuliner,” kata M Yenny Puspawati, pelaku usaha kuliner rumahan yang antusias mengikuti acara.

Hal serupa juga diungkapkan oleh Ketua DPC Perkumpulan Perempuan Wirausaha Indonesia (Perwira) Kabupaten Badung  Selvianti Joenoes. “Sektor kuliner masih menjanjikan di masa pandemi. Dengan diadakan acara ini, bisa memberi acuan dan ide-ide baru,” kata Selvianti yang juga seorang pelaku di bidang kuliner.

Menyikapi antusias peserta yang hadir, Harys Hadinata menjanjikan acara ini akan berkelanjutan. “Akan berkesinambungan, tidak putus. Karena masih banyak yang belum tersentuh. Kami mendekatkan diri dengan pelanggan dan memberi nilai lebih terkait edukasi masakan.”

Harapannya, lanjut Harys, Modena bisa turut membantu ibu rumah tangga, UMKM kecil yang terdampak Covid-19. “Sehingga melalui bidang kuliner ini mampu  menjadi penggerak ekonomi,” pungkas Harys.  *mao

Komentar