nusabali

Puluhan Desa Masuk Zona Rawan Banjir

  • www.nusabali.com-puluhan-desa-masuk-zona-rawan-banjir

SINGARAJA, NusaBali
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Buleleng mulai memetakan daerah rawan bencana. Sebanyak 34 desa masuk dalam zona rawan banjir dan 4 desa rawan banjir bandang.

Pemetaan dilakukan sebagai langkah mitigasi bencana pada musim penghujan. Kepala Pelaksana Harian BPBD Buleleng Putu Ariadi Pribadi Selasa (26/10), mengatakan untuk daerah rawan banjir di Buleleng dipetakan sebanyak 34 desa di 7 kecamatan. Dia merinci sebanyak 5 desa di Kecamatan Gerokgak, 3 desa di Kecamatan Sawan, 2 desa di Kecamatan Kubutambahan, 4 desa di Kecamatan Tejakula, 9 desa/kelurahan di Kecamatan Seririt dan 12 desa/kelurahan di Kecamatan Buleleng.

Sebanyak 50 desa di delapan Kecamatan Buleleng juga masuk dalam peta daerah rawan longsor. Puluhan desa itu rata-rata berada di dataran tinggi, tersebar hampir merata di seluruh kecamatan, kecuali Kecamatan Gerokgak.

Sedangkan untuk rawan bencana banjir bandang terpetakan Desa Penyabangan dan Musi di Kecamatan Gerokgak, Desa Galungan di Kecamatan Sawan dan Desa/Kecamatan Tejakula. “Pemetaan kami lakukan berdasarkan catatan bencana yang terjadi di tahun sebelumnya. Memang topografi wilayah Buleleng yang berbukit sangat berpotensi bencana. Selain banjir dan banjir bandang juga tanah longsor. Di daerah atas Kecamatan Sukasada, Busungbiu dan Sawan,” ujar Ariadi.

Mantan Kadis Lingkungan Hidup (LH) Buleleng ini pun menambahkan sebagai upaya antisipasi sudah dilakukan langkah pencegahan bekerjasama dengan instansi terkait. Seperti bersih sungai dan pemangkasan pohon bekerjasama dengan Dinas LH, pembersihan drainase dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) dan pemangkasan.

Sementara itu, upaya sosialisasi dan penguatan relawan tangguh bencana melibatkan pemerintah desa dan kelurahan. Ariadi menjelaskan pembentukan relawan tangguh bencana tahun ini, terkendala pandemi Covid-19, sehingga hanya dilakukan di intern pemerintah desa saja. Begitu pula untuk desa tangguh bencana belum ada penambahan.

“Sejauh ini desa tangguh bencana masih tetap lima desa yakni Desa Gitgit di Kecamatan Sukasada, Desa Lemukih, Sekumpul dan Galungan di Kecamatan Sawan serta Desa Musi di Kecamatan Gerokgak. Bentukan baru masih terkendala pandemi Covid-19, sehingga kami maksimalkan yang sudah ada,” imbuh pria yang juga mantan Camat Gerokgak ini. *k23

Komentar