nusabali

Start Up Difalink Menjembatani Kaum Difabel dan Lowongan Kerja

  • www.nusabali.com-start-up-difalink-menjembatani-kaum-difabel-dan-lowongan-kerja

DENPASAR, NusaBali.com - Permasalahan sosial di sekitar kita masih begitu banyak dan menantang kita semua untuk ikut kreatif mengatasinya.

Berangkat dari keprihatianan pada isu penyandang disabilitas, wirausahawan membangun start up yang menjembatani para penyandang disabilitas yang membutuhkan pekerjaan dengan perusahaan yang membuka lowongan kerja bagi kaum difabel.

Ni Komang Ayu Suriani mendirikan Difalink karena melihat banyaknya difabel, selepas mereka mengenyam pendidikan, terbentur saat ingin mencari pekerjaan di perusahaan-perusahaan. Berbekal dari itu Suriani membangun Difalink pada Januari 2018.

“Ternyata permasalahan terbesar yang dihadapi teman-teman disabilitas adalah pekerjaan,” ujar Suriani pada Webinar yang diselenggarakan oleh Direktorat Penanggulangan Kemiskinan dan Pemberdayaan Masyarakat Kementerian PPN/Bappenas bertemakan Kontribusi Wirausaha Sosial dalam Memecahkan Masalah Sosial di Indonesia, Selasa (26/10/2021).

Suri, panggilan akrab Suriani, menceritakan bahwa dirinya tidak begitu saja mendapat panggilan untuk mengabdi pada isu disabilitas. Ia sebelumnya telah aktif pada organisasi yang juga aktif mendorong isu para penyandang disabilitas.

Berbekal pengalaman dan jaringan yang dibangun sebelumnya, ia pun membangun Difalink. Di awal mendirikan Difalink ia belum menggunakan nama seperti sekarang. Sebelum Difalink, nama yang diusung adalah Difago.

Fokus Difago pun berbeda, bukan hanya seperti sekarang menghubungkan para difabel dengan perusahaan, melainkan juga menyediakan alat bantu mobilitas seperti kaki palsu kepada para difabel.

“Ternyata permasalahan di lapangan tidaklah seperti ide di awal. Ternyata ide yang kami usung di awal tidak serta-merta menjawab permasalahan yang benar-benar ada di lapangan,” ungkap Suri alumnus Program Studi Hubungan Internasional Universitas Udayana.

Suri menuturkan, menurut data Kemenaker RI ada sekitar 247.000 difabel di Indonesia yang belum memiliki akses mendapatkan pekerjaan yang layak.

Difalink menyediakan platform khusus bagi para difabel untuk mengakses lowongan-lowongan pekerjaan yang disediakan bagi para difabel. Berbagai pelatihan juga dilakukan bagi difabel untuk meningkatkan kompetensi mereka agar sesuai dengan kebutuhan perusahaan.

Selain itu Suri bersama dengan timnya juga menyediakan layanan konsultasi kepada perusahaan yang masih kebingungan bagaimana merekrut difabel sebagai karyawannya.  

Sejauh ini sudah ada sekitar 2.300 difabel yang yang bergabung dalam komunitas (platform) Difalink dan 87 perusahaan yang bekerjasama. Dari itu sudah sekitar 350 penyandang disabilitas yang berhasil dibantu untuk mendapatkan pekerjaan di perusahaan-perusahaan yang ada di Indonesia. Darimana Difalink mendapatkan pendanaan untuk operasionalnya?

"Kami running dengan model bisnis kami sendiri, seed funding dari Singtel dan grant," ungkap Suri.

Saat ini Difalink yang berkantor pusat di Seminyak, Bali, juga menjalin kerjasama dengan perusahaan telekomunikasi Singapura, Singtel. *adi

Komentar