nusabali

Giliran AHLI Teriak Kaji Test PCR

  • www.nusabali.com-giliran-ahli-teriak-kaji-test-pcr

AHLI sebut lebih penting sistem monitoring evaluasi di lapangan

DENPASAR,NusaBali

Giliran  Dewan Pimpinan Pusat  Assosiation of Hospitality  Leaders Indonesia (DPP  AHLI) meminta test PCR untuk pelaku perjalanan menggunakan moda angkutan udara dikaji.

Penerapan test PCR tersebut dinilai tidak tepat. Hal tersebut  menyusul beberapa   kali surat edaran (SE) sebelumnya terkait PPKM  Level 4 dan 3. Dalam SE tersebut dinyatakan test Swab Antigen adalah syarat bagi seseorang  agar bisa bepergian atau masuk ke suatu wilayah.

“Jika swab antigent selama ini boleh berlaku untuk Bali, bahkan pada PPKM Level 3 lalu, sekarang pada level 2 seharusnya lebih mudah. Bukan malah menjadi lebih sulit dengan PCR test. Jika itu terjadi terkesan mentah kembali, dan seolah-olah menutup agar orang susah ke Bali,” ujar Ketua Umum DPP AHLI  Ketut Swabawa, Selasa (26/10). Karenanya penerapan PCR test tersebut agar dikaji kembali.

Menurut Swabawa  yang penting dan   yang diperlukan adalah pengawasan,  sistem monitoring evaluasi atau monev  di lapangan yang lebih akurat dan valid. Contohnya  monev terhadap  aplikasi PeduliLindungi yang merupakan sensor online  terhadap mobilitas dan status seseorang  menyangkut ‘rekaman’ status Covid-19.

Dari pengalaman  lanjut Swabawa, monev  aplikasi PeduliLindungi  yang belum  maksimal. Contohnya server yang kadang down atau ngadat  sehingga penggunaan  aplikasi PeduliLindungi ikut ngadat. Demikian juga disiplin petugas stakeholder di lokasi atau titik tertentu untuk pengecekan aplikasi PeduliLindungi.

“Jangan sampai misalnya men -scan barcode sekadarnya. Sehigga yang seharus tak lolos, jadi lolos,” saran Suabawa mengilustrasi.

Dalam konteks disiplin pengawasan, penyelenggaraan  PON  di Papua  beberapa waktu lalu yang berlangsung sukses bisa  sebagai  referensi. Bagaimana  mengelola dan  menangani event besar  dalam masa pandemi melibatkan ribuan orang dengan  sukses. Dan lebih khusus lagi, aman dari lonjakan kasus  relatif  kasus Covid-19.

“PON luar biasa akbar acaranya oke-oke saja,” ucap Swabawa. Kuncinya  sistem monitoring dan evaluasi, SDM atau petugas petugas lapangan yang kredibel dan penegakan disiplin yang berkelanjutan.

Perekonomian Bali saat ini, dikatakan Suabawa baru bergerak di beberapa sub sektor saja. Diantaranya produk kerajinan sandang. Salah satu kerajinan kain tenun endek dan produksi turunannya. Hal itu terkait kebutuhan karena kewajiban memakai produk lokal yakni endek  bagi ASN dan pegawai swasta pada hari tertentu yang diatur sesuai Peraturan Gubernur Bali (Pergub). Sub sektor lainnya, kuliner dan bahan kebutuhan pokok yang masuk katagori sektor esensial.

Di pihak lain daya beli masyarakat masih rendah. Petani dan pedagang sayur pun mendapatkan hasil yang minimal karena daya beli yang rendah tersebut.” Walau terjadi penjualan sebenarnya hasil yang didapat terkadang tidak sepadan dengan beratnya pekerjaan yang dilakoni,” ucap Swabawa. *K17

Komentar