nusabali

Produk UKM dan BUMDes Bali Diminati Investor

Intip Pasar Ekspor

  • www.nusabali.com-produk-ukm-dan-bumdes-bali-diminati-investor

MANGUPURA, NusaBali
Usaha Kecil Menengah (UKM) di Tabanan, Klungkung dan Buleleng punya kesempatan meluaskan pemasarannya hingga mancanegara.

Upaya ini berkat dukungan dari The National Support for Local Investment Climates/National Support for Enhancing Local and Regional Economic Development (NSLIC/NSELRED), Kementerian Desa PDTT yang mempertemukan kelompok usaha dari Kabupaten Buleleng, Tabanan, dan Klungkung dengan para investor.

Salah satunya adalah kopi robusta dengan brand Kopi Leak dari Desa Munduktemu Tabanan.  Kopi Leak yang merupakan akronim Lebih Enak Asli Kopinya ini awalnya digerakkan oleh BUMDes Sri Sedana untuk mengangkat potensi desa.

“Saya ikut bahagia jika Kopi Leak dari Desa Munduktemu ini bisa memasuki pasar ekspor,” kata I Nyoman Wintara, perintis Kopi Leak semasa masih menjabat Perbekel Desa Munduktemu, Kecamatan Pupuan, Kabupaten Tabanan periode 2013-2019, Rabu (26/10).

Kopi Leak ini adalah satu dari komoditas yang menarik perhatian investor dan  bersiap memasuki pasar ekspor. Selain kopi ini, ada Beras Organik Pertiwi juga  dari Tabanan, garam ‘Uyah’ Kusamba, kuud coconut chips, tepung mocaf, dan sabun Kella asal Klungkung. Sedangkan dari Buleleng ada kopi robusta Kejapa, mangga Amplem Sari, minyak kayu putih Prani, anggur laut Bali, dan buah stoberi beku.

Sedikitnya 20 investor dipertemukan langsung dengan pelaku UKM Bali di acara temu bisnis yang digelar di Kuta Bali, Senin (25/10).  Temu Bisnis juga menghadirkan 500 orang petani/nelayan/pengrajin, serta 25 kelompok usaha.

“Para investor dari dalam dan luar negeri tersebut siap membeli, memfasilitasi jalur pemasaran baru, serta memfasilitasi pengembangan produk unggulan desa.

Intinya, minat investor adalah Trading, Trading Support, dan Development,” tegas Menteri Desa PDTT Abdul Halim Iskandar.

Menurut Gus Halim, sapaan akrab Menteri Abdul Halim Iskandar masalah terbesar yang dihadapi UKM, BUMDes dan BUM Desa Bersama adalah akses pasar yang berkelanjutan, pengemasan, serta manajemen pengembangan produk dan kelembagaan ekonomi desa.

Untuk diketahui, 20 investor yang hadir antara lain, 1 investor internasional, 17 investor nasional dan 2 investor lokal Bali, di antaranya Astra Internasional, Elevania, BNI, Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia, UKM Mendunia, TaniHub, Tokopedia, SEA Group, dan 12 investor lainnya.

“Ada 7 investor siap membeli produk unggulan desa, 11 investor siap menfasilitasi jalur pemasaran baru, dan 2 investor siap membantu pengembangan kelembagaan ekonomi desa,” jelas Gus Halim.

Sementara itu  Duta Besar Kanada untuk Indonesia dan Timor Leste, Cameron MacKay, menyampaikan apresiasi dan dukungan penuh terhadap upaya-upaya Pemerintah Indonesia untuk mendukung pengembangan UKM melalui program NSLIC yang didanai Kanada.

“Program ini telah memberikan hasil nyata untuk masyarakat lokal dan masyarakat lain di Indonesia, khususnya di Bali. Melalui pelatihan dan dukungan konsultasi teknis, petani lokal dan pemilik usaha dapat meningkatkan kuantitas dan kualitas komoditas, diversifikasi produk, pengelolaan keuangan, keterampilan penjualan, dan bantuan untuk mendapatkan izin dan sertifikat yang diperlukan bahkan dalam menghadapi pandemi Covid-19,” jelas MacKay. *mao

Komentar