nusabali

BOR Isolasi Rumah Sakit di Jembrana 0 Persen

  • www.nusabali.com-bor-isolasi-rumah-sakit-di-jembrana-0-persen

NEGARA, NusaBali
Seiring menurunnya kasus positif Covid-19 belakangan ini, tingkat keterisian tempat tidur atau bed occupancy rate (BOR) isolasi rumah sakit (RS) di Kabupaten Jembrana, diketahui sudah 0 persen.

Meski sudah tidak ada pasien Covid-19, Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana meminta pihak RS tetap menyiapkan ruangan ataupun bed isolasi yang sudah ada untuk mengantisipasi kemungkinan lonjakan kasus positif Covid-19.

Sekretaris II Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana I Putu Agus Artana, Selasa (26/10), mengatakan di Jembrana sebelumnya menyediakan sebanyak 153 bed isolasi yang tersebar di 3 RS. Yakni 88 bed di RSU Negara, 41 bed di RS BaliMed Negara, dan 24 bed di RS Bunda. Untuk keterisian bed di RS BaliMed Negara dan RS Bunda, sudah hampir sebulan kosong. Sementara untuk di RSU Negara, yang sempat menyisakan 1 pasien positif Covid-19, juga sudah kosong per Minggu (24/10).

Sesuai data harian terakhir per Minggu (24/10) dan Senin (25/10), sambung Agus, juga nihil tambahan kasus Covid-19. Sebaliknya per Minggu (24/10), ada 1 orang pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. Begitu juga pada Senin (25/10), ada 2 orang pasien Covid-19 yang dinyatakan sembuh. “Secara kumulatif sampai Senin (25/10), dari total 6.084 kasus positif, 5.870 orang (96,48 persen) sudah dinyatakan sembuh. Kemudian 212 orang atau 3,48 persen meninggal dunia, dan tersisa 2 orang yang masih dirawat,” ucapnya.

Selain di 3 RS, Satgas Penanganan Covid-19 Jembrana juga memiliki sebanyak 116 bed isolasi yang tersebar di 8 tempat isolasi terpusat (isoter). Dari delapan 8 tempat isoter tersebut, di antaranya memanfaatkan 2 hotel, 4 puskesmas, dan 2 asrama perwira Koramil, juga hanya ada 1 hotel yang masih terisi pasien Covid-19. Sedangkan sisanya sudah kosong. “Untuk isoter desa/kelurahan kita punya 481 bed. Semuanya juga sudah kosong,” ujar Agus.

Meski sudah kosong, Agus mengatakan, sejumlah tempat isoter itu tetap dipersiapkan sebagai tempat isoter. Bisa saja sejumlah RS menutup sejumlah tempat isoter dan menarik sejumlah petugas medis yang sebelumnya ditempatkan di ruang isolasi ke pelayanan lain. Namun ketika dibutuhkan, tempat isoter itu harus tetap siap dipergunakan untuk menampung pasien suspek maupun positif Covid-19. “Jadi untuk tempat isolasi tetap disediakan. Kita tidak mau gegabah. Kecuali nanti memang sudah menurun secara nasional, baru kita evaluasi,” ungkap Agus.

Menurutnya, dalam upaya mengantisipasi lonjakan kasus Covid-19, selain tetap mengoptimalkan upaya testing, tracing maupun treatment (3T), dilakukan berbagai upaya untuk memaksimalkan capaian vaksinasi Covid-19. Begitu juga mengingatkan masyarakat untuk tetap disiplin melaksanakan protokol kesehatan (prokes). “Kita berharap semua tetap waspada. Salah satu tantangan juga nanti adalah saat libur Nataru (Natal dan Tahun Baru). Mudah-mudahan saja tidak ada lonjakan setelah Nataru nanti,” ucap Agus. *ode

Komentar