nusabali

Jembrana Dirancang Jadi Sentra Produksi Udang Vaname

  • www.nusabali.com-jembrana-dirancang-jadi-sentra-produksi-udang-vaname

NEGARA, NusaBali
Udang vaname sebagai salah satu komoditas perikanan budidaya yang sangat laris di Indonesia termasuk pasar global, dinilai sangat potensial dikembangkan di Kabupaten Jembrana.

Guna memajukan sektor budidaya perikanan termasuk mendongkrak Pendapatan Asli Daerah (PAD), Bupati Jembrana I Nengah Tamba merancang Jembrana menjadi salah satu sentra produksi udang vaname di Indonesia.

Hal tersebut diungkapkan Bupati Tamba saat menyaksikan panen udang vaname berteknologi padat tebar tinggi atau ultra intensive aquagriculture technology di Milenial Shrimp Farming (MSF) Situbondo, Balai Perikanan Budidaya Air Payau (BPBAP) Situbondo, Jawa Timur, Sabtu (23/10). Dalam kesempatan tersebut,  juga hadir rombongan Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jembrana, para Pimpinan serta anggota DPRD Jembrana, serta jajaran Dinas Perhubungan, Kelautan dan Perikanan (PKP) Jembrana.

Dibanding teknologi yang sudah ada, budidaya udang dengan menerapkan teknologi ultra intensive aquagriculture technology (UIAT) ini memiliki kelebihan pada kepadatan tebar benih hingga mencapai 2.000 ekor udang per meter kubik. Dalam masa pemeliharaan 50 hari, dihasilkan udang seberat rata-rata 10 gram dengan produktivitas sebanyak 80.000 kilogram atau 8 ton per hektare. Teknologi yang sementara dikembangkan di MSF Situbondo dan di Lovina, Buleleng, Bali itu,  rencananya akan dikembangkan di 90 kolam yang sedang dibangun di Jembrana.

Bupati Tamba mengatakan sangat mengapresiasi adanya inovasi teknologi terbaru ini dan akan memberikan dukungan penuh untuk dikembangkan di Jembrana. Apalagi sektor budidaya udang ini sangat menjanjikan. Begitu juga dirinya mengaku sempat diminta Gubernur Bali Wayan Koster agar Jembrana bisa memenuhi kebutuhan udang di Bali yang baru setengahnya bisa terpenuhi dari pembudidaya di Bali. “Kami akan menjadikan Jembrana sebagai salah satu sentra produksi udang vaname di Indonesia. Hal ini juga sesuai arahan Bapak Gubernur Bali yang memberi target 50 persen produksi udang Bali dari Kabupaten Jembrana,” ucapnya.

Bupati Tamba menambahkan, dalam mempersiapkan diri sebagai salah satu sentra produksi udang di Jembrana, juga dilakukan persiapan sumber daya manusia (SDM). Di mana sekitar dua bulan lalu, ada 25 orang anak muda asal Jembrana yang merupakan mahasiswa Politeknik Kelautan dan Perikanan (PKP) Jembrana, dikirim mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat) di MSF Situbondo. Bersamaan dengan kesempat kunjungan ke MSF Situbondo, Sabtu (23/10), puluhan anak-anak muda itu sudah menerima dinyatakan lulus pelatihan dan bersiap menerapkan ilmunya di Jembrana.

“Nanti anak-anak muda kita yang sudah dilatih ini akan kembali ke Jembrana. Mereka ini lah yang nanti ditempatkan untuk produksi udang di tambak yang masih dipersiapkan di Jembrana. Setelah ini, nanti juga akan dikirim lagi 25 mahasiswa kita yang dari Jembrana untuk mengikuti pelatihan kloter kedua. Jadi SDM-nya juga kita siapkan dari Jembrana,” ujar Bupati asal Desa Kaliakah, Kecamatan Negara ini.

Guna memantapkan diri sebagai sentra produksi udang, Bupati Tamba mengatakan, juga membuka  seluasnya usaha tambak udang di wilayah pesisir Jembrana. Kebetulan di beberapa wilayah pesisir Jembrana, juga ada sejumlah tanah timbul yang juga bisa dimanfaatkan sebagai tambak udang. “Sekarang ini juga masih terus berburu tanah timbul. Dari pendataan sementara, sudah ada beberapa lokasi. Seperti di Banyubiru , Pengambengan, Tuwed, dan Yehembang,” ucapnya.

Menurut Bupati Tamba pengembangan tambak udang di Jembrana itu, juga akan dirancang mengarah untuk peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Jembrana. Rencananya, dari Pemkab Jembrana akan memungut retribusi dari produksi udang dan segera mempersiapkan regulasi. “Untuk itu kita ajak segenap Forkopimda. Seperti dari Pak Kajari, Pak Dandim, Polres, Pengadilan, DPRD, termasuk OPD terkait untuk bersama mengawal sekaligus menyiapkan aturan yang memungkinkan  pengembangan tambak di Jembrana. Sehingga dengan kesiapan di awal, nantinya tidak hanya saja  sekedar menjadi sentra penghasil udang vaname. Namun kita pikirkan juga bagaimana untuk menambah  sumber pendapatan daerah. Kita tidak ingin hanya menjadi penonton,” pungkas Bupati Tamba.

Sementara salah satu pencetus budidaya udang dengan teknologi UIAT, DR Joe dari Elon Research Center Lovina, Buleleng, mengatakan salah satu daerah yang sangat cocok untuk menerapkan teknologi ini adalah di Jembrana, Bali. “Kondisi perairan laut di Jembrana sangat cocok untuk teknologi ini. Perairan lautnya sangat bagus karena berhadapan langsung dengan Samudera Hindia. Airnya masih bersih dan kandungan mineral dan seluruh parameter kualitas air terpenuhi,” ucapnya.*ode

Komentar