nusabali

1.347 Rumah Rusak Akibat Gempa 4,8 SR di Desa Ban-Trunyan

365 Pura dan Sanggah di Desa Ban Juga Dilaporkan Alami Kerusakan

  • www.nusabali.com-1347-rumah-rusak-akibat-gempa-48-sr-di-desa-ban-trunyan

AMLAPURA, NusaBali
Sebanyak 1.310 rumah terdata mengalami kerusakan akibat gempa berkekuatan 4,8 SR di Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem, Sabtu (16/10) dinihari.

Selain itu, juga terdata 365 tempat suci (pura dan sanggah) di Desa Ban yang mengalami kerusakan. Sedangkan rumah yang rusak di wilayah Kecamatan Kintamani, Bangli mencapai 37 unit, selain sejumlah fasilitas umum.

Plt Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa, mengatakan catatan 1.310 rumah dan 365 pura/sanggah rusak ini merupakan data yang dihimpun hingga Minggu (17/10). Menurut Arimbawa, dari 1.310 rumah rusak itu, 325 unit di antaranya mengalami kerusakan cukup berat. Sedangkan 985 unit rumah lagi rusak ringan.

Ribuan rumah rusak dan ratusan pura/sanggah yang mengalami kerusakan ini tersebar di dua desa berbeda, yakni Desa Ban (Kecamatan Kubu) dan Desa Pempatan (Kecamatan Rendang). Khusus di Desa Ban, rumah rusak berat sebanyak 259 rmah dan rusak ringan 366 rumah, selain 101 pura/sanggah rusak. Selebihnya, kerusakan terjadi di Desa Pempatan, meliputi 66 rumah rusak berat, 619 rumah rusak ringan, dan 264 pura/sanggah rusak.

“Semakin tinggi lokasi pemukiman di Desa Ban, tingkat kerusakan rumah semakin parah. Kerusakan terpaeah terjadi di Banjar Jatituhu dan Banjar Temakung,” terang Arimbawa di Pos Penanggulangan Bencana di Kantor Desa Ban, Minggu siang pukul 13.30 Wita.

Disebutkan, rumah-rumah yang rusak di Desa Ban tersebar di 15 banjar, masing-masing Banjar Belong, Banjar Ban, Banjar Bonyoh, Banjar Bunga, Banjar Cegi, Banjar Cutcut, Banjar Darmaji, Banjar Daya, Banjar Dlundungan, Banjar Jatituhu, Banjar Manikaji, Banjar Panek, Banjar Pengalusan, Banjar Pucang, dan Banjar Temakung.

Sementara, Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) siapkan bantuan perbaikan rumah. Bantuan itu akan dikucurkan setelah nanti pendataan rumah rusak berat dan rusak ringan tuntas dilakukan BPBD Karangasem. Hal ini terungkap saat Kepala BNPB, Letjen TNI Ganip Warsito, berkunjung ke Pos Penanggulangan Bencana di Kantor Desa Ban, Minggu siang. Dalam kunjungan itu, Letjen Ganip didampingi Danrem 163/Wirasatya Brigjen TNI Husein Sagaf, Plt Kepala Pelaksana BPBD Karangasem Ida Ketut Arimbawa, dan Sekda Kabupaten Ka-rangasem I Ketut Sedana Merta.

Menurut Letjen Ganip, bantuan akan disalurkan setelah melalui berbagai tahapan: pendataan, verifikasi, kemudian diusulkan ke BNPB melalui proposal. Proposal harus disertai foto-foto bangunan roboh berikut nama pemiliknya. "Kami siap membantu masyarakat, terutama yang rumahnya roboh," jelas Letjen Ganip.

Letjen Ganip tidak merinci besaran bantuan yang akan disalurkan BNPB. Kedatangannya ke Desa Bam, Minggu kemaruin, untuk mengecek kesiapan petugas lapangan melakukan penanganan, mulai dari menyiapkan bantuan pangan, obat-obatan, hingga penanganan korban luka. "Kami mengapresiasi gerak cepat penanganan dilakukan petugas lapangan, terutama upaya penyelamatan korban,” tandas Jenderal TNI Bintang Tiga ini.

Rombongan BNPB sendiri kemarin sedianya akan melakukan peninjauan lokasi bencana gempa di Desa Ban. Sempat melintasi Banjar Temakung dan hendak memasuki Banjar Jatituhu yang merupakan kawasan terparah alami kerusakan, rombongan BNPB putuskan balik. Pasalnya, kendaraan tidak bisa melintas karena jalan jalan beton yang sempat selebar 2,5 meter dan di beberapa bagiannya terjadi longsor.

Di sisi lain, Kementerian PUPR telah menjanjikan bantuan 2 mobil tanki untuk melayani penyaluran air bersih di Desa Ban. Menurut Plt Kepala Pelaksana BPBD Karangasem, Ida Ketut Arimbawa, saat ini telah dimanfaatkan bantaun 2 mobil tanki daru PMI, 2 mobil tangki BPBD. “Sedangkan bantuan berupa terpal telah disalurkan ke para korban gempa yang rumahnya roboh, untuk digunakan sebagai tenda buat tempat tinggal sementara,” jelas Arimbawa.

Sementara itu, setelah berkunjung ke Desa Ban, Kepala BNPB Letjen TNI Ganip Warsito sempat tinjau lokasi bencana lonsor akibat gempa di Desa Trunyan, Minggu sore pukul 15.00 Wita. Letjen Gani tinjau lokasi longsor yang menutup akses jalan di tepi Danau Batur dari Desa Buahan menuju Desa Trunyan. Selain itu, Letjen Ganip juga tinjau Dermaga Kedisan di Desa Kedisan, Kecamatan Kintamani, yang kini jadi satu-sa-tunya akses penyeberangan menuju Desa Trunyan yang terisolasi.

Letjen Ganip mengungkapkan, BNPB menyiapkan kebutuhan dasar yang diperlukan masyarakat korban bencana. Kebutuhan dasar itu berupa paket makanan siap saji, tambahan gizi, dan lauk pauk. Droping makanan tersebut untuk mencukupi kebutuhan selama seminggu ke depan. Soal dukungan perahu karet untuk menyeberang ke Desa Trunyan, menurut Letjen Ganip, sejauh ini belum ada disalurkan BNPB. “Sebab, di BPBD Kabupaten sudah tersedia. Kami perkuat yang dikerjakan oleh BPBD," katanya.

Letjen Ganip mengingatkan masyarakat seharusnya tidak bermukim di daerah rawan bencana. Namun, bila itu tidak ada alternatif lain, masyatakat harus tahu ancaman dan antisipasinya. "Kita harus menyiapkan tempat evakuasi,” tegas Letjen Ganip.

Menurut Letjen Ganip, Bali ini saat ini menjadi laboratorium penanganan bencana. Bahkan, di Bali akan diselenggarakan konferensi tingkat dunia yang membicarakan tetang mitigasi bencana.

Data yang dihimoun NusaBali, rumah yang rusak akibat gempa di wilayah Kintamani, Bangli mencapai 37 unit. Rinciannya, 26 rumah rusak berat, 9 rumah rusak sedang, dan 2 rumah rusak ringan. Terbanyak berada di kawasan Desa Trunyan. Selain itu, sejumlah fasiulitas umum juga rusak, seperti Kantor Desa Buahan dan Kantor BUMDes Buahan. *k16,esa

Komentar