nusabali

Rumah Ambruk Saat Gempa, Anak Usia Tiga Tahun Tewas

  • www.nusabali.com-rumah-ambruk-saat-gempa-anak-usia-tiga-tahun-tewas

AMLAPURA, NusaBali
Gempa bumi dengan magnitudo 4,8 yang mengguncang Karangasem, Sabtu (16/10) pukul 04.18 Wita menyebabkan satu unit rumah ambruk menimpa satu keluarga di Banjar Jatituhu, Desa Ban, Kecamatan Kubu, Karangasem.

Seorang anak usia 3 tahun, Ni Luh Meriani tewas dalam peristiwa ini. Sedangkan ayah, ibu dan saudara-saudara korban menderita luka-luka. Rumah yang lokasinya di puncak Bukit Banjar Jatituhu ini juga sulit dijangkau. Akses menuju lokasi rumah melalui jalan setapak. Rumah ini terdiri dari 3 kamar tidur dan satu ruang tamu dihuni tujuh orang, masing-masing I Nyoman Puja, 31, (suami), Ni Nengah Nuasa, 35, (istri) dan 5 orang anak, yakni Ni Kadek Tina Sarini, 14, siswi kelas VIII SMP Satu Atap Desa Ban, Kecamatan Kubu, Ni Komang Karniningsih, 12, siswi kelas VI SDN 7 Ban, I Putu Pernama Andika, 8, siswa kelas II SDN 8 Ban, Ni Luh Meriani, 3, dan Ni Kadek Nailasari, 9 bulan.

Menurut I Nyoman Puja, seluruh anggota keluarganya saat kejadian sedang tidur lelap. Tiba-tiba Nengah Puja dikagetkan guncangan gempa yang dirasakannya pukul 04.18 Wita, disertai atap genteng dan tembok batako rumahnya yang tanpa finishing roboh.

Saat itu Nyoman Puja tidur sekamar dengan istrinya Ni Nengah Nuasa, lalu korban meninggal Ni Luh Meriani, dan putri kelimanya Ni Kadek Nailasari, 9 bulan. Sedangkan tiga anaknya tidur di kamar sebelah, yakni I Putu Pernama Andika, 8, Ni Komang Karniningsih, 12, dan Ni Kadek Tina Sarini.

Begitu merasakan adanya gempa dahsyat, Nyoman Puja mengaku kebingungan apalagi disertai seluruh tembok kamar rumahnya roboh. Lebih bingung lagi saat setelah menyaksikan anaknya Ni Luh Mariani tertindih reruntuhan batako dan kayu bangunan.

Ibu korban Ni Nengah Nuasa lalu mengevakuasi putrinya Ni Luh Meriani ke halaman rumahnya, selanjutnya Nyoman Puja melarikan anaknya itu ke lokasi praktek perawat Ariawan. "Saat dievakuasi dan selama perjalanan anak saya masih ada napas, tetapi tak sadarkan diri. Tetapi setelah menjalani pemeriksaan, anak saya dinyatakan telah meninggal," jelas Nyoman Puja, lirih.

Selanjutnya jenazah anaknya kembali diajak pulang dan disemayamkan di rumah yang satunya berlokasi di sebelah selatan rumah yang ambruk. Mengenai rencana upacara untuk putrinya Ni Luh Meriani, Nyoman Puja mengaku masih menunggu dewasa ayu (hari baik) dan rembug keluarga.

Selain Ni Luh Meriani, keempat anak Nyoman Puja lainnya, yakni Putu Pernama Andika mengalami luka-luka di kening, Ni Kadek Tina Sarini luka lecet di siku dan betis kanan, Komang Karniningsih luka lecet di dua jari kanan, ibunya Ni Nengah Nuasa luka lecet di lutut dan pipi. Nyoman Puja sendiri dan anak bungsunya yang baru berusia 9 bulan, Ni Kadek Nailasri tidak mengalami luka sedikit pun.

Plt Kepala Pelaksana BPBD (Badan Penanggulangan Bencana Daerah) Karangasem, Ida Ketut Arimbawa mengaku cukup kesulitan menjangkau lokasi korban tewas tertimpa rumah roboh akibat gempa, karena akses jalan sempit dan tertutup longsor. Apalagi akses jalan cukup jauh sekitar 6 kilometer dari jalan aspal, mesti melintasi jalan tanah yang sempit, dan terakhir melewati jalan setapak menyusuri bukit. Bahkan petugas menggunakan sepeda motor juga kesulitan, selain jalan tertutup longsor dan retak-retak.

"Kami masih mendata kerusakan rumah warga, bantuan mendesak dibutuhkan korban berupa tenda dan terpal. Sebab, banyak rumah tidak lagi bisa ditempati, karena rusak berat," jelas Ida Ketut Arimbawa. Selain rumah Nyoman Puja puluhan rumah penduduk di Banjar Jatituhu, Banjar Pucang, Banjar Temakung, Banjar Daya, Banjar Cegi, Banjar Delundungan, Desa Ban, Kubu, Karangasem juga mengalami kerusakan.

Rombongan Bupati Karangasem I Gede Dana bersama Sekda I Ketut Sedana Merta dan Kapolres AKBP Ricko AA Taruna, juga yang lakukan peninjauan juga kesulitan menjangkau lokasi, karena akses jalan tertutup longsor. "Kami mendata kerusakan rumah warga dan mendata bantuan yang dibutuhkan warga. Hanya saja, bantuan yang kami bawa kesulitan didistribusikan, karena akses jalan tertutup," jelas Kapolres AKBP Ricko AA Taruna. Sedangkan Bupati Karangasem I Gede Dana berharap, Minggu (17/10) hari ini akses jalan yang tertutup longsor bisa dibuka untuk memudahkan penyaluran bantuan. "Bantuan pangan, terpal, tenda dan air bersih sangat dibutuhkan warga," ujar Bupati Gede Dana. *k16

Komentar