nusabali

Mengalami Burnout? Ini yang Harus Dilakukan Supaya Tidak Menjadi Gangguan Mental Parah

  • www.nusabali.com-mengalami-burnout-ini-yang-harus-dilakukan-supaya-tidak-menjadi-gangguan-mental-parah

DENPASAR, NusaBali.com - Istilah burnout mugkin sudah tidak asing lagi di kalangan generasi milenial saat ini. Istilah ini beberapa tahun belakangan memang kian populer di kalangan pekerja, terutama pekerja kantoran.

Tapi apa sebenarnya burnout? Mungkin ada baiknya kita mendengar langsung dari ahlinya, dr Monika Joy Reverger Sp KJ, yang merupakan dokter spesialis kedokteran jiwa yang praktek di Siloam Hospital Bali.   

“Suatu kondisi kelelahan yang luar biasa, biasanya related sama pekerjaan. Entah sebagai pekerja kantoran, karyawan, atau pekerjaan sebagai ibu rumah tangga itu juga bisa terkena burnout,” kata dokter Monika, Jumat (15/10/2021).

Dokter Monika mengatakan, burnout dapat meliputi kelelahan secara fisik maupun mental sekaligus. Rasa lelah seringnya bukan disebabkan oleh pekerjaan itu sendiri, tapi juga bisa disebabkan oleh tugas yang monoton ataupun beban kerja yang berlebihan.

Lantas apakah burnout menjadi sesuatu yang berbahaya? Dokter Monika menyebut burnout menjadi berbahaya apabila tidak dikenali gejalanya oleh seseorang yang sedang mengalami burnout. Karena dengan tidak menenali gejala burnout sejak awal, maka besar kemungkinan akan menjadi gangguan mental yang lebih berat yang mempengaruhi fungsi keseharian orang tersebut.

Burnout yang tidak dikelola atau tidak segera diatasi dapat menyebabkan gangguan mental lanjutanyang lebih berbahaya. Gejala yang lebih parah seperti gangguan cemas ataupun depresi.

Adapun tanda-tanda burnout seperti yang disebutkan dokter Monika di antaranya, menjadi lebih sensitif (mudah marah), muncul rasa bosan, mulai menghindari pekerjaan yang biasa dilakukan, hingga akhirnya mulai tidak fokus dengan pekerjaan.

Dokter Monika menyebut gejala-gejala tersebut setidaknya harus dialami dalam jangka waktu cukup lama, misal seminggu, agar dapat disebut sebagai gejala burnout.

Dikatakannya, adanya pandemi seperti saat ini memicu lebih banyak orang untuk mengalami burnout. Ibu rumah tangga misalnya, saat ini dengan bertambahnya tugas sebagai ‘guru’ bagi anaknya yang belajar secara online, bukan tidak mungkin mengalami kelelahan yang berujung pada gejala burnout.

“Kalau di pekerjaan kita belajar untuk mendelegasikan pekerjaan, jadi nggak semua dibebankan ke kita,” kata dokter Monika memberi solusi untuk mengatasi burnout.

Dikatakan dokter Monika, stres juga perlu diwaspadai karena menjadi salah satu penyebab dari burnout. Stres yang berkepanjangan, ujar dokter Monika, menjadi salah satu penyebab terjadinya burnout.

Dokter Monika mengakui jika pasien yang datang kepadanya tidak semuanya diberikannya resep berupa obat, seringkali malah hanya perlu diberikan terapi modifikasi perilaku sebelum benar-benar harus mendapatkan terapi obat.

Dokter Monika pun mengatakan pergi ke dokter jiwa atau psikiater bukan berarti kita adalah orang yang tidak waras atau mengalami gangguan jiwa berat. Untuk orang yang tidak mengalami masalah mental ataupun baru mengalami gejala awal pun bisa berkonsultasi ke dokter jiwa agar tidak mengalami gangguan jiwa yang lebih berat di kemudian hari.

“Jangan pernah berpikir kalau pergi ke psikiater itu hanya untuk dalam tanda kutip orang dengan gangguan jiwa berat,” pungkas dokter Monika. *adi

Komentar