nusabali

APBD 2022 Masih Defisit Pemkab Tiadakan Proyek Mercusuar

  • www.nusabali.com-apbd-2022-masih-defisit-pemkab-tiadakan-proyek-mercusuar

SINGARAJA, NusaBali
Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Kabupaten Buleleng Tahun 2022, diprediksi masih mengalami defisit.

Hal tersebut terjadi karena dampak belum pulihnya perekonomian akibat pandemi Covid-19. Selain pengurangan sumber anggaran dari pemerintah pusat. Berdasar perhitungan Tim Anggaran Pemerintah Daerah (TAPD) Buleleng,  pendapatan daerah dalam Rancangan APBD 2022, dirancang sebesar Rp 2.138.978.936.931. Jika dibandingkan dengan anggaran Induk 2021 lalu sebesar Rp 2.174.144.303.423, maka berkurang sebesar Rp 35.165.366.492 atau 1,62 persen. Penurunan pendapatan daerah disebabkan salah satunya dari pendapatan transfer 2022 dirancang sebesar Rp 1,68 triliun. Menurun 2,04 persen dari pendapatan transfer tahun 2021 lalu sebesar Rp 1,72 triliun.

Sedangkan belanja daerah pada Ranperda APBD Tahun 2022 dirancang sebesar Rp 2,14 triliun. Sehingga kondisi tersebut akan ada defisit anggaran Rp 6,23 miliar.

Bupati Buleleng Putu Agus Suradnyana dalam nota pengantar Bupati atas Ranperda APBD Tahun 2022 di ruang sidang utama DPRD Buleleng, Rabu (13/10), menyebutkan kepastian yang didapatkan dari koordinasi ke pemerintah pusat, akan ada sejumlah penurunan dana transfer ke daerah. Baik dari Dana Alokasi Khusus (DAK) dan Dana Alokasi Umum (DAU). Bahkan penurunan pendapatan daerah dari transfer APBN mencapai Rp 35 miliar lebih.

“Saya sudah sampaikan ke Sekda nanti akan didiskusikan dulu kepada pimpinan SKPD untuk memprioritaskan program pemulihan Covid-19. Seperti pemberian bibit ternak pada masyarakat sehingga bisa menggerakkan ekonomi kecil. Tahun depan kita tidak buat proyek mercusuar,” tegas Bupati Agus Suradnyana saat ditemui usai rapat.

Menurut bupati dua periode ini, program pembangunan daerah yang masih terdampak pandemi masih diarahkan ke pemulihan ekonomi. Bupati Agus Suradnyana pun mengaku tak mau memasang program yang terlalu tinggi, karena pandemi belum dapat diprediksi kapan akan berakhir. “Saya lihat dan khawatirnya dalam perjalanannya pandemi ada pergerakan lagi. Siapa tahu. Tapi mudah-mudahan tidak sampai terjadi. Kalau ada pergerakan harus ada refocusing anggaran,” jelas bupati asal Desa Banyuatis, Kecamatan Banjar, Buleleng ini.

Dia pun tak mau kejadian tahun ini terulang kembali. Salah satunya dipangkas anggaran perbaikan jalan karena dialihkan untuk penanganan Covid-19. Bupati Agus Suradnyana masih optimistis dapat mengakhiri masa jabatannya di tahun terakhir dengan baik. Walaupun dua tahun terakhir dihabiskan untuk menangani Covid-19. “Bagi saya tantangannya dijawab dengan upaya. Meskipun belum maksimal tetapi minimal sudah diupayakan. Tergantung sekarang mengarahkan ke skala prioritas,” ungkap dia.

Sementara itu, Ketua DPRD Buleleng Gede Supriatna mengatakan dengan kondisi keuangan daerah yang masih berdampak pandemi di tahun 2022 mendatang, diharapkan pemerintah menyusun program dengan rasional. “Situasi saat ini belum bisa diprediksi secara pasti, sehingga kami berharap paling tidak APBD ini disusun secara rasional,” tegas Supriatna. *k23

Komentar