nusabali

'Gemilang Indonesia, Maju Ekosistem Seni-Budaya'

Pangurip Merdeka Belajar dalam Sidang Senat Terbuka di ISI Denpasar

  • www.nusabali.com-gemilang-indonesia-maju-ekosistem-seni-budaya

Versi Prof Kun Adnyana, seluruh proses menuju pemberlakuan MBKM ISI Denpasar secara konsisten, terintegrasi, dan menyeluruh dilakukan sejak 7 bulan terakhir, dimulai dari penyusunan kurikulum MBKM ber-basis Program Studi, dengan menjaga relevansi, mutu, dan daya saing. Perumusan kurikulum secara fundamental ini melibatkan 60-an tokoh dari unsur maestro, seniman-desainer, profesional, dan juga pakar pen-didikan tinggi.

DENPASAR, NusaBali

Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar telah pengaktualisasikan program pembelajaran ‘Merdeka Belajar-Kampus Merdeka (MBKM) di luar Institut, Semester Gasal 2021/2022 secara konsisten, terintegrasi, dan menyeluruh, yang melibatkan 145 mitra strategis bereputasi. Program ini sebagai upaua meneguhkan pencapaian kegemilangan Indonesia berbasis pemajuan seni-budaya, melalui sinergi, kolaborasi, dan gotong royong lintas batas.

Hal ini terungkap pada acara Pangurip MBKM ISI Denpasar dalam Sidang Senat Terbuka di Kampus ISI Denpasar, Jalan Nusa Indah Denpasar, Jumat (8/10) lalu. Pangurip MBKM ISI Denpasar bertajuk ‘Svarna Nuswantara Kramaning Lelangon’ (Menuju Kegemilangan Nusantara berbasis Pemajuan Ekosistem Seni Budaya) ini dihadiri langsung Plt Dirjen Pendidikan Tinggi, Riset, dan Teknologi (Dikti Ristek) Kemdikbud Ristek RI, Prof Nizam PhD.

Selain dihadiri Prof Nizam, Pangurip MBKM ISI Denpasar hari itu juga menghadirkan Direktur Pembelajaran dan Kemahasiswaan Ditjen Ristek Dikti Kemendikbud Ristek Prof Aris Junaidi, wakil mitra strategis yaitu pendiri Agung Rai Museum of Arts (ARMA) dan Anak Agung Gde Rai, serta pendiri Sanggar Bona Alit I Gusti Ngurah Adi Putra. Sedangkan seluruh mahasiswa dan dosen pembimbing hadir secara daring.

Ajang sinergi dan kolaborasi MBKM ISI Denpasar sendiri melibatkan 145 mitra strategis bereputasi dari kalangan Dunia Usaha-Dunia Industri (DUDI), ekosistem seni-budaya (Museum, Yayasan Seni, Galeri, Rumah Produksi, Rumah Kreatif, Sanggar Seni, dan Studio Maestro), lembaga riset, satuan pendidikan, dan lembaga pemerintah. MBKM ISI Denpasar luar Institut menyertakan 351 mahasiswa seluruh Prodi, melampaui target Indikator Kinerja Utama (IKU) yakni 20 persen dari jumlah total mahasiswa atau sebanyak 340 mahasiswa.

Rektor ISI Denpasar, Prof Dr Wayan ‘Kun’ Adnyana, menyatakan seluruh proses menuju pemberlakuan MBKM secara konsisten, terintegrasi, dan menyeluruh telah dilakukan sejak 7 bulan terakhir. Dimulai dari penyusunan kurikulum MBKM berbasis Program Studi, dengan menjaga relevansi, mutu, dan daya saing.

Perumusan kurikulum secara fundamental ini, kata Prof Kun Adnyana, melibatkan 60-an tokoh dari unsur maestro, seniman-desainer, profesional, dan juga pakar pendidikan tinggi, sampai kemudian disetujui Senat Institut dan ditetapkan dengan Peraturan Rektor. Peluncuran pemberlakuan kurikulum dilakukan bertepatan dengan pengesahan mahasiswa baru, 16 September 2021.

Kemudian, dilanjut dengan penandatanganan Perjanjian Kerjasama MBKM bersama mitra strategis secara Drive Thru, 17 September 2021. Terakhir, digelar Pangurip MBKM ISI Denpasar, 8 Oktober 2021.

“Acara Pangurip digelar merujuk pada tujuan mulia MBKM, yakni meneguhkan pencapaian kegemilangan Indonesia berbasis pemajuan seni-budaya, melalui sinergi, kolaborasi, dan gotong royong lintas batas, sekaligus penuh kemungkinan kreativitas dan inovasi antara ISI Denpasar dan Mitra Strategis MBKM ISI Denpasar,” ujar Prof Kun Adnyana.

“Seluruh Prodi Sarjana dan Sarjana Terapan di lingkungan ISI Denpasar telah menyiapkan 7 Program Pembelajaran MBKM di luar Institut (Asistensi Mengajar, Kewirausahaan, Studi/Projek Independen, KKN Tematik, Projek Kemanusiaan, Riset/Penelitian, dan Magang/Kerja Praktik) guna memastikan seluruh mahasiswa  memasuki pengalaman multifacet, lintas disiplin keilmuan, keluasan jejaring ekosistem, sekaligus peluang-peluang pemajuan cita-cita masa depan sebagai pribadi utuh: cakap, berkepribadian, sekaligus cinta tanah air,” lanjut Guru Besar Sejarah Seni ISI Denpasar yang mantan Kepala Dinas Kebudayaan Provinsi Bali ini.

Sementara, Wakil Rektor Bidang Akademik, Kemahasiswaan, dan Alumni ISI Denpasar, Dr Anak Agung Gede Rai Remawa, menjelaskan Program Pembelajaran MBKM di luar Institut ini diberikan kepada seluruh mahasiswa Semester VI dan VII, dengan bobot masing-masing 20 SKS. MBKM di luar Institut dilaksanakan minimal selama 17 minggu, dengan penyesuaian SKS secara terstruktur, melingkupi komponen: studi kasus, promosi-pemasaran digital, workshop, seminar, literasi, dan reka/cipta/kaji/kelola untuk MBKM di luar Institut Semester VI.

Pada Semester VII, penguatan kompetensi mahasiswa dimatangkan dengan komponen riset dasar, tata kelola ekosistem, literasi digital, skripsi, dan diseminasi,” jelas Anak Agung Gde Rai dalam pengantar di acara Pangurip MBKM ISI Denpasar bertajuk ‘Svarna Nuswantara Kramaning Lelangon’ tersebut.

Menurut Anak Agung Gede Rai, pihaknya siap untuk bekerja sama secara total melalui program MBKM ISI Denpasar ini. Disebutkan, ISI Denpasar memiliki koleksi karya seni, berikut event apresiasi yang berkelanjutan. Hal itu hendaknya menjadi ruang riset atau penelitian yang mendalam bagi nstitusi pendidikan tinggi seperti ISI Denpasar.

“Sesungguhnya, model kolaborasi ini boleh dikata agak terlambat, karena kami telah bekerja sama justru dengan berbagai perguruan tinggi dan komunitas kreatif di berbagai negara. Saya mengapresiasi langkah Rektor ISI Denpasar, Bapak Prof Kun Adnyana, yang konsisten dan menyeluruh dalam menyelenggarakan MBKM ini,” terang Anak Agung Gede Rai yang juga Ketua Himusba Bali.

Sementara itu, Plt Dirjen Dikti Ristek Kemdikbud, Prof Nizam PhD, mengapresiasi pengaktualisasian program pembelajaran MBKM ISI Denpasar secara konsisten, terintegrasi, dan menyeluruh ini. Menurut Prof Nizam, pemberlakukan MBKM pada Pendidikan Tinggi Seni sangat penting bagi pengembangan karakter bangsa, sekaligus merupakan pondasi ekonomi kreatif dan inovasi ke depan.

“Seni yang dikawinkan dengan teknologi untuk daya saing bangsa, karena kreativitas merupakan DNA Bangsa Indonesia. ISI Denpasar dapat menjadi inisiator program-program seni inovatif dan industri kreatif. Selain itu, MBKM juga menjadi muara dari ‘aliran air sejuk’ dunia profesional dan dunia kampus untuk Indonesia Maju,” terang Prof Nizam. *

Komentar