nusabali

Bakti Pertiwi-Unwar Padukan Program

Singapadu Kaler Intensifkan Kelola Sampah

  • www.nusabali.com-bakti-pertiwi-unwar-padukan-program


GIANYAR, NusaBali
DESA Singapadu Kaler, Kecamatan Sukawati, Gianyar, kini intens mengelola sampah. Mulai dari memungut, memilah sampah anargonik terutama plastik, dan organik.

Sampah anargonik dikumpulkan, setelah dalam volume tertentu dijual kepada pengepul. Sistem kelola ini menjadikan sampah tak lagi campah (tersepelekan), melainkan jadi komoditas berfaedah.

Perbekel Singapadu Kaler I Wayan Karjana menuturkan rintisan penanganan sampah ini oleh ibu-ibu rumah tangga yang tergabung dalam kelompok Bakti Pertiwi. Rintisan ini tidak terlepas dari persoalan sampah yang makin jamak. Mulai dari dampak lingkungan, kesehatan warga, bahkan melunturkan citra Bali sebagai daerah tujuan wisata.

Di tengah intens menangani sampah, ada program pengabdian masyarakat dari Univeristas Warmawadewa (Unwar), Denpasar di desa setempat. Salah satu programnya, penanganan sampah dan limbah. Maka padu antara program kampus dan desa. “Nyambung jadinya program kami di desa dengan program dari Unwar,” ungkap Perbekel Karjana.

Kata dia paduan program itu sejalan dengan spirit Pergub Bali  No. 47/2019 tentang pengolahan sampah dari sumbernya, terutan rumah tangga. Awal rintisan kelompok pengolah sampah Bakti Pertiwi dengan 20 anggota. Mereka dari 5 dusun di Desa Singapadu Kaler, yakni Banjar Kederi, Silakarang, Belang, Belang Kaler dan Banjar Samu.  “Kelompok mendapat edukasi lewat kerjasama kemitraan masyarakat dari Unwar,” jelasnya. Pihak kampus memberikan pendampingan dan pemberian bantuan teknis permentasi sampah dan limbah. Ada jga bantuan mesin pencacah sampah dan bimbingan teknis lain.

Saat ini kelompok Bakti Pertiwi mampu memproduksi kompos sekitar 250 kg dan 250 liter pupuk organik cair, setiap proses pengolahan sampah dan limbah. Waktu proses ini sekitar 21 hari. Makin lama masa permentasi, semakin bagus. Komposnya dikantongi berisisi  5 kg/kantong.

Kompos dan pupuk cair made in atau Bakti Pertiwi sudah  diujicobakan pada  tanaman padi. Hasil produksi padi tidak kalah dengan penggunaan pupuk kimia. Malah memiliki keunggulan, karena padi yang dihasilkan padi  organik yang minim zat kimia. Selain itu, pupuk cair ini mampu memulihkan tanaman  yang nyaris mati dan produktif. “Saya sendiri sudah membuktikan,” ungkap Perbekel Karjana.

Lewat pengolahan sampah yang masih status piloting, Perbekel Karjana berharap sewaktu saat nanti Desa Singapadu Kaler mewujudkan program pertanian terintegrasi, mulai dari pembuatan pupuk, penyediaan media tanam sampai nanti aplikasi pemupukan, hingga hasil produksi bisa ditangani sendiri.

Memang jumlah sampah yang diolah jadi kompos dan pupuk cair, belum banyak. Namun sudah ada gambaran cara penanganan sampah hingga bernilai ekonomi.

Sang Ayu Suarti, salah seorang anggota kelompok Bakti Pertiwi, mengaku awalnya risih mengolah sampah. Apalagi dalam sampah itu ada belatung atau ulat. Namun sekarang sudah terbiasa.”Tiyang biasanya ambil sampah setiap Jumat,” ujarnya. Selanjutnya sampah dipilah, antara sampah organik dan anargonik. Proses ini dilakukan berempat. Dari proses pencacahan, penyekapan dan seterusnya.“Yang jenis banyu (cusian beras dan bahan makanan) jadi pupuk cair. Sedangkan sampah organik jadi pupuk padat,” ungkap Sang Ayu Suarti.

Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Singapadu Kaler disiapkan memfasilitasi pemasaran kompos dan POC produksi hasil olahan sampah dan limbah tersebut. “Malah sudah ada yang memesan,” ujar I Wayan Karcana, Ketua Bumdes Singapadu Kaler. Dia menunjuk produk POC, yang sudah dalam wadah botol kemasan disertai label sehingga tampak elegan. *k17

Komentar