nusabali

Mangku Kadek Berguru dari Desa

  • www.nusabali.com-mangku-kadek-berguru-dari-desa

JRO Mangku Kadek Suardika,54, boleh dibilang salah seorang krama Bali yang beruntung.

Dia adalah salah seorang motor penggerak pembangunan desa di Bali. Giat ini karena kapasitasnya sebagai Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat, dibawah Kemendes RI di wilayah Provinsi Bali tahun 2021.

Jro Mangku Kadek tentu makin paham tentang pait pakeh (pahit aasin) atau suka duka masyarakat pedesaan di Bali. Karena sebelum menjabat tim ahli, dirinya sempat menjabat Koordinator Pendamping Desa Provinsi Bali periode 2015 – 2020 dan mantan Fasilitator Kabupaten PNPM (Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat) Gianyar periode 2003 – 2015. Sebelumnya, sempat menjabat Eksekutif Board Koalisi Indonesia Sehat (KIS) Wakil Indonesia Timur periode 2001 - 2005.

Menurutnya, di Provinsi Bali terdapat 636 desa dinas dan 1.493 desa adat. Seiring berjalannya waktu hingga  penerapan Peraturan Daerah (Perda) Bali Nomor 4 Tahun 2019 tentang Desa Adat di Bali, perkembangan warga desa dalam hal berdesa, makin dinamis.

Dirinya mengaku sangat bersyukur bisa sering menyambangi banyak desa di Bali. Menurutnya, kedatangan ke desa-desa tersebut tak semata karena tugas sebagai Tenaga Ahli Pemberdayaan Masyarakat di Bali, di bawah Kemendes RI. Dengan sering datang ke desa-desa di Bali, Mangku Kadek merasakan bahwa setiap desa memberikan nuansa pengetahuan yang terus baru. Pengetahuan itu pula didekasikan kembali untuk kemajuan desa lain. ‘’Setiap ke desa, saya dapat ngecharge diri, belajar, dan berguru kepada krama dan tokoh-tokoh di desa,’’ jelasnya.

Menyimak tentang persoalan di desa, Mangku Kadek mengaku bersyukur tak sekadar tahu. Namun sedapat mungkin tertantang untuk mempratikkan pengetahuan berdesa hingga bermanfaat bagi diri sendiri dan masyarakat desa lain.

Berdasarkan sejumlah refrensi yang dibaca, tradisi berdesa, dalam arti tinggal dan menyelami seluk-beluk  kehidupan di desa, telah dilakoni oleh para mpu masa lampau. Terutama para Maha Rsi asal Jawa saat melakukan perjalanan suci nan panjang ke Bali.

Jelas Mangku Kadek, perjalanan itu tentu ada visi-misi ke depan. Karena ada pelbagai persoalan desa di Bali yang harus dicarikan jalan keluarnya. Maka terbukti peradaban Bali dengan tradisi, seni, budaya, dan agama Hindu, sedemikian mengakar. ‘’Sebagai tim ahli, sebenarnya tugas saya hanya mengawasi penggunaan dana desa di desa. Tapi, manfaatnya jauh lebih dari itu, saya juga bisa madharma yatra (melakukan perjalanan pengabdian) ke desa-desa di seluruh Bali,’’ ujar ayah dua anak ini.*lsa

Komentar