nusabali

Polisi Tunggu Hasil Visum Korban

Dugaan Pelecehan Seksual Siswi SMA

  • www.nusabali.com-polisi-tunggu-hasil-visum-korban

Korban mengalami trauma pasca kejadian yang menimpanya. Korban enggan keluar rumah karena merasa malu.

SINGARAJA, NusaBali

Penanganan kasus dugaan pelecehan seksual terhadap anak di bawah umur yang menimpa pelajar SMA berinisial KSU, 16, kini masih dalam tahap penyelidikan di Unit PPA Sat Reskrim Polres Buleleng. Polisi saat ini masih menunggu hasil visum dari RSUD Buleleng yang dilakukan terhadap korban KSU, 16.

Kasi Humas Polres Buleleng, Iptu Gede Sumarjaya mengungkapkan, korban KSU telah dimintakan visum. Hasil visum nantinya digunakan sebagai alat bukti yang dapat menggambarkan apa yang terjadi pada korban "Korban sudah divisum. Kami masih menunggu hasil visum resmi dari rumah sakit," jelasnya, dikonfirmasi Kamis (7/10) siang.

Unit PPA Sat Reskrim Polres Buleleng, yang sudah menangani kasus dan laporan pihak korban masih mengumpulkan bukti dan keterangan saksi yang akan dipakai sebagai bukti petunjuk. Penyidik hingga kini belum menggali keterangan dari terlapor KW, 49. Namun pihaknya menjamin seluruh proses hukum tetap berjalan, meskipun korban di bawah umur.

Iptu Sumarjaya yang juga pernah menjabat sebagai Kanit PPA Sat Reskrim Polres Buleleng ini menambahkan, penanganan kasus baru dapat ditingkatkan statusnya menjadi penyidikan apabila hasil visum yang dikeluarkan rumah sakit mendukung dan dikuatkan dengan saksi, barang bukti lainnya.

"Kasus masih dalam penyelidikan. Kan baru dilaporkan. Perlu saksi-saksi dulu, pengumpulan bukti-bukti lain. Untuk terlapor terakhir akan dipanggil setelah bukti cukup," tandas Iptu Sumarjaya.

Di sisi lain, tim Pusat Pelayanan Terpadu Pemberdayaan Perempuan dan Anak (P2TP2A) Kabupaten Buleleng, akan melakukan pendampingan terhadap korban pelecehan seksual, KSU. Ketua P2TP2A Buleleng, Made Riko Wibawa mengaku telah mengambil langkah pendampingan terhadap korban. Hanya saja belum banyak informasi yang didapat dari pihak korban.

"Kami masih belum mendapat hasilnya, karena baru melakukan pendampingan. Jadwalnya korban datang hari ini (kemarin) bersama orangtuanya," jelas Riko Wibawa, dikonfirmasi terpisah.

Riko menyebutkan, korban mengalami trauma pasca kejadian yang menimpanya. Korban enggan keluar rumah karena merasa malu. Hal tersebut disampaikan oleh orangtua korban kepada tim P2TP2A. "Sementara dari penuturan orangtuanya, korban masih menutup diri. Kami masih lakukan pendekatan kepada korban agar korban psikisnya tidak terlalu terguncang," tutup Riko.

Seperti yang diberitakan sebelumnya, seorang pelajar SMA berinisial KSU, 16, yang tinggal di wilayah Kecamatan/Kabupaten Buleleng menjadi korban pelecehan seksual yang diduga dilakukan KW, 49. Aksi pelecehan seksual tersebut diduga dilakukan KW di rumah korban saat sedang sepi. Kasus ini kemudian dilaporkan orangtua korban, NS, 49, ke Polres Buleleng, pada Selasa (5/10) siang.

Informasi yang dihimpun, peristiwa dugaan pelecehan seksual ini terjadi pada Senin (27/9) lalu. Sebelumnya, antara terlapor KW dengan orangtua korban KSU yakni NS memang sudah saling kenal. Saat itu, orangtua korban akan membeli kencing kambing yang diyakini bagus sebagai pupuk untuk pohon durian dari KW.

Selanjutnya, KW pun mendatangi kediaman orangtua korban, NS hanya untuk sekedar mengetahui lokasi rumah NS tanpa membawa kencing kambing. Kebetulan, saat itu NS tidak berada di rumah karena sedang melayat dan yang ada hanya putrinya, KSU, seorang diri. KW pun meminta KSU menunjukkan kebun belakang rumah yang ada pohon durian.

Saat di belakang rumah, tiba-tiba KW meraba tangan korban KSU yang berair dan mengatakan jika korban menderita sakit paru-paru. KW kemudian menawarkan agar korban bersedia dipijat. Saat itulah, muncul niat mesum KW, namun ditolak korban. Secara paksa, KW lalu memijat korban serta berusaha untuk meraba-raba tubuh korban mulai paha hingga payudaranya. *mz

Komentar