nusabali

Program dari Pangdam, Bisa Airi Sawah 220 Ha

Koster Resmikan Pompa Hidram Pertama untuk Pertanian

  • www.nusabali.com-program-dari-pangdam-bisa-airi-sawah-220-ha

Gubernur Koster akan kembangkan pola pompa hidram di Desa Tangguntiti, Selemadeg Timur ini ke daerah lainnya di Bali mulai tahun 2022

TABANAN, NusaBali

Gubernur Bali Wayan Koster resmikan pemasangan pompa hidram (hydraulic ram pump) di Subak Nyampuan, Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan, Kamis (7/10) pagi. Pompa hidram untuk pertanian pertama di Bali, bahkan se-Indonesia, ini mampu mengairi sawah seluas seluas 220 hektare di Subak Lanyah Delod Jalan, Desa Tangguntiti.

Pengadaan pompa hidram yang pemasangannya diresmikan Gubernur Koster, Kamis pagi pukul 10.00 Wita, merupakan program dari Kodam IX/Udayana serangkaian HUT ke-76 TNI, 5 Oktober 2021. Dalam acara peresmian pomda hidram tersebut, Gubernur Koster didampingi Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Maruli Simanjuntak, Kapolda Bali Irjen Pol Putu Jayan Danu Putra, Bupati Tabanan I Komang Gede Sanjaya, Ketua DPRD Tabanan I Made Dirga, dan jajaran pejabat terkait lainnya.

Dengan bantuan pompa hidram ini, krama subak yang berjumlah 400 KK terbantu dalam mengairi sawah mereka seluas 220 hektare. Pompa hidram yang dipasang Kodam IX/Udayana ini mampu mengangkat air dengan ketinggian 35 meter, dalam jarak 2 kilometer dari sumbernya di Sungai Yeh Ho. Pompa hidram ini dikerjakan langsung prajurit TNI AD bersama masyarakat, sehingga dalam waktu tidak lama sudah bisa beroperasi.

Gubernur Koster mengatakan, pembuatan pompa hidram ini merupakan program yang langsung menyelesaikan permasalahan di masyarakat. "Apa yang dilakukan Bapak Pangdam IX/Udayana, nyata membantu masyarakat, bantu mengairi sawah seluas 220 hektare. Luar bisa ini, " ujar Gubernur Koster.

Menurut Gubernur Koster, selama ini belum ada program pemerintah yang betul-betul bisa mendistribusikan air ke lahan atau wilayah yang memerlukannya. Gubernur Koster pun menyatakan apresiasi dan dukungan atas program Kodam IX/Udayana TNI tersebut.

"Saya sangat mendukung program ini. Sebenarnya, saya malu juga sebagai Gubernur. Harusnya, Gubernur dan Bupati/Walilota yang menyelesiakan ini, tapi kita belum bisa. Malah, Bapak Pangdam IX/Udayana yang melakukan inisiatif yang luar biasa ini," terang Gubernur yang juga Ketua DPD PDIP Bali ini.

"Ini bisa menjadi percontohan, menjadi guru bagi kita semua, bagaimana cara kita menyelesaikan masalah, negara hadir untuk rakyat. Ini nyata dan diperlukan masyarakat," lanjut Gubernur Koster sembari menyebut anggaran dalam pembuatan pompa hidram ini tidak terlalu besar, bisa dengan Rp 1 miliar.

Gubernur Koster pun berencana melaporkan program riil Kodam IX/Udayana ini kepada Menteri Pertanian dan Menteri PUPR. Pihaknya juga akan cari lagi titik-titik pertanian, yang kesulitan air, sehingga bisa disinergikan. "Saya akan mempolakan program ini mulai tahun 2022 mendatang, bersama Bupati. Apalagi, Kabupaten Tabanan punya daerah pertanian yang luas di Bali. Tabanan harus punya prioritas khusus di sektor pertanian," tandas Koster.

Koster menegaskan, Pemprov Bali akan siapkan skema mulai tahun 2022 mendatang, supaya pertanian di Kabupaten Tabanan tertangani dengan baik. "Kita akan kembangkan pula ini di kabupaten lainnya. Tidak perlu rumit-rumit, sinergi degan Pangdam IX/Udayana dan jajarannya, lebih lancar. Mudah-mudahan, ini bisa terus berjalan dengan baik dan bermanfaat bagi masyarakat," harap mantan anggota Komisi X DPR RI dari Fraksi PDIP Dapil Bali tiga kali periode (2004-2009, 2009-2014, 2014-2018) ini.

Sementara, Pangdam Mayjen TNI Maruli Simanjuntak mengatakan pompa hidram tersebut menggunakan teknologi lama, namun selama ini belum banyak dimanfaatkan. "Kebetulan, kami punya perangkat teknisi dan departemen terkait. Jadi, saya coba di Tabanan dan berharap ini berjalan dengan baik," kata Pangdam.

Menurut Pangdam, pemasangan pompa hidram untuk pengairan pertanian di Desa Tangguntiti, Kecamatan Selemadeg Timur, Tabanan ini merupakan yang pertama di Bali. Bahkan, ini program pertama di Indonesia. Pompa hidram ini diharapkan paling tidak bisa memecahkan persoalan-persoalan pertanian, terutama masalah pengairan.

"Ini adalah program bersama kita, bisa direalisasikan dengan fokus dan biaya yang tidak tinggi," tegas Pangdam. "Mudah-mudahan, dengan program pompa hidram ini bisa membantu Bali menuju swasembada (beras),” lanjut Jenderal Bintang Dua TNI AD berdarah Batak ini.

Pangdam menyebutkan, secara keseluruhan pompa hidram yang dibangun Kodam IX/Udayana di wialaua Bali, NTB, dan NTT sebanyak 204 titik. Yang sedang dalam pengerjaan kini mencapai 150 titik. "Tapi, pompa hidram yang khusus untuk pertanian baru di Desa Tangguntiti ini. Semoga ke depan bisa bertambah," tegas Pangdam.

Pandam pun berharap dengan bantuan pompa hidram ini, masyarakat yang kesulitan air bersih dan kesulitan pengairan pertanian bisa terbantu. "Program pompa hidram ini tidak memerlukan biaya banyak. Tapi, kami mohon semua merawatnya dengan baik," pintanya.

Sedangkan Bupati Tabanan, IKG Sanjaya, dalam sambutannya mengatakan peresmian pompa hidram untuk pertanian ini memang hal yang ditunggu-tunggu oleh krama subak setempat. Pasalnya, selama ini krama Subak Lanyah Delod Jalan selalu kesulitan air untuk pertanian terutama saat musim kemarau.

"Jadi, kami sangat berterima kasih kepada Bapak Pangdam IX/Udaya, karena sudah membantu untuk distribusi air ke pertanian kita di Tabanan dengan program pompa hidram ini," jelas Bupati Sanjaya.

Menurut Sanjaya, pertanian merupakan sektor utama yang memberikan kontribusi APBD tertinggi untuk Tabanan. “Kami berharap nantinya Pemprov Bali juga membantu menyukseskan program pertanian yang unggul di Tabanan, dengan bantu memfasilitasi pendukung pertaniannya,” harap Bupati asal Banjar Dauhpala, Desa Dauh Peken, Kecamatan Tabanan yang juga Ketua DPC PDIP Tabanan ini.

Sementara itu, Pekaseh Subak Lanyah Delod Jalan, Desa Tangguntiti, I Ketut Sunarta, mengatakan sangat bersyukur dengan bantuan Kodam IX/Udaya berupa program pompa hidram ini. Dengan program ini, ke depan krama subak setempat tidak akan kesulitan air lagi.

Menurut Ketut Sunarta, lahan sawah seluas 220 hektare milik krama subak selama ini kesulitan air, sehingga selalu tidak maksimal saat bercocok tanam di musim kemarau. Disebutkan, dalam setahun ada dua kali panen padi dan satu kali panen palawija. Namun, ketika panen padi yang kedua, para petani setempat tak pernah mendapatkan hasil yang maksimal, karena persoalan air.

Sunarta menyebutkan, petani selalu mengalami gagal panen kedua, meskipun bukan seluruhnya, karena kekurangan air. Maka, bantuan pompa hidram dari Kodam IX/Udayana ini dianggap sangat luar biasa. “Awalnya masyarakat tidak percaya. Tapi, ternyata kini ini ada 220 hektare lahan yang sudah mendapat aliran air dari program pompa hidram ini," beber Sunarta.

Sunarta pun sangat mengapresiasi program pompa hidram yang baryu diresmikan Gubernur Koster ini. “Teknologi pompa hidram ini mampu memompa air dari Sungai Yeh Hoo menuju Subak Lanyah dalam jaraknya sekitar 2 kilometer. Sekali lagi, terima kasih kepada semua pihak yang sudah membantu. Semoga kami para petani ke depan tidak kesulitan air lagi," harap Sunarta. *des/nat

Komentar