nusabali

Tak Bisa Nikmati SE Uyah Bali

Abrasi, Petani Garam di Tabanan Vakum

  • www.nusabali.com-tak-bisa-nikmati-se-uyah-bali

Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan berencana membangkitkan kembali potensi garam lokal. Akan diupayakan bantuan buat kelompok petani garam.

TABANAN, NusaBali

Petani garam di Tabanan rupanya belum bisa menikmati Surat Edaran (SE) Nomor 17 Tahun 2021 tentang Pemanfaatan Produk Garam Tradisional Lokal Bali yang dikeluarkan Gubernur Bali. Sebab petani garam yang berlokasi di Desa Kelating, Kecamatan Kerambitan, vakum alias tak berproduksi.

Terdata di Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Tabanan, awalnya ada tiga kelompok petani garam yang seluruhnya berlokasi di Desa Kelating. Kelompok itu adalah Kelompok Kugar Bias Segara, Kelompok Sari Segara, dan Kelompok Tasik Segara. Namun karena terjadi abrasi dan banjir rob, mengakibatkan lahan pembuatan garam mereka tergerus.

Kepala Dinas Perikanan dan Kelautan Tabanan Anak Agung Raka Ngurah Icwara, mengatakan seluruh kelompok petani garam di Tabanan saat ini memang tidak beroperasi/tidak berproduksi. Ini karena lahan mereka tergerus banjir rob.

Terakhir mereka beroperasi di tahun 2020 dengan hasil produksi 3.473 kilogram dan mampu mengantongi penjualan sebesar Rp 34.370.000 dengan harga Rp 10.000 per kilogram.

“Luas lahan mereka ini sekitar satu hektare, dan sekarang sudah tergerus banjir rob. Ini mengakibatkan mereka tak aktif membuat garam,” ungkap Raka Icwara, Senin (4/10).

Kata dia, di Tabanan potensi untuk mengembangkan garam lokal ada di Desa Kelating, karena kondisi pantainya tak curam dibandingkan dengan pantai lain. Jika dipindahkan lokasi pembuatan garam, hal tersebut tak memungkinkan sebab kawasan pantai yang lain banyak tebing. Tak seperti kawasan pantai di daerah Kusamba (Kabupaten Klungkung) yang datar. “Tergerusnya lahan di Kelating tak bisa dipindahkan, karena pantai lain tebingnya curam tidak datar,” kata Raka Icwara.

Namun karena adanya kebijakan SE Gubernur Bali terbaru perihal pemanfaatan uyah (garam) lokal, pihaknya berencana membangkitkan kembali potensi produksi garam lokal. Namun sebelum itu akan dilihat kondisi lahan di lokasi, apakah memungkinkan untuk membuat garam lagi. Sebab selain lahan yang tergerus, pondok pembuatan mereka yang sebelumnya dibangun di sana terbawa arus.

Upaya membangkitkan agar garam lokal kembali aktif dengan cara memberikan sejumlah bantuan peralatan produksi, termasuk juga berencana memberikan bantuan berupa dana. Sebelumnya saat kelompok tersebut aktif, kelompok ini mendapat bantuan tetapi sebatas pembinaan atau pendampingan. “Kami berencana akan aktifkan kembali, termasuk akan memperjuangkan dana di Pemkab Tabanan untuk membantu kelompok tersebut,” janji Raka Icwara.

Dia menambahkan selama ini ketiga kelompok petani garam tersebut aktif, hasil garam mereka baru dijual di area Tabanan. Ini karena memang lahan untuk pembuatan garam terbatas. “Jadi dengan adanya SE ini kita berencana akan bangkitkan, meskipun nanti lahan sedikit tetapi bisa beroperasi. Mudah-mudahan dengan SE ini bisa memberikan nilai jual yang lebih tinggi terhadap garam lokal Tabanan. Karena selama ini garam yang dihasilkan petani hasilnya bagus dan tidak pahit serta dinikmati masyarakat,” tandas Raka Icwara. *des

Komentar