nusabali

Gacong Kembali Muncul di Kutsel

Aktivitas Pariwisata Mulai Menggeliat

  • www.nusabali.com-gacong-kembali-muncul-di-kutsel

MANGUPURA, NusaBali
Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) Kabupaten Badung, menemukan aktivitas guide liar alias gacong di Kecamatan Kuta Selatan (Kutsel) kembali berkeliaran.

Aktivitas pariwisata di kawasan Kutsel yang menggeliat setelah adanya kelonggaran aturan dan dibukanya objek wisata, ditengarai menjadi pementik para gacong ini kembali turun.

Komandan Regu Satpol PP Badung BKO Kuta Selatan, I Wayan Suharyana, mengatakan setelah sempat menghilang beberapa bulan lalu, kini gacong kembali muncul di kawasan wisata tirta Kutsel. Dari patroli yang dilakukan, Sabtu (2/9) siang, didapati sejumlah pemuda yang ditengarai sebagai gacong sedang asik nongkrong di seputaran simpang Jepun Siligita dan sebelah timur Jalan Tol Bali Mandara, titik Nusa Dua. Mereka diketahui merupakan pemain lama yang dulu beberapa kali pernah ditertibkan.

“Informasi keberadaan gacong itu kami terima dari laporan masyarakat yang merasa khawatir akan kemunculan gacong lagi. Makanya, kami turun ke lapangan untuk penertiban. Kami berikan mereka pembinaan dan teguran tertulis, setelah itu kami minta mereka membubarkan diri,” kata Suharyana, Minggu (3/10).

Dikatakan, kemunculan gacong itu baru pertama kali diketahui, maka sesuai SOP yang berlaku, pihaknya hanya memberikan teguran tertulis dan memberikan pembinaan. Namun, jika mereka masih membandel dan kembali ditemukan melakukan tindakan serupa, maka akan diambil tindakan yang lebih tegas.

Suharyana menegaskan, akan terus mengintensifkan pengawasan di lapangan, agar kemunculan gacong bisa ditekan. Namun, untuk mengatasi agar gacong tidak muncul kembali, pihaknya menilai, diperlukan upaya penuntasan dari sumber, sesuai dengan poin kesepakatan bersama antara pengusaha, OPD, dan tokoh yang dulu dilangsungkan di kantor Camat Kutsel.

“Adapun poin yang yang dimaksud adalah agar pengusaha watersport tidak lagi memberikan fee kepada para gacong. Sebab, selama ini gacong ada tidak lepas dari faktor tersebut. Kalau masih ada tempat usaha yang memberikan fee, gacong akan terus kucing-kucingan dengan kami,” kata Suharyana.

Dikonfirmasi terpisah, Camat Kutsel Ketut Gede Arta, membenarkan aktivitas gacong kembali muncul. Menurutnya, munculnya kembali fenomena gacong tidak terlepas dari sinyal mulai bangkitnya pariwisata Bali, dengan meningkatnya kunjungan wisatawan.

Berkaca dari kondisi itu, Gede Arta menilai perlu dilakukan upaya dan langkah pengaturan bersama di lapangan. Baik dari pemerintah, asosiasi, pengusaha, dan masyarakat setempat, dalam memberikan pelayanan wisata yang ramah dan nyaman kepada wisatawan. Jangan sampai karena aktivitas gacong yang kurang ramah kepada tamu, malah menjadi boomerang dan berdampak luas bagi sektor wisata tirta secara keseluruhan.

Demi mempercepat pengentasan masalah gacong, lanjut Gede Arta, semua pihak harus bersinergi dan berkolaborasi. Hal itu sama halnya saat sinergi dalam penanganan kasus Covid-19, pengendalian kasus bisa dilakukan optimal dan terlihat efektivitasnya. “Saya optimis, jika kita lakukan sinergi dan pengaturan bersama, masalah gacong ini segera bisa diatasi. Kita harus bersama-sama bergerak, menegur, membina, mengedukasi hal ini, demi sektor pariwisata,” tegasnya. *dar

Komentar