nusabali

Pokdarwis Dukuh Penaban Raih Destination Award

  • www.nusabali.com-pokdarwis-dukuh-penaban-raih-destination-award

AMLAPURA, NusaBali
Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Adat Dukuh Penaban, Kecamatan Karangasem meraih penghargaan Entrepreneurial Destination Award 2021 atas kegigihannya secara mandiri mendirikan dan mengelola Objek Wisata Museum Pustaka Lontar sejak tahun 2017.

Penghargaan diterima Ketua Pokdarwis Desa Adat Dukuh Penaban I Nengah Sudana Wirawan SE MAP secara daring oleh Planet Tourism Indonesia, dipantau dari Objek Wisata Museum Pustaka Lontar, Banjar Adat Dukuh Bukit Ngandang, Desa Adat Dukuh Penaban, Kecamatan Karangasem, Kamis (23/9).

Nengah Sudana yang juga Penyarikan Desa Adat Dukuh Penaban memaparkan, menerima penghargaan Destination Award setelah melalui verifikasi ketat dengan mengisi portofolio. Pada portofolio wajib masuk dokumen yang isinya di antaranya ide membangun museum, sejak kapan ide itu muncul, dukungan dari masyarakat, dampak kehidupan sosial, dan menjaga keberlangsungan lontar yang disimpan tersebut.

Nengah Sudana mengatakan, ide membuat Museum Pustaka lontar tertuang dalam paruman Desa Adat Dukuh Penaban. Membangun museum lontar bertujuan untuk penyelamatan lontar milik masyarakat yang selama ini kurang terurus. Di samping ada dukungan lahan milik desa adat seluas 1,5 hektare sebagai tempat museum," jelas Nengah Sudana. Begitu ide disetujui krama Desa Adat Dukuh Penaban, langsung menjadwalkan gotong royong secara kontinyu, merabas semak-semak, menata lahan untuk mendirikan bangunan yang diperlukan, dengan tetap mempertahankan geografis alam agar terlihat alami.

Setelah bangunan berdiri, masyarakat ramai-ramai menitipkan lontarnya, terkumpul 325 cakep lontar. Lontar secara rutin dipelihara dengan konservasi lontar, sehingga lontar terawat dengan baik, terjaga kualitasnya bahkan kualitas jadi meningkat, karena dibersihkan, dijemur secara berkala, sehingga terhindar dari serangan rayap. Objek ini juga untuk kemah siswa, pelatihan serati banten, pelatihan pamangku, seminar, dan acara lainnya yang bersahabat dengan alam.

Bendesa Adat Dukuh Penaban Jro Nengah Suarya mengakui hal itu. Ide itu muncul di paruman, didukung warga, memanfaatkan lahan kebun kelapa di Banjar Dukuh Bukit Ngandang, kemudian secara bertahap berdiri bangunan penunjang objek. “Kami bukan sekadar memamerkan lontar, juga bisa belajar nyurat aksara Bali. Punya tagline malali sambil malajah (rekreasi sambil belajar),” kata Jro Nengah Suarya. *k16

Komentar